Hari Kematian Yohanes Pembaptis
Yer 1:17-19
Mzm 71: 1-4a.5-6b.15ab.17
Mrk 6:17-29
Apakah perbuatan dosa dan salah sudah berlabel halal?
Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang unik. Dia dikenal sebagai pembuka jalan bagi kedatangan Mesias dengan pembaptisan dan seruan tobat. Banyak orang mendengarnya dan minta diri untuk dibaptis. Cara hidupnya yang sederhana juga membuat banyak orang berubah dan hidup layak di hadirat Tuhan. Dia membawa murid-muridNya dan memperkenalkan mereka kepada Yesus dengan seruan, “Lihatlah Anak Domba Allah” (Yoh 1:29.36) dan para muridnya pun meninggalkannya dan mengikuti Yesus. Pokoknya sesuai misinya, segala sesuatu yang dia lakukan selalu berpusat pada Yesus. Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa Yohanes adalah “pribadi terbesar yang lahir dari rahim seorang wanita” (Mat 11:11).
Kisah tentang kemartiran Yohanes yang akan kita dengar dalam injil hari ini (Mrk 6: 17-19) terjadi di benteng Makherontes, sebuah tempat peristirahatan milik Herodes di dekat laut mati. Yesus mendengar bahwa Yohanes dipenggal kepalanya melalui para murid Yohanes termasuk Yohanes dan Andreas muridNya. Yohanes Pembaptis adalah pribadi yang hebat, Ia memiliki keinginan yang besar, “Sukacitaku menjadi penuh saat ini, dia harus semakin besar dan aku semakin kecil” (Yoh 3:29-30). Secara liturgis, pesta hari ini disesuaikan dengan pembangunan gereja St. Yohanes Pembaptis di Sebaste, Samaria. Yohanes menjadi martir karena memperjuangkan nilai-nilai Mesianis dalam pewartaannya.
Sebuah pertanyaan yang muncul, mengapa Yohanes berani mewartakan nilai-nilai Mesianis kepada banyak orang saat itu? Yohanes berani karena ia melaksanakan panggilan dan perutusannya sebagai pembuka jalan bagi sang Mesias. Nilai-nilai moral dan religius tidak hanya menjadi slogan tetapi memiliki nilai luhur sehingga perlu ditegakkan. Masalah yang membuat Herodes dan Herodias luka bathin terhadap Yohanes adalah teguran Yohanes kepada Herodes yang merebut isteri saudaranya Filipus dan menjadikannya sebagai isteri. Tentu hal ini sangat memalukan. Sebagai leader atau public figure, seharusnya nilai-nilai etika dan moral ini ditegakkan. Apabila tidak ditegakkan maka akan ada krisis kepercayaan kepada mereka sebagai pemimpin. Setelah Yohanes menegur Herodes, tentu ia sangat marah dan hendak membunuh Yohanes. Hanya saja, Herodes segan dengan Yohanes karena ia adalah figur yang disegani banyak orang.
Upaya membunuh Yohanes pun berhasil ketika merayakan ulang tahun Herodes. Dalam pesta itu putri Herodias menari dan menyukakan hati Herodes, para tamu dan undangan. Di hadapan para tamu dan undangan Herodes berjanji akan memberi apa saja, termasuk setengah dari kerajaan kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu langsung menanyakan permintaan kepada ibunya Herodias dan ia menjawab, “Mintalah kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam”. Herodes meskipun segan tetapi karena janji dan gengsi maka ia mematuhi janjinya. Yohanes dipenggal kepalanya di benteng Makherontes. Jenasanya dikuburkan secara manusiwi oleh para muridnya.
Apa kiranya nilai-nilai luhur Yohanes Pembaptis bagi kita? Dia adalah pribadi yang jujur dan berani menegakkan kebenaran sejati. Perjuangan Yohanes Pembaptis adalah supaya semua orang boleh layak menerima kehadiran Yesus, sang Mesias sebagai manusia baru karena pertobatan. Namun demikian perjuangan Yohanes kandas di penjara karena kejujuran dan usahanya untuk menegakkan kebenaran. Yohanes menjadi inspirator bagi banyak pribadi yang bekerja keras memperjuangkan kebenaran dan keadilan. “Kalau ya, katakan ya, kalau tidak katakan tidak” (Mat 5:37). Ini adalah tantangan bagi kita semua. Siapakah pengikut Kristus yang berani seperti Yohanes? Ketika berhadapan dengan pemerintah yang mengalami degradasi moral, digerogoti korupsi, kolusi dan nepotisme maka terkadang para pengikut Kristus sadar atau tidak sadar mengikuti arus ini demi kenyamanan. Suara hati boleh mengatakan perbuatan dosa dan salah tetapi demi kenyamanan maka dosa juga menjadi tidak dosa.
Kiranya merayakan pesta kemartirannya, banyak orang menjadi sadar untuk kembali ke jalan kejujuran. Yesus berkata dalam Injil, “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.” (Mat 22:21)Apakah ada pengikut Kristus yang bisa berubah karena gaya hidup Yohanes terutama dalam hubungan dengan pelayanan publik? Atau karena menemukan zona (comfort zone) nyaman dan tidak mau beranjak ke zona keberanian (courage zone). Semoga suara hati kembali jernih dan spirit Yohanes bertumbuh kembali di dalam hati setiap pengikut Kristus.
Doa: Tuhan, semoga darah Yohanes Pembaptis membuat kami menjadi pribadi yang jujur dan tulus. Amen
PJSDB