Hari Sabtu, Prapaskah IV
Yer 11:18-20
Mzm 7:2-3.9bc-10.11.12
Yoh 7:40-53
Apakah anda juga mengenal Yesus?
Mengenal Yesus berarti bertobat. Demikian pernyataan seorang ibu ketika memberi kesaksian imannya di dalam sebuah persekutuan doa. Ia bersekolah di sekolah katolik dari TK sampai SMA. Setiap kali mendengar nama Yesus, ia merasa sesuatu yang berbeda: ada rasa kesal, ada juga rasa ingin tahu tentang siapa Yesus itu sebenarnya. Pada suatu kesempatan ia menemukan buku “Mengikuti Jejak Kristus” buah karya Thomas A Kempis. Dia membacanya dan semakin lama membaca ia semakin rindu untuk menjadi bagian dari Yesus. Dia lalu memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus di dalam gereja katolik. Itu sebabnya ia mengatakan bahwa mengenal Yesus berarti bertobat, berbalik kepada Yesus dan mencintaiNya.
Pengalaman sederhana ini kiranya membantu kita untuk memahami perikop Injil pada hari ini. Ketika berada di Yerusalem, Yesus berkata: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum. Barang siapa percaya kepadaKu akan mengalami aliran air hidup di dalam hatinya” (Yoh 7:37-38). Tentu saja Yesus bermaksud membicarakan Roh Kudus yang akan dicurahkan kepada para muridNya. Mendengar perkataan Yesus ini, banyak orang menjadi tertarik dan ingin mengenal Dia. Apa pandangan mereka tentang Yesus? Orang-orang saat itu memang melihat tetapi tidak mengenalNya. Ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah “nabi yang akan datang” (ayat 40). Ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 41). Ada juga yang mengatakan Yesus bukan Mesias karena Dia orang Galilea. Seharusnya Mesias itu orang Bethlehem karena Daud berasal dari kota itu.
Perbincangan orang-orang tentang identitas Yesus menunjukkan bahwa Yesus memang istimewa. Yesus menarik perhatian mereka, seorang pribadi yang mengagumkan. Mereka sangat tertarik dengan semua perkataanNya. Sayang sekali mereka belum mengimani Yesus sehingga mereka ingin menangkap dan membunuhNya. Hanya Nikodemus yang tampil untuk membela Yesus. Ia berkata: “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?” (Yoh 7: 51).
Pengalaman Yesus juga pernah dialami nabi Yeremia sebagaimana kita dengan dalam bacaan pertama. Nyawanya juga terancam di Anatot. Ia merasa dirinya seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih. Orang-orang di sekitarnya sepakat untuk menganiayanya: “Marilah kita membinasakan pohon ini dengan buah-buahnya. Mari kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi”. Di dalam situasi yang tidak menentu ini, Yeremia tetap percaya pada semua rencana Tuhan. Ia berdoa dan memperoleh kekuatan dari Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhan sendirilah yang akan membalasnya.
Bacaan-bacaan Suci pada hari ini menarik perhatian kita. Orang-orang di Yerusalem saat itu memang melihat dan mendengar Yesus tetapi mereka tidak mengenal Dia. Orang-orang saat itu mirip dengan orang-orang zaman ini. Banyak yang mengaku pengikut Kristus tetapi tidak mengenal Yesus. Mereka jarang ke Gereja, orang katolik Natal dan Paskah. Ada yang bahkan ekstrim: Tidak pernah ke gereja tetapi mudah tersinggung kalau orang lain menodai agama katolik. Kalau ada orang yang membakar patung Bunda Maria, bakar gereja, mereka-mereka ini tampil, mau jadi pahlawan. Mereka berkata: “Kami ini tidak pernah ke Gereja tetapi merasa sakit hati kalau gereja kami diganggu”.Orang-orang seperti ini tidak hebat dan tidak kristiani karena Yesus Kristus tidak pernah mengajar tentang kekerasan dan saling membenci. Hal yang diajarkan Yesus adalah: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. (Mat 5:44).
Bacaan-bacaan Suci juga mengajarkan kita supaya jangan cepat mengadili sesama dengan hanya melihat bagian luarnya saja. Orang-orang melihat Yesus, melihat nabi Yeremia langsung berniat jahat terhadap mereka. Bukankah banyak di antara kita juga demikian: lebih cepat mengadili, berprasangka buruk dari pada melihat kebaikan dan jati diri sesama sebagai manusia yang baik, yang diciptakan sewajah dengan Tuhan Allah sendiri. Kita dikoreksi untuk melakukan sebuah pertobatan. Pertobatan dalam hal apa? Kita diingatkan untuk melihat dan mengenal Yesus di dalam diri sesama. Layanilah sesama terutama saudara yang paling kecil adalah sama dengan melayani Yesus sendiri (Mat 25:40). Kita juga diingatkan untuk melihat hal-hal terbaik di dalam diri sesama. Mari kita ikut Yesus yang tidak memperhatikan dosa-dosa kita, tetapi iman kita. Iman yang menyelamatkan!
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk melihat hal-hal terbaik di dalam diri sesama kami. Amen
PJSDB