Hari Rabu, Pekan Biasa XX
Peringatan Wajib St. Bernardus
Yeh. 34:1-11
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Mat. 20:1-16a
Allah kita itu murah hati dan berbelas kasih!
Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan peringatan St. Bernardus dari Claivaux. Ia lahir pada tahun 1090 di dekat Dijon, Prancis. Orang tuanya bernama Tescelin Sorrel dan Aleth Montbard. Dalam sejarah Gereja, Bernardus berada di antara deretan nama para Bapa Gereja yang terakhir. Ia mengawali hidupnya sebagai seorang pribadi yang menyukai hal-hal duniawi. Ia berubah ketika bersama beberapa rekan, mereka mencoba hidup sebagai pertapa di pertapaan Citeaux yang dipimpin oleh Santo Stefanus Harding. Orang tuanya tidak menghendaki supaya ia membiara tetapi ia menjelaskan bahwa hidup membiara adalah keputusan pribadinya.
Di bawah bimbingan Abbas Santo Stefanus, Bernardus mempelajari Kitab Suci dan tekun menulis buku-buku. Kemahirannya dalam bahasa Latin sangat membantu dia di dalam menerangkan dengan jitu makna Sabda Allah bagi hidup manusia. Karena kepandaiannya dan kesalehan hidupnya, ia ditugaskan mendirikan sebuah biara pertapaan baru. Bersama 12 orang rekannya, Bernardus berangkat ke sebuah lembah yang disebut Claivaux. Disana ia mendirikan pertapaan yang lazim disebut Pertapaan Claivaux. Di bawah kepemimpinannya, biara ini berkembang pesat di seluruh Eropa. Ada sekitar 70 buah biara baru didirikan selama masa hidupnya. Di mana-mana di seluruh Eropa terdapat banyak biarawan asuhan Bernardus, sehingga Bernardus disebut juga sebagai pendiri kedua Ordo Sistersian setelah Santo Stefanus Harding.
Ia juga dikenal sebagai seorang pewarta, pembawa damai dan penegak kebenaran. Ia dengan gigih membela hak Paus Innosensius II (1130-1143) melawan rongrongan Paus tandingan Anakletus pada 1130, menentang pandangan-pandangan salah dari Petrus Abelard III (1145-1153) bekas asuhannya di pertapaan Claivaux. Bernardus diutus ke Jerman dan Prancis untuk berkhotbah menentang ajaran sesat Albigensia. Khotbah-khotbahnya sangat berpengaruh dan tulisan-tulisannya mengilhami mistisisme Abad Pertengahan. Ia meninggal dunia pada tahun 1153; dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1174 dan diakui sebagai Pujangga Gereja, bahkan Bapa Gereja terakhir pada tahun 1830.
Dari riwayat hidupnya ini kelihatan jelas bahwa Bernardus mengalami seorang Allah yang murah hati dan berbelas kasih kepadanya. Pengalaman pertobatan dan hasrat yang besar untuk menghadirkan Allah dalam kebersamaan di dalam pertapaan adalah jiwa dari kemurahan hati dan belas kasih Allah di dalam diri St. Bernardus.
Pada hari ini kita mendengar dari Injil, sebuah perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan untuk menggambarkan Allah itu murah hati dan berbelas kasih (Mat 20: 1-16). Di dalam kisah ini, kita bisa menyaksikan sebuah tragedi besar di dunia, dalam hal pengangguran, kehilangan pekerjaan dan tak ada daya juang untuk hidup sebagai manusia yang semestinya. Pada zaman Yesus, orang-orang seperti ini biasanya berada di pasar dan menunggu orang-orang bermodal supaya mempekerjakan mereka di perkebunan tertentu selama seharian. Honor bisa diterima sesuai keputusan bersama antara tuan kebun dan pekerja-pekerja. Dalam kisah ini, kesepakatan honornya adalah sedinar sehari waktu kerja.
Para pekerja diundang untuk bekerja dalam waktu-waktu yang berbeda. Ada yang mulai bekerja pada jam enam pagi, sembilan pagi, duabelas siang, tiga sore dan lima sore. Pada akhir hari, mandor kebun diperintahkan tuannya untuk membayar para pekerja mulai dari jam lima, tiga, duabelas, sembilan dan enam pagi dengan honor yang sama yakni satu dinar. Para pekerja lupa kesepakatan awal bahwa upah kerja sehari adalah satu dinar, tidak memandang kapan orang itu mulai masuk kerja. Inilah yang menimbulkan pertentangan di antara mereka karena para pekerja merasa bahwa tuannya tidak adil. Tetapi tuannya berkata: “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat 20:13-15).
Kisah ini menggambarkan seorang Allah yang murah hati, berbelas kasih dan memberikan pekerjaan bagi kita demi kerajaanNya. Ia murah hati dan membiarkan semua orang masuk ke dalam kerajaanNya, baik orang yang bekerja dari awal hari maupun pada akhir hari. Nah, kita bisa melihat di sini bahwa honor yang diterima memang sama karena tergantung tuan yang empunya kebun dan kesepakatan, tetapi motivasi bekerja itu berbeda. Kita melihat bahwa ada orang yang bekerja hanya demi uang atau honor, tetapi orang lain bekerja untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia yang bisa mengasihi, bahagia dan melayani sesama. Tuhan juga menghendaki kita supaya bekerja bukan demi uang tetapi demi kasih kepada sesama, dan semangat untuk melayani dengan sukacita.
Di dalam bacaan pertama, kita mendengar bagaimana Tuhan mengecam para gembala di Israel karena mereka menggembalakan diri mereka sendiri bukan domba yang Tuhan berikan kepada mereka. Motivasi yang dimiliki para gembala adalah demi kepuasaan diri terutama ketika menikmati domba sebagaimana adanya tetapi tidak mau menggembalakan mereka. Akibatnya domba-domba itu tercerai berai. Tuhan dengan tegas berkata: “Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.” (Yeh 34:11).
Kita patut bersukur pada hari ini karena Tuhan hadir dalam diri St. Bernardus, inspirator kekudusan kita pada hari ini. Perubahan hidup yang radikal merupakan pilihan kekudusan yang patut kita ikuti supaya bisa menikmati kemurahan dan belas kasih Tuhan. Melalui sabda Tuhan kita mendapat motivasi yang bagus untuk bekerja bukan demi honor tetapi untuk mewujudkan hidup sebagai manusia yang bahagia dan bisa mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama. Tuhan adalah gembala yang setia mendampingi hidup untuk mewujudkan semuanya ini.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk setia dalam bekerja dan melayani Engkau dan sesama kami. Amen
PJSDB