Menuju Keabadian
St. Siprianus pernah mengatakan bahwa setiap orang yang lahir ke dunia ini, pada lehernya sudah diikat oleh tali kematian. Tali itu selalu menariknya menuju keabadian. Saya merasa bahwa perkataan orang kudus ini benar adanya. Kita mengawali hidup ini dengan sebuah kelahiran yang indah dan akan mengakhiri hidup ini dengan kematian yang indah pula. Tepatlah apa yang dikatakan Penulis kitab Pengkotbah: “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.” (Pkh 3:11). Kita semua akan mengalami keindahan ini dan akan menuju keabadian.
Penulis Kitab Pengkotbah hari ini mengarahkan pikiran kita untuk lebih berfokus lagi kepada Tuhan yang abadi Pkh 1: 2-11). Ia mengatakan: “Kesia-siaan, kesiasiaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia!” (Pkh 1:2). Segalanya boleh berubah tetapi Tuhan tetaplah satu, pencipta dan kekal. Diumpamakannya dengan keturunan yang satu dan keturunan yang lain datang tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit dan terbenam, akan kembali terbit seperti biasa. Angin tetap bertiup seperti biasa dari awal dan akan kembali tempat semula. Sungai boleh mengalir ke laut tetapi laut tak pernah penuh, sungai pun akan mengalir kembali ke tempat semula. Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari karena semua yang ada dan yang sudah dibuat akan dibuat lagi. Intinya adalah ada seorang Designer yaitu Tuhan sendiri yang memiliki kehendak untuk menciptakan dan mengatur segalanya.
Hari ini mata hati kita terbuka untuk melihat keagungan Tuhan melalui karya penciptaanNya. Semua yang diciptakan boleh bersifat sementara, fana tetapi sang penciptaNya adalah kekal adanya. Kita semua akan kembali kepadaNya pada saat yang indah. Mari kita senantiasa menyiapkan diri untuk kembali kepadaNya di saat yang indah nanti. Apakah anda sudah siap menuju keabadian?
P.John,SDB