Hari Minggu Paskah II
Kerahiman Ilahi
Kis 5:12-16
Mzm 118: 2-4.22.25-27a
Why 1:9-11a.12-13.17-19
Yoh 20:19-31
KerahimanMu Kurasakan!
Hari Minggu sesudah hari Raya Paskah juga dikenal sebagai Hari Minggu Kerahiman ilahi. Dalam buku catatan harian St. Faustina, memuat empatbelas bagian di mana Tuhan meminta suatu pesta atau perayaan “Kerahiman ilahi” yang ditetapkan secara resmi oleh Gereja:
“Pesta ini muncul dari lubuk kerahimanKu yang terdalam, dan diperteguh oleh kedalaman belas kasihKu yang paling lemah lembut. Adalah kehendakKu agar pesta ini dirayakan dengan khidmat pada hari Minggu pertama sesudah paskah. Aku menghendaki pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa teristimewa para pendosa yang malang. Pada hari itu lubuk belas kasihKu yang paling lemah lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahi imanKu”
Adalah Paus Yohanes Paulus II. Ia dikenal dengan sebutan Paus kerahiman ilahi menetapkan setiap hari Minggu Paskah II secara resmi dirayakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi di dalam Gereja Katolik. Hal ini diumumkan secara resmi pada tanggal 30 April 2000 bertepatan dengan kanonisasi St. Faustina Kowalska. Paus Yohanes Paulus II juga memberi tugas kepada para imam dalam
Dekrit Penitensiary Apostolik tanggal 28 Juni 2002 untuk menjelaskan kepada semua umat katolik makna Minggu Kerahiman Ilahi.
Dalam hari-hari novena baru-baru ini, ada seorang umat yang bertanya kepadaku, apa makna kerahiman ilahi di dalam hidupnya sebagai orang katolik. Pertama kita perlu memahami makna kata kerahiman ilahi. Dalam bahasa Yahudi selalu dipakai dua kata kunci yang dikenakan pada sifat Allah yaitu rahamim dan khesed. Allah digambarkan memiliki kebaikan seperti seorang ibu yang memiliki rahim, untuk melindungi, menjaga dan memelihara anak di dalam kandungannya. Demikian manusia merasakan yang sama di dalam “rahim Allah”. Dalam bahasa Yunani di sebut heleos, bahasa Latin Misericordia dan bahasa Inggris mercy. Dengan memahami kata-kata ini maka Pesta kerahiman ilahi hendak menyadarkan semua manusia akan kerahiman, belas kasih dari Tuhan Allah yang tiada habis-habisnya bagi manusia. Manusia memiliki kebiasaan jatuh dalam dosa dan mengandalkan keselamatan, pengampunan dan pembaharuan di dalam hidupnya. Maka kerahiman ilahi dapat dirasakan dengan memandang Kristus tersalib. Dia menyerahkan diriNya untuk menunjukkan kerahiman Bapa yang kekal.
Lalu apa hubungan bacaan-bacaan suci hari Minggu ini dengan Pesta Kerahiman Ilahi? Penginjil Yohanes hari ini mengisahkan bahwa para murid Yesus masih ketakutan berkumpul di dalam suatu ruangan yang tertutup rapat. Pada saat itu Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka dan menyapa: “Shalom!” Ia menunjukkan tangan dan lambungNya kepada mereka. Mereka sangat bersukacita melihatNya sehingga Ia berkata sekali lagi “Shalom! Sama seperti Bapa mengutus Aku demikian juga Aku mengutus kamu” Setelah itu Ia menghembusi mereka dengan Roh Kudus. Ia berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang,dosanya diampuni. Dan jikalau kamu mengatakan dosa orang tetap ada maka dosanya tetap ada.”
Hal-hal yang kiranya mengajak kita untuk merasakan kerahiman Tuhan adalah: Kehadiran Yesus di tengah para murid yang sedang ketakutan dan memberikan Salam damaiNya kepada mereka. Sapaan seperti ini memiliki makna yang luhur. Kerahiman Allah dirasakan di dalam hati yang damai. Yesus juga mengutus para muridNya untuk mewartakan kerahiman Allah Bapa melalui pengampunan dosa. Kuasa mengampuni dosa berasal dari Roh Kudus yang dicurahkan atau dihembuskan oleh Yesus sendiri. Nah dalam sakramen Tobat atau pengampunan dosa, kasih Allah itu dirasakan tiada batasnya. Dialah yang mengampuni tanpa memperhitungkan dosa-dosa kaum pendosa. Roh Kudus juga dihembus supaya hidup lama bisa diubah menjadi baru. Tentu saja butuh iman yang kuat kepada Tuhan Yesus yang bangkit mulia.
Lukas dalam Bacaan Pertama dari Kisah Para Rasul menggambarkan bagaimana pesan Tuhan Yesus bagi para rasulNya sebagai pembawa kerahiman ilahi sungguh-sungguh terlaksana. Sikap hidup mereka yang baik membuat banyak orang di Yerusalem menyenangi dan menghormati mereka. Banyak orang juga menjadi percaya kepada Tuhan. Kerahiman Tuhan dirasakan terutama oleh orang-orang sakit yang yang dibaringkan merasakan penyembuhan, meskipun hanya bayangan Petrus saja. Di samping orang-orang sakit, mereka yang kerasukan roh jahat pun mengharapkan kerahiman Tuhan melalui Petrus dan teman-temannya.
Dalam Kitab Wahyu, gambaran kerahiman ilahi adalah pada figur Anak Manusia yang berpakaian jubah putih. Dialah yang mengatakan: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Aku adalah yang hidup. Aku telah mati namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya”. Yesus telah menumpahkan darahNya yang mulia dan air dari lambungNya
yang kudus untuk menyucikan umat manusia. Ini adalah wujud kasih Yesus yang mendorong kita semua untuk bertumbuh dalam kasih persaudaraan.
Sabda Tuhan dan Pesta Kerahiman ilahi pada hari ini mengajak kita untuk memfokuskan perhatian kita pada dunia yang kita huni. Begitu banyak dosa dan salah yang dilakukan umat manusia. Dimana-mana terjadi peperangan, perlakuan-perlakuan yang tidak adil terhadap sesama, martabat manusia diinjak-injak, sakit penyakit yang merajalela. Semua situasi ini diakibatkan oleh dosa. Dunia membutuhkan kerahiman ilahi untuk membaharuinya. Manusia membutuhkan kerahiman ilahi, hembusan Roh Kudus yang menyadarkannya akan dosa dan salahnya sehingga ia bisa bertobat. Suasana yang tidak menentu di dunia diganti dengan kasih Allah yang tiada batasnya. Tugas manusia adalah membawa kasih Allah, hidup baru kepada semua orang. Tentu saja butuh iman kepada Tuhan sumber kerahiman. Apakah anda sungguh-sungguh percaya pada Tuhan? Kalau anda sungguh percaya maka rasakanlah kerahimanNya.
Doa: Allah yang maharahim, kasihanilah kami orang berdosa ini. Amen
PJSDB