Hari Kamis, Oktaf Paskah
Kis. 3:11-26
Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9
Luk. 24:35-48
Nama Yesus menyelamatkanku!
Sahabat saya barusan sembuh setelah beberapa bulan menginap di rumah sakit. Ia mengundang saya untuk merayakan misa syukur atas kesembuhannya. Pada saat itu ia membagi pengalaman pergumulannya di rumah sakit: kadang-kadang ia merasa putus asa dan tak berdaya karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Kadang-kadang ia juga merasa nyaman karena Tuhan selalu membuka jalan untuk kesembuhannya. Pada suatu saat ia mendengar suara Sari Simorangkir dalam lagu ini: “Bagi Tuhan tak ada yang mustahil, Bagi Tuhan tak ada yang tak mungkin, MujizatNya disediakan bagiku, Ku diangkat dan dipulihkanNya.” Beberapa kali lagu itu mengiang di telingannya dan ia yakin bahwa Tuhan pasti akan melakukan yang terbaik baginya. Ia merasa dikuatkan oleh kata-kata dalam lagu tersebut. Ketika dikunjungi oleh seorang Romo yang bertugas bersama Pastoral Care di Rumah Sakit itu, ia semakin diteguhkan dengan kata-kata ini: “Jangan takut. Tuhan Yesus pasti menyembuhkanmu.” Ia percaya akan kebenaran perkataan ini. Dia sembuh total dan bersyukur karena nama Yesus menyembuhkannya.
Para murid Yesus mendapat kekuatan Roh Kudus pada hari raya Pentekosta untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus. Petrus sangat yakin dengan perutusan ini maka sebelumnya ia sudah mengatakan kepada orang lumpuh bahwa emas dan perak tidak dimilikinya, hanya dalam nama Yesus orang Nazaret maka si lumpuh itu berjalan. Yesus adalah harta terbesar yang dimiliki para rasul dan hanya di dalam nama-Nya segala sesuatu bisa terjadi. Dalam nama Yesus segala sakit penyakit, kelemahan hidup bisa lenyap.
Setelah mukjizat penyembuhan orang lumpuh itu, ia tetap mengikuti Petrus dan Yohanes. Banyak orang terheran-heran melihatnya dan datang mengerumuni mereka di serambi Salomo. Ini menjadi kesempatan bagi Petrus untuk berkotbah tentang Yesus di hadapan mereka. Petrus mengingatkan orang banyak untuk tidak perlu merasa heran karena mukjizat itu bukan dilakukan oleh dia dan teman-temanya tetapi oleh Allah sendiri. Tuhan Allah telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang mereka serahkan kepada Pilatus telah ditolak di depannya karena Pilatus hendak membebaskan-Nya. Namun orang-orang Yahudi itu lebih menghendaki keselamatan Barabas dan menolak Yesus, Yang Kudus dan Benar.
Yesus yang telah dibunuh itu sudah bangkit dari antara orang mati. Sekali lagi Petrus menegaskan bahwa para rasul adalah saksi-saksi kebangkitan Yesus. Karena kepercayaan dalam Nama Yesus itu maka Nama yang sama juga sudah menguatkan dan orang yang barusan disembuhkan itu. Menurut Petrus, perbuatan jahat terhadap Yesus itu mereka lakukan karena mereka sendiri tidak mengertinya. Namun dengan cara demikian, Allah menggenapi Sabda-Nya bahwa sang Mesias harus menderita sampai wafat dan pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Semua hal tentang Mesias sudah dikatakan para nabi dan menjadi sempurna dalam diri Yesus. Pada akhirnya Petrus berkata: “Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.” (Kis 3:26).
Tuhan Yesus Kristus sudah bangkit dari kematian. Para rasul adalah saksi mata kebangkitan-Nya. Bagaimana situasi Yesus setelah kebangkitan-Nya? Bacaan Injil hari ini tentang penampakkan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Mereka sendang ketakutan tetapi ini menjadi kesempatan bagi Yesus untuk menyapa mereka: “Damai sejahtera bagi kamu.” (Luk 24:36). Ia menunjukkan diri-Nya sebagai manusia yang nyata, memiliki tubuh bukan seperti hantu sebagaimana dipikirkan para rasul. Ia bahkan meminta mereka untuk menyentuh dan merabanya. Karena mereka masih ragu maka Tuhan Yesus meminta sepotong ikan goreng dan memakannya di depan mata mereka. Ia membuka pikiran mereka dan mereka pun mengerti Kitab Suci.
St. Hironimus pernah berkata: “Tuhan Yesus mau menunjukkan kepada para rasul-Nya tangan dan lambung-Nya, Ia benar-benar makan bersama dengan para rasul, benar-benar berjalan bersama Kleofas, bercakap-cakap dengan lidah-Nya, Ia benar-benar mengambil roti, memberkati dan memecah-mecahkan dan memberikannya kepada para murid-Nya” St. Lukas di dalam bacaan Injil menambahkan bahwa Yesus meminta sepotong ikan goreng dan memakannya di depan mata mereka (Luk 24:43).
Pada ahirnya Tuhan Yesus berkata: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” (Luk 24:26-28). Nama Yesus menyelamatkan semua orang.
Saya mengakhiri homili ini dengan doa dari Mazmur: “Ya Tuhan, Allah kami, apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.” (Mzm 8:2a.5-9). Amen.
PJSDB