Hari Selasa, Pekan Biasa XXII
1Kor 2:10b-16
Mzm 145: 8-9.10-11.12-13ab.13cd-14
Luk 4:31-37
Yesus memang menakjubkan!
Yesus tampil memukau di Nazareth, kampung halamanNya. Semua mata tertuju padaNya, penuh keheranan karena melihat Dia sebagai figur yang tampil, penuh kuasa dan wibawa dalam kata dan karya. Namun demikian orang-orang di Nazareth sendiri mempertanyakan Yesus dan kuasa yang dimilikiNya. Orang tua dan saudara-saudara Yesus dikenal di kalangan mereka. Makanya ketika Ia tampil di Nazareth ada yang menerimaNya dengan baik, ada yang menolak karena mereka heran dari mana kuasa itu diterima Yesus.
Hari ini Penginjil Lukas coba membawa kita kapada Allah yang benar, kudus dan penguasa segalanya di dalam diri Yesus. Lukas mengisahkan bahwa Yesus meninggalkan Nazareth dan pergi ke Galilea, tepatnya di Kapernaun, kampung halamannya Petrus. Di sana ia masuk di dalam sinagoga pada hari Sabat untuk mengajar. Sekali lagi di tempat ini Yesus menunjukkan kuasa dan wibawaNya dalam setiap perkataan yang keluar dari mulutNya. Semua orang di dalam sinagoga itu takjub. Di dalam sinagoga juga terdapat seorang yang kerasukan roh jahat. Roh jahat itu merasa tak berdaya di hadapan Yesus. Roh itu berkata, “Apa urusanmu dengan kami hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu, Engkau adalah Yang Kudus dari Allah!” Yesus membentaknya dan mengusirnya dari dalam diri orang tersebut. Ia pun keluar dan orang kerasukan itu menjadi sembuh. Yesus dengan kekudusanNya mengalahkan roh jahat dengan ketidakkudusannya.
Kuasa Yesus ini mulai terlihat di depan umum setelah dibaptis di Sungai Yordan. Ia sempat digoda iblis di padang gurun tetapi Ia berhasil mengalahkannya (Luk 4:1-13). Dengan pengalaman kemenangan di padang gurun ini maka perlahan-lahan Yesus menunjukkan kuasaNya sebagai Putera Allah yang dapat melenyapkan kuasa-kuasa jahat di dunia. Di dalam sinagoga di Kapernaun, Yesus mengusir roh jahat yang merasuki seseorang dan roh jahat itu taat kepada Yesus ketika diusir keluar. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memang berbeda dengan para ahli taurat yang menganggap diri bijaksana dalam mengajar Kitab Suci. Yesus punya kuasa lebih dari itu. Ia mengajar dengan kuasaNya sebagai Putera Allah, Dia juga punya kuasa untuk membebaskan manusia dari kuasa roh jahat.
Paulus dalam bacaan pertama juga membuat pemilahan jenis roh yang diaplikasikan pada Allah dengan RohNya yang Kudus, pada manusia dan dunia yang berdosa. Roh itu menunjukkan relasi yang intim menghasilkan pilihan-pilihan hidup, kasih, dan pemikiran-pemikiran. Roh dunia dan si pendosa tidak boleh menutup dirinya di hadirat Tuhan, justru dengan Sabda Yesus akan mampu membukanya. Roh orang-orang yang beriman seharusnya terbuka, siap untuk mempelajari pikiran-pikiran Tuhan. Roh Tuhan akan merembes masuk dan menguasai hidup manusia. Disini terjadi dialog penuh kasih antara Allah dan manusia. Roh Kudus menguduskan roh manusia yang tidak sempurna menjadi sempurna. Roh Kudus menjadi kuasa kasih yang mempersatukan manusia dengan Tuhan.
Sabda Tuhan pada hari ini mengantar kita untuk semakin percaya pada Yesus dan kuasaNya. Dia seharusnya menjadi satu-satunya pribadi yang membuat kita terpesona dan takjub kepadaNya. Mengapa? Karena di dalam Yesus, semuanya kekal. Orang-orang yang mendengarnya saat itu terpesona dan mengalami hidup yang sebenarnya. Kita juga hendaknya memikirkan bahwa roh-roh jahat juga masih menguasai kehidupan kita. Banyak kali kita memang mengakui diri sebagai pengikut Kristus tetapi hidup kita masih diliputi oleh kuasa-kuasa kejahatan. Saudara-saudari, kita butuh Yesus untuk melepaskan kita dari kuasa-kuasa roh jahat manapun. Yesus tegas dan menghendaki para pengikutNya hidup sebagai orang-orang merdeka.
Doa: Tuhan, Engkaulah Putera Allah yang berkuasa dalam diri kami. Amen
PJSDB