Hari Kamis, Pekan III
Ibr 10:19-25
Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Mrk 4:21-25
Menampakkan Wajah Kristus
Max Lucado dalam bukunya “You Changed my life” menceritakan sebuah pengalamannya yang indah. Ia bercerita: “Aku mengenal seorang ayah yang sangat mencintai anaknya. Ia rela menghabiskan setiap malam di kursi mendampingi anaknya yang lumpuh karena kecelakaan mobil. Ini berarti dia tidak punya banyak waktu istirahat. Untuk menjaga sistem peredaran darah anaknya, para terapis memberi pemijatan di daerah tungkai dan lengannya setiap beberapa jam. Ayahnya menggantikan peran terapis setiap malam. Ia juga memasang alarm untuk membangunkan dirinya setiap beberapa jam sampai pagi. Sepanjang hari ia kembali ke tempat kerjanya untuk bekerja. Anak yang lumpuh karena kecelakaan ini merasa bahwa ayahnya juga menjadi sahabat yang meringankan penderitaannya.”
Ini sebuah kisah sederhana dan banyak orang tua selalu melakukannya kepada anak-anak mereka. Ada yang berubah menjadi lebih baik dalam perilaku karena anak mereka yang cacat atau berkebutuhan khusus. Seorang ibu pernah berkata, “Saya menjadi sabar dan memperhatikan sesama dengan baik karena setiap hari saya harus melayani anak saya yang cacat”. Seorang sahabat mengatakan ia menjadi semakin dekat dengan Tuhan karena melayani orang tuanya yang sakit karena stroke. Orang tuanya begitu pasrah kepada Tuhan, selalu berdoa di saat sakit. Orang sakit, orang cacat atau orang berkebutuhan khusus yang dianggap lemah di mata manusia ternyata memberi sumbangan yang sangat berarti di dalam kehidupan setiap pribadi yang dekat dengannya.
Penulis kepada jemaat Ibrani hari ini mengajak kita untuk kembali memandang Yesus sang Imam Agung kita. Berkat darahNya kita semua masuk ke dalam tempat yang kudus, penuh keberanian. Dialah yang membuka jalan baru dan memberi hidup kepada setiap orang karena pengurbanan diriNya bagi penebusan manusia. Oleh karena itu Dia layak menjadi kepala Rumah Allah. Memang sebagai Putera, Dia layak menjadi kepala Rumah Allah bagi kita. Ia sendiri berjanji bahwa ia pergi kepada Bapa untuk menyiapkan tempat karena di sana banyak tempat. Dia akan kembali untuk menjemput kita supaya di mana Dia berada kita juga berada (Yoh 14:2-3).
Apa yang harus kita lakukan untuk layak menghuni rumah yang dikepalai Yesus sendiri? Marilah kita memiliki iman untuk marasakan penebusan yang berlimpah dari Tuhan Yesus. Dialah yang membuat kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh. Hati nurani kita Ia bersihkan dari hati nurani yang jahat. Tubuh kita pun dibasuh dengan air yang murni saat di baptis dan saat Yesus menumpahkan darahNya yang mulia bagi kita. Kita juga diajak untuk memiliki harapan yang pasti karena Allah setia selamanya. Kita saling memperhatikan sebagai wujud kasih. Apabila ada yang memiliki kekeliruan, saling menasihati sebagai saudara itu penting. Tiga kebajikan teologal yaitu iman, harapan dan kasih yang diuraikan di sini memiliki kekuatan untuk menjadikan kita baru di dalam Kristus. Kita dimampukan untuk menampakkan wajah Kristus dalam hidup setiap hari.
Iman, harapan dan kasih juga membantu setiap pribadi untuk menjadi terang bagi sesama. Penginjil Markus melanjutkan pengajaran Yesus dalam perumpamaan-perumpamaan. Yesus berkata kepada para muridNya: “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditempatkan di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu rahasia yang tidak akan tersingkap.” Ada dua hal yang diungkapkan di sini. Pertama, Yesus adalah terang dunia. Ia datang untuk menerangi hidup setiap orang maka Yesus haruslah memiliki tempat yang tepat bagi setiap orang. Artinya Yesus itu istimewa dan setiap pribadi dipanggil untuk menampakkan wajahNya kepada sesama manusia. Kedua, kita ingat kotbah dibukit di mana Yesus meminta semua orang percaya: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di surga” (Mat 5:6).
Yesus melanjutkan pengajaran keduaNya: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula kepadamu dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun yang ada padanya akan diambil”. Apa yang dapat kita tangkap dari kata-kata Yesus ini? Kita diajak untuk memahami setiap perkataan Tuhan (Firman) yang kita dengar dalam hidup setiap hari. Tuhan menyelamatkan manusia sebagai sebuah anugerah kepada mereka yang percaya dan membuka dirinya pada Firman Tuhan. Kata ukuran dalam konteks Injil Markus adalah pemahaman tentang Sabda Yesus dalam wujud perumpamaan-perumpamaan. Artinya bagi setiap orang yang mendengar dengan baik Sabda Tuhan maka Tuhan sendiri akan menganugerahkan pengenalan yang lebih dalam rahasia Kerajaan Surga.
Kita bersyukur hari ini kepada Tuhan atas iman, harapan dan kasih yang Ia berikan secara cuma-cuma kepada kita. Kebajikan-kebajikan ini dapat menjadi serupa dengan lampu yang ditunjukkan hari demi hari supaya orang semakin dekat dan akrab dengan Tuhan, sumber terang bagi dunia.
Doa: Tuhan, bantulah kami supaya hari ini boleh menampakkan wajahMu kepada sesama kami. Amen.
PJSDB