Kau Saudaraku!
Salah satu keindahan dalam hidup bakti (vita consecrata) adalah kebersamaan sebagai konfrater (sesama saudara) atau sesama saudari. Setiap anggota Tarekat Hidup Bakti berjumpa ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa muda. Selama masa-masa pembentukan awal (initial formation) seperti masa aspirant, masa postulan, novisiat dan yuniores, setiap pribadi diharapkan membuka dirinya untuk mengabsorbsi spiritualitas tarekatnya, membuka diri untuk menerima dan diterima oleh sesamanya di dalam komunitas. Tentu saja ini bukanlah proses yang sederhana karena setiap pribadi harus menerima dirinya dengan baik dan dengan demikian bisa menerima sesama saudara apa adanya. Setiap pribadi yang berbeda ini membentuk sebuah persekutuan karena berada dalam satu tarekat yang sama, menjalani spiritualitas yang sama untuk melayani Gereja dan untuk berjalan dalam kekudusan. Semua yang berbeda menjadi saudara, bukan hanya sebagai teman dan sahabat dalam komunitas.
Tuhan Yesus menyapa para murid-Nya sebagai sahabat bukan hamba. Ia menyapa mereka sebagai sahabat karena Ia sendiri sudah mengajarkan segala sesuatu yang didengar-Nya dari Bapa di Surga (Yoh 15: 14-15). Tuhan Yesus juga memanggil para murid-Nya sebagai saudara, saudari dan ibu-Nya. Relasi ini menembus batas relasi darah manusawi. Sapaan itu ditujukkan kepada setiap pribadi yang setia mendengar dan melakukan kehendak dan sabda Allah. Yesus berkata: “Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan dan dialah ibu-Ku.” (Mrk 3:35). Apakah anda sudah melakukan kehendak Allah sepanjang hari ini? Yesus saja melakukan kehendak Allah Bapa-Nya (Mat 26:39). Dia juga mengingatkan kita untuk berpasrah kepada Tuhan dengan berkata: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Mat 6:10).
Apa yang harus kita lakukan? Mari kita belajar dari Daud yang melakukan kehendak Tuhan dengan menari sekuat tenaga di hadirat Tuhan. Ia bersyukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya, mempersembahkan korban bakaran sesuai kehendak-Nya yang mahabaik. Orang yang melakukan kehendak Tuhan akan hidup dalam sukacita sejati.
Apakah ada sukacita di dalam hatimu sebagai saudara, saudari dan ibu Tuhan Yesus?
PJSDB