Kis 10:34a.37-43
Mzm 118:1-2.16ab.17.22-23
Kol 3:1-4
Yoh 201-9
Yesus harus bangkit dari antara orang mati!
Konon ada seorang wanita setengah baya hendak menaiki sebuah pesawat menuju ke sebuah kota. Di dalam pesawat itu dia merasa tidak nyaman karena dia mendapat tempat duduk persis di samping seorang pria negro. Dia menggerutu dengan suara keras berbau rasis bahwa dia tidak suka duduk dekat pria hitam, aneh, yang tidak lebih baik dari seekor kutu itu. Dia meminta untuk pindah ke tempat duduk lain. Pria itu tenang seolah-olah tidak dihina oleh wanita itu. Pramugari pun dipanggil oleh wanita itu untuk menyampaikan protesnya.
Mereka menghubungi pilot dan pilot mengatakan tidak ada tempat lagi di kelas ekonomi, hanya ada satu kursi di kelas eksekutif. Tetapi jarang orang dari kelas ekonomi pindah tempat ke kelas eksekutif. Maka setelah berbisik-bisik dengan pilot, ia menyuruh pramugari memanggil pria hitam itu ke kelas eksekutif. Pramugari itu datang ke kursi di mana ada wanita dan pria hitam itu berada dan berkata kepada mereka berdua bahwa di kelas eksekutif ada satu tempat. Wanita itu mulai bergerak mau pindah tetapi pramugari berkata: “Anda tetap duduk tenang karena anda tidak menyenangi sesama yang duduk di sampingmu.” “Ayo Pak, Pilot kita mengundangmu untuk pindah dari tempat ini, menjauh dari orang yang tidak menyenangimu ke kelas eksekutif.” “Saya? Apakah kalian tidka keliru karena saya hanya pria berkulit hitam yang tidak lebih dari seekor kutu?” kata pria itu kepada pramugari. Pramugari dengan tegas berkata, “Anda punya tempat istimewa di kelas eksekutif” Semua orang di dalam pesawat bertepuk tangan meriah karena Pilot mengambil keputusan yang tepat.
Mereka menghubungi pilot dan pilot mengatakan tidak ada tempat lagi di kelas ekonomi, hanya ada satu kursi di kelas eksekutif. Tetapi jarang orang dari kelas ekonomi pindah tempat ke kelas eksekutif. Maka setelah berbisik-bisik dengan pilot, ia menyuruh pramugari memanggil pria hitam itu ke kelas eksekutif. Pramugari itu datang ke kursi di mana ada wanita dan pria hitam itu berada dan berkata kepada mereka berdua bahwa di kelas eksekutif ada satu tempat. Wanita itu mulai bergerak mau pindah tetapi pramugari berkata: “Anda tetap duduk tenang karena anda tidak menyenangi sesama yang duduk di sampingmu.” “Ayo Pak, Pilot kita mengundangmu untuk pindah dari tempat ini, menjauh dari orang yang tidak menyenangimu ke kelas eksekutif.” “Saya? Apakah kalian tidka keliru karena saya hanya pria berkulit hitam yang tidak lebih dari seekor kutu?” kata pria itu kepada pramugari. Pramugari dengan tegas berkata, “Anda punya tempat istimewa di kelas eksekutif” Semua orang di dalam pesawat bertepuk tangan meriah karena Pilot mengambil keputusan yang tepat.
Kisah ini hanyalah sebuah kisah tetapi dapat berbicara banyak hal kepada kita. Salah satunya adalah bahwa Tuhan sendiri selalu mencari yang terbaik bagi kehidupan kita. Mungkin saja orang-orang di sekitar kita hanya melihat cashingfisik yang kita miliki tetapi Tuhan selalu melihat yang terbaik di dalam hidup ini. Oleh karena itu tanpa memandang cashingfisik kita, Ia rela mengutus PuteraNya untuk datang ke dunia, rela mengosongkan diri, merendahkan diri, bahkan wafat di kayu Salib. Dia sudah bangkit mengalahkan setan dan dosa.
Siapakah Yesus dari Nazaret itu? Santu Lukas dalam Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana Komunitas Gereja Perdana merenungkan Yesus Kristus. Petrus sebagai pemimpin yang ditentukan oleh Yesus dengan berani bersaksi: “Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea seorang yang bernama Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh dan kuat kuasa. Dia berjalan keliling dan berbuat baik, menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis karena Allah menyertai Dia. Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat Yesus di tanah Yudea maupun Yerusalem!”
Petrus menggambarkan hidup keseharian mereka bersama Yesus dan aneka karya yang Dia telah melakukannya. Namun demikian pengalaman keras yang dialami oleh Petrus dan teman-temannya adalah penolakan bahkan pembunuhan terhadap Yesus. Tentang hal ini Petrus bersaksi: “Dia telah dibunuh dan digantung di salib. Tetapi Allah telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga.Ia telah menampakkan diriNya kepada para saksi mata yakni kami yang telah duduk dan makan minum bersama dengan Dia. Dia juga sudah mengutus kami untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa dan kami juga bersaksi bahwa Ia akan datang menjadi Hakim atas orang yang hidup dan mati. Dalam namaNya semua orang mendapat pengampunan dosa”
Petrus adalah salah seorang saksi mata. Inti pewartaan Petrus adalah Yesus yang dikenal itu sudah bangkit dan sebagai buktinya adalah bahwa mereka sudah makan dan minum bersamaNya! Kesaksian Petrus ini penting karena mendorong kita semua saat ini untuk bersaksi. Tentu kita tidak akan bersaksi bahwa kita telah makan dan minum bersamaNya tetapi kita bersaksi dalam kenangan akan sengsara dan wafatNya yang kita rayakan bersama dalam Ekaristi. Ekaristi merupakan puncak iman kita. Tanda nyata Yesus mempersembahkan diriNya kepada kita saat ini. Pertanyaannya adalah, apakah kita juga menjadikan ekaristi sebagai pusat hidup kita dan memampukan kita untuk bersaksi seperti Petrus?
Kebangkitan Kristus membawa dampak di dalam kehidupan kita sebagai orang-orang yang percaya kepadaNya. Santu Paulus dalam suratnya kepada umat di Kolose mengingatkan mereka tentang dampak dari kebangkitan Kristus yakni memperoleh hidup baru. Kristus sudah bangkit, hidup lamaNya sudah menjadi hidup yang mulia. Maka orang-orang yang percaya kepada Yesus juga dibangkitkan bersamaNya. Paulus menulis: “Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita. Kelak ketika Ia menyatakan diriNya maka kamu pun akan demikian. Maka carilah perkara yang di atas.” Pertanyaan lain yang muncul bagi kita adalah apakah kebangkitan Kristus yang kita rayakan memiliki dampak atau pengaruh terhadap hidup kita?
Penginjil Yohanes lebih tegas mengatakan bahwa Yesus harus bangkit dari antara orang mati berdasarkan Kitab Suci. Ketika hari masih gelap Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus Dia tidak menemukan Yesus karena kuburNya sudah kosong. Dia mencari Yesus dalam kegelapan, motivasinya sangat manusiawi. Kepada Petrus, Maria Magdalena mengungkapkan pencariannya: “Tuhan sudah diambil orang dari kuburNya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan”.Petrus yang menerima berita kubur kosong dari Maria Magdalena bersama murid yang dikasihi juga berlari ke kubur Yesus untuk mencari kebenaran berita ini. Yohanes sebagai tokoh Karismatis dengan cepat tiba di kubur tetapi tidak masuk. Dia membiarkan Petrus sebagai pimpinan atau hirarki masuk ke dalam kubur kemudian sang tokoh karismatis ini juga masuk, melihat dan percaya. Yesus harus bangkit menurut Kitab Suci!
Yesus mengalami penolakan bahkan dibunuh! Banyak kali kita juga mengalami penolakan-penolakan tertentu. Bahkan oleh orang-orang yang dekat dengan. Kita mungkin dianggap tidak lebih dari seekor kutu. Percayalah bahwa Yesus juga pernah mengalami penghinaan. Dialah Hamba yang menderita. Dia telah memenangkan segalanya dan membiarkan kita berjalan bersamaNya. Dia selalu mencari tempat terbaik bagi kita. “Di rumah BapakKu banya tempat. Aku akan datang memanggil kamu supaya di mana Aku berada, kamu juga berada!” (Yoh 14:2-3).
Sabda Tuhan hari ini juga memanggil kita untuk mewujudkan hidup kita sebagai pengikut Kristus yang benar. Kita telah menerima Dia melalui sakramen pembaptisan dan hendaknya iman kita kepadaNya juga bertumbuh. Dengan demikian kita juga dapat memberi kesaksian bahwa kita memang hidup dan bertumbuh bersama Dia. Dia sungguh telah bangkit dan menganugerahkan hidup baru kepada setiap pribadi. Maka hendaklah setiap pribadi yang mengalami penebusanNya juga senantiasa mencari Dia.
Bersyukurlah senantiasa kepada Tuhan. Ia harus bangkit untuk kita. Tuhan terima kasih atas segala pengorbananMu bagi kami orang berdosa.
PJSDB