Hari Rabu, Pekan Paskah II
Kis. 5:17-26
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9
Yoh. 3:16-21
Allah begitu mengasihi Dunia
Ada seorang sahabat merasakan pertobatan radikal ketika mengikuti sebuah retret dengan tema: “Allah begitu mengasihi dunia”. Mula-mula ia tidak merasa tertarik untuk mengikuti retret atau kegiatan rohani apa pun tetapi karena banyak temannya mengikuti retret itu sehingga ia pun mengikuti. Pastor pembimbing retret itu hebat. Ia mengantar mereka perlahan-lahan untuk menemukan makna terdalam kasih Allah di dalam hidup mereka. Mereka dibimbing hingga menemukan satu-satunya jalan Tuhan yakni jalan kasih.Kasih itu nyata di dalam diri Yesus Kristus Putera Allah. Ia kembali dari tempat retret ke rumahnya dengan hidup baru. Ia sadar bahwa kasih Tuhan adalah pengorbanan dan bahwa kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang (1Kor 13:5).
Pengalaman sederhana ini sangatlah menguatkan kita semua. Banyak kali Tuhan hadir dalam peristiwa-peristiwa sederhana yang bisa mengubah seluruh hidup kita. Nikodemus mengalaminya ketika ia datang untuk belajar kebijaksanaan pada Yesus, Rabi dari segala Rabi. Setelah Yesus menasihatinya untuk lahir dalam Roh supaya bisa melihat Kerajaan Allah, kini ia diantar oleh Yesus untuk memahami makna kasih yang sesungguhnya. Kasih adalah sebuah pengorbanan. Allah berkorban bagi dunia dalam diri Yesus Kristus, Putera-Nya.
Apa yang dilakukan Tuhan Allah? Dalam percakapan dengan Nikodemus, Tuhan Yesus berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yoh 3:16-17). Ini adalah salah satu perkataan Yesus yang sangat menghibur dalam Injil. Allah mengasihi kita dan Ia tidak akan berhenti mengasihi bahan memberi diri-Nya bagi keselamatan manusia. Dialah satu-satunya Penyelamat manusia. Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16), dan Ia hanya memiliki kasih bagi manusia.
Apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk menjawabi kasih Allah? Kita semua dipanggil Tuhan untuk senantiasa percaya kepada-Nya. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan yang begitu mengasihi-Nya akan memperoleh hidup abadi. Hidup abadi adalah hidup tanpa hukuman atau hidup dalam terang Tuhan. Orang yang tidak percaya kepada Tuhan patut mendapat hukuman karena ia lebih mencintai kegelapan. Orang seperti itu selalu melakukan kejahatan di dalam hidupnya.
Hidup bersama Tuhan selalu dihiasi dengan pengalaman pertobatan yang terus menerus. Manusia selalu memiliki concupiscencia atau kecenderungan untuk berbuat dosa. Kecenderungan untuk melakukan kejahatan dan tinggal di dalam kegelapan. Tuhan sendiri tidak menghendaki manusia hidup dalam kejahatan. Ia datang bukan untuk menghakimi. Ia mau menyelamatkan kita semua.Ia justru mengeluarkan kita dari kegelapan untuk hidup dalam terang sejati dan kita percaya bahwa Yesuslah terang sejati (Yoh 8:12).
Terang Kristus dirasakan oleh para Rasul dan memberanikan mereka untuk mewartakan Injil dan bersaksi bahwa Yesus sudah wafat dan sungguh-sungguh bangkit dari alam maut. Pada hari ini kita mendengar bagaimana para imam besar dan pengikut-pengikutnya iri hati terhadap Petrus dan Yohanes sehingga mereka ditangkap dan dipenjarakan. Kedua rasul ini tidak takut. Mukjizat pun terjadi dalam diri mereka. Tuhan mengutus seorang Malaikat untuk membebaskan mereka dari penjara dengan satu pesan yakni: “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” (Kis 5:20). Petrus dan Yohanes taat pada kehendak Allah. Mereka tidak takut untuk mewartakan Injil di dalam bait Allah. Ketika orang mengetahui bahwa Petrus dan Yohanes berada di dalam Bait Allah maka, mereka mengambil keduanya dengan baik-baik dan memasukan kembali ke dalam penjara.
Kedua rasul Tuhan Yesus merasa dikasihi oleh Tuhan maka mereka juga tidak ragu untuk mengasihi Tuhan. St. Lukas dalam Kisah Para Rasul bersaksi bahwa tiga kali para rasul dilepaskan dari penjara dengan sangat menakjubkan. Tuhan Yesus ketika menyampaikan visi dan misi-Nya mengatakan bahwa ia datang untuk mewartakan Injil dan membebaskan kita dari berbagai belenggu kehidupan (Luk 4: 18-19). Perkataan Yesus ini sedang terlaksana dalam diri Petrus dan Yohanes. Penjara bahkan kematian tidak menakutkan mereka karena Yesus selalu menyertai mereka.
Sabda Tuhan pada hari ini menguatkan kita untuk percaya bahwa Allah adalah kasih. Karena kasih, Ia juga membebaskan kita dari berbagai belenggu kehidupan. Hanya Tuhan Yesus yang bisa melakuan-Nya dengan sempurna.
PJSDB