Hari Kamis Paskah III
Ketika masih bertugas sebagai pastor di Timor Leste, saya memiliki pengalaman-pengalaman pelayanan pastoral yang menarik. Salah satunya adalah ketika mengunjungi seorang bapa yang sedang sakit keras, usia sekitar 80 tahun dan mau dibaptis sebelum meninggal dunia. Keluarganya meminta saya untuk membaptisnya sebelum dia meninggal dunia. Ketika berada di dekat tempat tidurnya, saya bertanya: “Apakah bapa percaya Tuhan Yesus?” “Apa?” tanya dia. Saya dengan suara lebih lantang: “Apakah bapa percaya Tuhan Yesus?” Dia menjawab, “Ya yang berambut gondrong” sambil mengangguk. Saya bertanya lagi, “Bagaimana bapa bisa percaya pada orang berambut gondrong?” Dia menjawab: “Kelihatan Dia orang baik” Setelah itu saya mengajarnya tanda salib dan membaptisnya. Ketika meninggal dunia seluruh keluarga sangat bergembira. Bapa itu juga meninggal dalam damai.
“Tidak seorang pun dapat datang kepadaKu jika ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” Kisah sederhana bapa yang terpesona dengan gambar Yesus yang berambut gondrong, kisah tentang sida sida Etiopia menandakan perhatian Allah Bapa yang menarik mereka kepada Yesus. Kita semua yang menjawabi panggilan Tuhan dan dibaptis juga mengalami proses yang sama yakni ditarik oleh Bapa kepada Yesus di hari pembaptisan kita. Kita ditarik kepada Yesus dan Ia akan membangkitkan kita pada akhir zaman. Yesus sendiri yang melihat Bapa karena Ia datang dari Allah. Oleh karena itu orang yang percaya kepadaNya akan memperoleh hidup kekal.
Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk berefleksi lebih mendalam lagi tentang sakramen Ekaristi. Dalam bacaan pertama kita mendengar pentingnya Sabda Tuhan yang dibaca dan dijelaskan sehingga membuat orang menjadi percaya. Di bacaan Injil Yesus berbicara tentang Roti hidup disantap supaya orang memperoleh hidup kekal. Roti Hidup adalah daging, Tubuh Yesus sendiri. Orang-orang yang beriman dapat percaya bahwa roti adalah sungguh-sungguh Tubuh Kristus. Setiap kali menerima komuni kudus sang pelayan komuni mengatakan: “Tubuh Kristus” dan kita menjawab “Amen” artinya saya sungguh-sungguh percaya bahwa benar-benar Tubuh Kristus. Pertanyaan bagi anda dan saya: Apakah kita sungguh-sungguh memiliki mata iman dan percaya pada kehadiran nyata Yesus Kristus dalam sakramen Ekaristi?