Hari Jumat, Pekan Biasa XXXIV
Why 20:1-4.11-21:2
Mzm 84:3,4,5-6a.8a
Luk 21: 29-33
Pandai Membaca Tanda Zaman
Para petani di daerah pedesaan umumnya pandai membaca tanda-tanda alam: kapan mereka bisa menyiapkan lahan, menanam dan menuai. Ada yang menyiapkan lahan lalu harus menunggu hingga musim hujan tiba baru bisa menanam benih. Pada saat hendak menanam, mungkin rumputnya sudah tinggi sehingga mereka harus membersihkannya baru menanam benih. Ada juga yang melihat warna awan di langit dan mereka bisa mengetahui kapan hujan akan tiba. Arah angin juga bisa menjadi penentu datangnya hujan atau tetap musim kering. Semua proses itu mereka alami setiap tahun. Belajar dari pengalaman maka mereka bisa pandai membaca tanda zaman.
Tuhan Yesus sendiri pernah mengingatkan para muridNya karena mereka juga bisa membaca tanda-tanda zaman. Ia berkata: “Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?” (Luk 12: 54-56).
Pada hari ini Tuhan Yesus membuka pikiran kita untuk mengerti tanda-tanda zaman dalam konteks kedatanganNya sebagai Anak Manusia dalam kemuliaanNya. Ia memberi perumpamaan tentang pohon ara atau pohon apa saja. Kalau pohon itu bertunas maka tanda bahwa musin panas akan segera tiba. Pengalam hidup yang berasal dari fenomena alam ini kiranya membantu kita untuk memahami rencana Tuhan dalam hidup ini. Tanda-tanda ini hanya mendahului kedatangan Anak Manusia. Dengan memahaminya manusia bisa siap untuk menanti kedatanganNya.
Pada bagian terakhir dari Injil hari ini, Tuhan Yesus berkata: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.” (Luk 21:33). Dunia akan berlalu tetapi Sabda Tuhan kekal selamanya. Saya teringat komunitas kristen di Mesir ketika gereja-gereja mereka di bakar. Mereka tidak terpancing emosi berkepanjangan tetapi hanya berkata: “You can burn our churches but you can’t touch our faith”.(Anda dapat membakar gereja-gereja kami, tetapi anda tidak menyentuh imanku). Sikap kemartiran bisa diungkapkan seperti ini: “You can take my life but you can’t touch my faith” (Anda dapat menghabiskan nyawaku tetapi anda sendiri tidak dapat menyentuh imanku).
Tuhan mengajar para MuridNya tentang sebuah perumpamaan yang sangat sederhana. Pohon ara dan pohon-pohon tertentu di Israel menjadi patokan untuk membaca tanda-tanda zaman. Di daerah empat musim selalu mengalami musim gugur, musim semi, musim panas dan musim hujan. Nah, Yesus mengingatkan para murid bahwa hidup mereka juga akan sesuai dengan musim-musim ini. Mereka akan mengalami musim gugur ketika ada penderitaan, penolakan bagi diri mereka dalam mewartakan Injil. Mereka akan mengalami musim semi ketika ada semangat baru untuk melayani Tuhan, khususnya dalam menghadirkan Kerajaan Allah.
Yohanes dalam Kitab Wahyu mengingatkan kita tentang Kerajaan seribu tahun. Ada malaikat kuat yang berhasil membelenggu ular naga, simbol kejahatan selama seribu tahun. Selama seribu tahun, ular naga itu ditawan oleh malaikat di jurang yang dalam. Jurang itu ditutup dengan meterai. Yohanes juga melihat banyak takhta dan orang-orang duduk di atasnya. Mereka diserahi kuasa untuk mengadili. Kita semua teringat pada credo, di mana kita juga percaya bahwa Tuhan Yesus akan datang untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Tuhan menunjukkan belas kasihNya dengan memberikan langit dan bumi yang baru. Langit yang pertama telah berlalu. Tuhan membaharui segala sesuatu sesuai kehendakNya.
Apa yang harus kita lakukan? Baik bacaan pertama maupun bacaan Injil mengingatkan kita bahwa Tuhan akan membaharui dunia dan isinya. Oleh karena itu sikap selalu siap sedia menanti kedatanganNya perlu dimiliki oleh setiap orang. Sabda Tuhan juga menjadi kekuatan bagi kita untuk menyambut kedatanganNya. Dunia akan berlalu tetapi SabdaNya tidak akan berlalu.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menyiapkan bathin menyambut kedatanganMu. Amen.
PJSDB