Tuhanlah tempat pengungsianku!
Beberapa waktu yang lalu ada kepanikan di kalangan tertentu, terutama menjelang pengumuman pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Konon ada banyak yang panik dan takut ada kerusuhan yang mirip dengan kerusuhan tahun 1998. Itulah sebabnya banyak orang mencari aman di luar negeri. Tentu saja orang berharap untuk menjadi tenang di tanah orang. Tetapi situasi ini tentu berbeda dengan sebuah desa di Sumba Barat Daya. Desa ini sudah dikenal dengan kebiasaan perang tanding meskipun masalahnya mungkin hanya sepeleh. Banyak rumah penduduk yang dibakar sehingga pihak kepolisian dan brimob harus turun tangan untuk menjaga keamanan di sana. Situasi perang tanding dan kerusuhan selalu terjadi dalam masyarakat yang kurang berefleksi! Andaikan saja mereka merasa sebagai anak Tuhan maka mungkin kisahnya sedikit berbeda.
Daud memiliki pengalaman yang keras pada zamannya. Pengalamannya mirip nabi Yeremia dan Tuhan Yesus. Ketika mengalami situasi seperti ini, Daud masih tetap mengandalkan Tuhan. Ia berdoa: “Lepaskanlah aku dari musuhku, ya Allah, Bentengilah aku terhadap orang-orang yang melawan daku. Lepaskanlah aku dari orang-orang yang melawan kejahatan dan selamatkan lah aku dari para penumpah dara. Ya kekuatanku, bagiMu aku mau bermazmur; sebab Allahlah bentengku, Allahku dengan kasih setiaNya” (Mzm 59:2-3.17-18). Tuhan Yesus juga mempersembahkan segalanya kepada Tuhan.
Pengalaman Daud ini menjadi pengalaman kita semua. Banyak kali kita juga bergumul dengan Tuhan, bergumul dengan sesama dan bergumul dengan diri sendiri. Kita butuh kesadaran untuk tetap percaya dan berharap kepada Tuhan. Masalah kehidupan kita itu kecil, tidak sebanding dengan belas kasih Tuhan yang berlimpah ruah. Tidak sama dengan salib yang dipikul Yesus PuteraNya. Andalkanlah Tuhan dalam hidupmu.
P. John SDB