Yesus
Kita telah merenungkan Salam, Maria, penuh, rahmat, Tuhan, sertamu, terpujilah, engkau, di antara wanita, terpujilah rahimmu dan hari ini Yesus. Bagian pertama dari doa salam Maria diakhiri dengan menyebut nama Yesus. Memang rencana Allah untuk menyelamatkan manusia menjadi sempurna dalam nama Yesus. Nama Yesus berasal dari bahasa Latin yakni Iesus, dalam bahasa Yunani: Jesous. Dalam bahasa Yahudi: Jehosua atau Jesua yang berarti Allah yang menyelamatkan atau Allah penyelamat. Nama Jesua adalah nama yang umum di Israel saat itu. Sesuai berita dari Malaikat Gabriel maka Anak yang ada di dalam kandungan Maria akan dinamai Jesua oleh Yusuf (Mat 1:21).
Tentu saja Maria dan Yusuf merasa kaget dengan berita sukacita Malaikat Gabriel ini. Bagi Maria, berita sukacita ini membuat dirinya menjadi seorang ibu dan anaknya juga sudah memiliki nama, meskipun ia sendri belum melihat wajah anaknya. Hal yang sama tentu dialami Yusuf. Ia sedang berencana untuk menceraikan Maria secara diam-diam. Hal lain yang kiranya mengagetkan Yusuf juga adalah pesan Malaikat supaya menamai anak yang lahir dari Maria: Yesus, padahal Yesus juga belum lahir. Kehebatan dari Maria dan Yusuf adalah kerendahan hati dan ketaatan mereka pada rencana Allah. Allah mau menyelamatkan manusia dan Ia perlu manusia sebagai mitraNya yakni Maria dan Yusuf.
Penantian yang lama akhirnya terpenuhi ketika Maria melahirkan Yesus PuteraNya di Bethlehem. Dalam Bahasa Yahudi, Bethlehem berarti rumah roti, sedangkan dalam bahasa Arab berarti rumah daging. Kiranya nama tempat ini cocok dengan Yesus sendiri. Maria hadir sebagai ibu yang baik sepanjang hidup Yesus. Ketika Yesus mengalami paskah, Maria ada di sana. Maria juga adalah pribadi yang pertama-tama mengetahui bahwa Puteranya akan bangkit dari alam maut maka ia tidak merasa cemas. Ia menyimpan semuanya itu di dalam hatinya yang kudus.
Refleksi: Maria dipilih menjadi ibunda “Allah yang menyelamatkan”. Pengalaman iman Maria ini hendaknya meneguhkan para ibu untuk menyadari tugas panggilan mereka. Jadilah ibu yang baik dan kudus sehingga anak-anak dapat menjadi generasi penyelamat sesamanya.
PJSDB