Minggu Pertama Adven/C
Yer 33:14-16
Mzm 25:4bc-5ab.8-9.10.14
1Tes 3:12-4:2
Luk 21:25-28.34-36
Penyelamatanmu sudah dekat!
Hari ini adalah hari Minggu pertama Advent dan merupakan hari pertama tahun baru liturgi Gereja katolik, tahun C. Sepanjang tahun liturgi yang baru ini, Sabda Tuhan akan membimbing kita untuk selalu mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan sendiri. Di awal tahun baru liturgi Gereja, kita sebagai umat Allah perlu menyusun rencana dan strategi tertentu untuk bertumbuh secara rohani. Tentu saja semuanya ini sejalan dengan hidup menggereja. Misalnya, menjelang akhir tahun liturgi paroki-paroki atau kelompok kategorial tertentu selalu mengadakan Rapat Kerja supaya mengevaluasi dan menyambut peluang-peluang pelayanan baru di dalam gereja secara teritorial dan kategorial.
Santu Sirilius dari Yerusalem pernah memberi sebuah pengajaran yang mendalam tentang masa Advent. Kedatangan Yesus yang pertama dalam sejarah ditandai dengan kesabaran yang mendalam. Mengapa? Karena rencana keselamatan ini sudah ada dalam Kitab Perjanjian Lama. Kekhasan lain dari kedatangan Yesus yang pertama menurut Sirilius adalah ketika hendak dilahirkan di Betlehem keluarga kudus ditolak, tidak ada tempat untuk menginap. Yesus dilahirkan di dalam kandang dan dibungkus dengan kain yang tipis. Ia juga memikul salib hingga wafatnya juga di atas kayu salib.
Kedatangan Yesus yang sekarang kita kenang dan nantikan dalam masa adven secara liturgis membantu kita untuk menanti kedatangan Yesus untuk kedua kalinya. Dia akan datang dalam kemuliaan dan kuasa untuk mengadili orang yang hidup dan mati. PakaianNya akan putih berkilau-kilauan. Semua orang akan dikumpulkannya dari seluruh penjuru bumi dan mereka yang layak dihadapanNya akan menikmati perjamuan kekal bersamaNya.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Minggu pertama Adven ini membantu kita untuk percaya bahwa hari penyelamatan dari Tuhan sudah dekat. Apa tanda-tanda adanya hari penyelamatan itu?
Nabi Yeremia dalam bacaan pertama memberikan jaminan bagi umat Allah untuk tetap percaya kepada Allah. Jaminan atau harapan yang diberikannya kepada umat Allah adalah akan muncul Tunas Keadilan Daud (Mesias) yang akan menyelamatkan umat Tuhan dari situasi masyarakat yang tidak adil. Tunas Keadilan berperan dalam melaksanakan keadilan dan kebenaran. Janji Tuhan melalui Yeremia ini merupakan harapan bagi seluruh Umat Allah. Memang mereka jatuh dalam dosa berulang kali namun kasih dan kemurahan Tuhan tetap kekal bagi mereka. Tuhan tetap memperhatikan umat kesayanganNya.
Paulus dalam bacaan kedua juga memberi harapan dan masa depan yang baik bagi Umat Allah di Tesalonika. Mereka diharapkan untuk tetap bertahan di hari kedatangan Yesus karena di dalam diri mereka telah tumbuh kasih dan kebenaran. Hidup dalam kasih dan kebenaran dapat membantu setiap pribadi menjadi kudus, tanpa cacat dan cela di hadirat Tuhan. Kekudusan merupakan panggilan luhur bagi setiap orang.
Pikiran Paulus ini erat terkait dengan apa yang digambarkan Yesus di dalam Injil hari ini. Yesus menjelaskan tentang akhir zaman. Lukisan-lukisan yang bersifat apokaliptik memang menakutkan umat yang percaya kepada Allah namun semuanya itu hanya berupa tanda-tanda saja sebelum kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaanNya. Tanda-tanda yang bersifat apokaliptik memang menakutkan tetapi kedatangan Anak Manusia merupakan harapan yang pasti bagi orang-orang yang percaya kepadaNya.
Sikap bathin yang harus dibangun oleh orang-orang yang percaya kepadaNya adalah selalu berjaga-jaga dan berdoa. Sikap berjaga-jaga ini dihayati dalam hidup praktis misalnya tidak sarat oleh pesta pora dan kekhawatiran dunia. Banyak orang menggunakan kesempatan untuk berpesta dan mabuk-mabukan, masuk ke dunia khayalan. Ada juga orang yang khawatir akan hidupnya: makanan, minuman dan pakaian (Luk 12:22) dan harta kekayaan (Luk 8:14). Pesta pora dan kekhawatiran dapat membuat orang tidak siap untuk menanti kedatangan Tuhan. Apabila umat Allah percaya kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari hal-hal duniawi ini maka mereka akan tahan berdiri dihadapan Anak Manusia (Luk 21:36).
Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk menyadari bahwa warta sukacita tentang kedatangan Tuhan tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang berjaya dan hidup penuh kelimpahan, melainkan kepada umat Allah yang lemah dan menderita. Penderitaan sebagai manusia dan penderitaan sebagai pengikut Kristus. Oleh karena itu harapan akan masa depan yang baik adalah harapan orang-orang semacam ini. Tuhan akan memberikan kelegaan kepada orang yang menderita. Dia tidak akan meninggalkan pernderitaan dan kemalangan menimpa umat kesayanganNya selama-lamanya. Sarana yang ampuh dalam menanti kedatangan Tuhan adalah sikap berjaga-jaga dan berdoa. Doa membuat orang menjadi bijaksana di dalam hidup dalam arti mereka menggantungkan harapan kepada Tuhan bukan melarikan diri dari penderitaan dan kemalangan dan masuk dalam dosa: hiburan yang tidak sehat atau dunia kayalan belaka. Bagaimana dengan anda?
Ada beberapa butir pertanyaan sebagai bahan refleksi dari Sabda Tuhan pada pekan Adven pertama ini:
Apakah kita berjaga-jaga dan sabar mendengar Tuhan hari demi hari melalui ajaranNya (1Tes 4:2).
Apakah kita dapat menerima kehendak Allah dalam semangat penuh kerendahan hati dan sukacita sebagai abdi Tuhan?
Apakah kita akan mengandalkan Tuhan di dalam hidup ini?
Apakah kita dapat belajar untuk berkembang dalam hidup bersama dengan Yesus (1Tes 4:1)
Apakah kita dapat membawa diri sehingga dapat menyenangkan Tuhan (1Tes 4:1)
Beranikah kita meninggalkan hidup lama seperti kemabukan dan pesta pora? (Luk 21:34).
Apakah kita dapat bertumbuh menjadi kudus? (1Tes 3:13)
Ingatlah kata-kata Tuhan: “Berjaga-jaga dan berdoalah senantiasa!” Anda dan saya pasti bisa!
Doa: Maranatha. Amen
PJSDB