Hari Kamis, Paskah III
Kis. 8:26-40
Mzm. 66:8-9,16-17,20
Yoh. 6:44-51
Ekaristi Kudus Mengubah Hidupku
Ada seorang sahabat yang membagi pengalaman hidupnya. Dia bukanlah seorang beriman Kristiani tetapi ia selalu diajak oleh sahabatnya untuk menemaninya ke Gereja setiap hari Minggu sore. Apa yang dirasakannya pertama kali mengikuti ibadat di Gereja Katolik? Ia merasa bosan dan ingin cepat keluar dari Gereja. Alasannya, semua orang berdoa dengan khusuk padahal dia membutuhkan suasana yang hidup, penuh musik supaya membangkitkan semangatnya untuk beriman. Tetapi suasana bathinnya berubah ketika mendengar homili pastor yang sangat meneguhkan hatinya. Pastor menjelaskan Sabda Tuhan dengan sederhana, mudah ditangkap olehnya. Ia merasa dikasihi juga oleh Tuhan melalui sapaan Sabda. Ia juga merasakan kuatnya kehadiran Tuhan pada saat melihat umat maju untuk menerima komuni kudus. Petugas komuni berkata: “Tubuh Kristus” dan umat yang menerimanya menjawab: “Amen” artinya sungguh-sungguh percaya bahwa Hosti kudus sudah transubstansi menjadi Tubuh Kristus yang hadir di tengah umat dan disambut dengan meriah. Ia kembali ke rumahnya dengan merenungkan kasih Allah yang dirasakan dalam ibadat Ekaristi. Di kemudian hari ia belajar agama, dibaptis dan kini menjadi aktivis gereja. Banyak orang bisa mengalami sapaan dan jamahan Tuhan secara unik. Tuhan selalu bekerja di dalah hidup kita.
Sakramen Ekaristi merupakan tanda yang mempersatukan semua orang dalam Paskah Kristus. Orang-orang yang berbeda-beda, berkumpul bersama sebagai satu persekutuan. Di dalam persekutuan itu, kita mendengar Sabda yang sama. Kita juga menerima Tubuh dan Darah Kristus dari roti yang satu dan piala yang sama. Di dalam Bacaan Injil, Tuhan Yesus bersabda: “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yoh 6: 44). Semua orang yang dibaptis di dalam Gereja ditarik oleh Bapa kepada Yesus. Hidup kekal adalah jaminan yang Tuhan berikan dalam nama Yesus. Orang yang ditarik oleh Bapa juga diajar oleh-Nya. Semua orang yang menerima pengajaran Bapa akan datang kepada Yesus. Yesus menekankan hal ini karena persekutuannya dengan Bapa. Dialah satu-satunya pribadi yang melihat Bapa.
Selanjutnya, Yesus menunjukkan jati diri-Nya kepada orang-orang yang ditarik dan diajar oleh Bapa. Ia terbuka mengatakan: “Akulah Roti hidup” (Yoh 6: 48). Dialah Roti yang turun dari Surga, karena itu siapa yang makan roti ini tidak akan mati lagi. Ia akan hidup selama-lamanya. Apa jenis roti yang mau Tuhan Yesus berikan kepada kita? Ia memberi daging tubuh-Nya. Daging-Nya ini juga memberi hidup kepada dunia. Tuhan Yesus akan mewujudkan perkataan-Nya ini dalam peristiwa Salib. Ia akan mengorbankan Tubuh-Nya untuk keselamatan kita.
Saya tertarik dengan perkataan Tuhan Yesus: “Barangsiapa makan roti ini akan hidup selama-lamanya.” Ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus konsisten menunjukkan kebenaran jati diri-Nya sebagai roti hidup. Orang yang percaya bahwa Dia adalah roti hidup akan memperoleh hidup kekal. Ini juga menunjukkan bagimana Yesus mau memberi diri-Nya kepada kita. Lebih lanjut, Yesus melanjutkan pengajaran-Nya bahwa roti yang akan diberikan adalah daging dari tubuh-Nya sendiri (Yoh 6:51). Ini adalah janji Yesus untuk menganugerahkan Ekaristi kepada kita semua. Ekaristi, Tubuh dan Darah Kristus adalah pemberian diri Yesus secara total bagi kita semua. Ini juga menjadi misteri iman kita. Yesus sudah menunjukkan diri-Nya kepada kaum Yahudi sebagai roti hidup untuk diterima dengan iman, Dia juga memberi diri-Nya saat ini di dalam Ekaristi supaya kita menerima-Nya dalam iman. Itulah sebabnya kita harus konsisten mengatakan Amen saat menerima komuni kudus.
Iman dan kasih kepada Kristus menjadi bagian dalam penyembahan kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Buah dari sakramen Mahakudus adalah perutusan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. St. Filipus Rasul menjadi model kita pada hari ini. Ia menghindari penganiayaan di Yerusalem dan pergi merasul di daerah Samaria. Banyak orang menerima pewartaannya dan percaya kepada Tuhan. Selanjutnya, Roh Kudus membimbingnya untuk menjelaskan Kitab Suci dan membaptis sida-sida dari Etiopia. Sida-sida itu barusan mengunjungi Yerusalem untuk beribadah. Ketika dalam perjalanan kembalinya, ia membaca kutipan kitab nabi Yesaya tentang hamba yang menderita. Tuhan menggunakan Filipus untuk menjelaskan Kitab Suci dan membaptisnya.
Filipus adalah contoh orang yang taat kepada Roh Kudus. Ketaatannya itu membuahkan keselamata kepada sida-sida itu. Kita pun senantiasa dipanggil oleh Tuhan untuk taat kepada Roh Kudus. Mari kita berusaha untuk rajin berekaristi dan merasakan kasih Tuhan yang tiada batasnya. Ekaristi bisa mengubah hidup kita untuk menjadi satu dengan Tuhan.
PJSDB