LECTIO DIVINA
* LECTIO DIVINA adalah mendengarkan Sabda Yesus supaya dapat menjadi Sabda itu sendiri.
Misalnya:
- “Aku mengasihi engkau” (Yes 43: 4) dan saya percaya pada kasih
- “Jangan takut” (Yes 43:1) dan saya tidak takut lagi
- “Berbahagialah mereka yang murni hatinya” (Mat 5: 8) dan saya hidup dalam kemurnian
- “Ampunilah” (Mat 6:14) dan saya tidak memiliki musuh lagi
* Lectio Divina itu laksana kisah tentang benih. Mulanya benih itu hanya satu biji yang ditaburkan dan perlahan-lahan berakar, memiliki pohon, beranting dan berbuah (Mrk 4:26-29).
* Pengalaman Bunda Maria: Ia mendengarkan Sabda, mengujinya, menerima Sabda: “Terjadilah padaku menurut PerkataanMu” (Luk 1:38). Sabda kekal menjadi daging di dalam diri Maria.
* Guigo, seorang biarawan Kartusian menggunakan ide tentang tangga dengan lima anak tangga untuk menerangkan tahap-tahap penting di dalam Lectio Divina yakni:
- Lectio
- Meditatio
- Oratio
- Contemplatio
- Communicatio
LECTIO: Apa yang Sabda katakan pada dirinya sendiri?
- Membaca dan mendengar Sabda dari Kitab Suci
- Cobalah untuk memahami Sabda; bersama Gereja dan memahaminya sebagai sejarah Keselamatan.
- “Adapun karena Allah dalam Kitab Suci bersabda melalui manusia secara manusia, maka untuk menangkap apa yang oleh Allah mau disampaikan kepada kita penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan cermat, apa yang sebenarnya mau disampaikan oleh para penulis suci, dan apa yang mau ditampakkan oleh Allah dengan kata-kata mereka” (Konstitusi Dogmatik tentang Wahyu Ilahi/Dei Verbum, 12)
MEDITATIO: Apa yang sedang Sabda katakan kepadaku saat ini?
- Meditatio menerapkan Sabda Ilahi bagi pribadi yang mendengarnya
- Menguji kehidupan pribadi sebelum mendengarnya
- Mengorganisir pribadi seseorang berdasarkan Sabda
- “Sejarah kebersamaan Allah bersama umat yahudi adalah model sejarah kebersamaan Allah dengan setiap pribadi
- Karena itu baik secara pribadi maupun sebagai sebuah paguyuban umat Allah, kita semua dipanggil kepada kekudusan dan memperoleh pengampunan dari Allah. Dipihak kita, Allah meminta pertobatan yang terus menerus” (Michael Sabbah, Batrik Yerusalem)
ORATIO: Apa yang dilakukan Sabda sehingga membuat saya bisa berbicara?
- Reparasi: Doa memohon pengampunan atas dosa dan salah sehingga bisa menghayati Sabda
- Ucapan Syukur: Doa mengungkapkan rasa syukur; Sabda sebagai anugerah dan Sabda itu membuatku bermartabat (magnificat)
- Memohon anugerah Roh: Roh Kudus yang membimbing pribadi-pribadi untuk mengetahui, dan mengingat, yang memberi kekuatan. Bapa dalam nama Yesus memberi kita Roh Kudus
CONTEMPLATIO: “Allah berfirman, maka semuanya jadi; Allah memberi perintah, maka semuanya ada” (Mzm 33:9)
- Sabda datang dan tinggal di dalam aku.
- Lectio Divina adalah mendengar Sabda sehinga dapat menjadi Sabda. Seseorang menjadi Sabda dengan mengetahui dan mengasihinya.
- “Dalam kebaikan dan kebijaksanaanNya, Allah berkenan mewahyukan diriNya dan memaklumkan rahasia kehendakNya; berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi” (Kontitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi/Dei Verbum, 2)
COMMUNICATIO: Tujuan pertama dan terutama dari Sabda adalah umat Allah.
- sharing dan persaudaraan
- kekudusan
- perutusan
1. UMAT ALLAH BER-LECTIO DIVINA
Nehemia 8: 1-12
Maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. Lalu pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengerti. Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu. Ezra, ahli kitab itu, berdiri di atas mimbar kayu yang dibuat untuk peristiwa itu. Di sisinya sebelah kanan berdiri Matica, Sema, Anaya, Uria, Hilkia dan Maaseya, sedang di sebelah kiri berdiri Pedaya, Misael, Malkia, Hasum, Hasbadana, Zakharia dan Mesulam. Ezra membuka kitab itu di depan mata seluruh umat, karena ia berdiri lebih tinggi dari semua orang itu. Pada waktu ia membuka kitab itu semua orang bangkit berdiri. Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: “Amin, amin!”, sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah. Juga Yesua, Bani, Serebya, Yamin, Akub, Sabetai, Hodia, Maaseya, Kelita, Azarya, Yozabad, Hanan, Pelaya, yang adalah orang-orang Lewi, mengajarkan Taurat itu kepada orang-orang itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya. Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: “Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!”, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu. Lalu berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!”. Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu supaya diam dengan kata-kata: “Tenanglah! Hari ini adalah kudus. Jangan kamu bersusah hati!”. Maka pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada mereka.
LECTIO: Apa yang Sabda katakan tentang dirinya sendiri?
Pada tahun 538, Koresh raja negeri Persia digerakan hatinya oleh Tuhan untuk membebaskan umat Yahudi dalam pembuangan di Babilonia. Koresh juga memiliki tugas untuk membangun Rumah bagi Tuhan di Yerusalem. Imam Ezra dan kepala daerah Nehemia mengorganisir liturgi Sabda yang meriah. Sabda membuat umat yahudi yakin akan keterpilihan mereka dan membuat mereka menyadari kembali ide dan semangat persekutuan untuk membangun kembali Yerusalem.
Bacaan ini sungguh menjadi Lectio Divina:
- Ada sebuah mimbar (Ezra berdiri di atasnya: ayat 5)
- Sabda dibacakan dengan jelas (ayat 9) dan diberi komentar.
- Umat mendengar dengan penuh perhatian
MEDITATIO: Apa yang Sabda katakan kepada saya saat ini?
- Taurat diberikan oleh Tuhan kepada Israel menjadi milik kepunyaan mereka (ayat 2)
- Umat Israel merasa bahwa Kitab Taurat ditujukan kepada mereka, mereka Umat terpilih dan bahwa melalui Kitab ini Allah berbicara kepada mereka.
- Umat Israel mengenal kembali kesalahan hidup mereka dan berniat untuk membaharui hidup mereka sesuai dengan Sabda yang barusan didengar itu.
ORATIO: Apa yang Sabda lakukan sehingga membuat saya berbicara?
- Reparasi: “Semua orang berlutut dan sujud menyembah kepada Tuhan, dengan muka sampai ke tanah”.
- Ucapan Syukur: Umat Allah berseru: mereka bergerak dan mencari Allah dan Allah sendiri membiarkan ndirinya ditemukan, dan terus menerus berbicara.
- Memohon anugerah Roh: ratap tangis umat Israel juga merupakan ekspresi keinginan untuk mengerti Sabda dan untuk menghayatinya.
CONTEMPLATIO: “Allah berfirman, maka semuanya jadi; Allah memberi perintah, maka semuanya ada” (Mzm 33:9)
- Perjamauan menunjukkan bahwa persekutuan telah dicapai dan diperbaharui: “Inilah hari Tuhan!” “Sukacita Tuhan adalah kekuatanmu” “Hari ini adalah hari yang kudus: kalian harus merayakannya”
COMMUNICATIO: Tujuan atau sasaran pertama dan terutama dari Sabda adalah umat Allah.
- Semua mereka pergi makan dan saling berbagi milik kepunyaan mereka.
- Mereka memiliki pesta yang besar karena mereka memahami Sabda.
2. YESUS GURU DAN PEMBIMBING LECTIO DIVINA
Luk 4:14-21
Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”
LECTIO
- Ini adalah kesempatan pertama Yesus kembali ke Nazaret “dalam kuasa Roh” (ayat 14.18).
- Yesus mengajar (ayat 15); Ia berdiri hendak membaca (ayat 16); Ia berbicara (ayat 21)… Sabda identik dengan Yesus dan Yesus membacanya. Ia membaca diriNya sendiri.
- Ia telah mengutus Aku untuk mewartakan Kabar baik kepada orang miskin. Ini sebetulnya ringkasan sejarah keselamatan dalam Yesaya 61.
- Para hadirin bergembira mendengar dan mata mereka tertuju padaNya.
- Yesus berkata: “Pada hari inigenaplah nas ini sewaktu kami mendengarnya”
MEDITATIO
- Komunitas Nazaret adalah tokoh utama kisah ini. Yesus berbicara kepada mereka. Mata mereka tertuju padaNya, mengandaikan asimilasi Sabda.
ORATIO
- Reparasi: Mata mereka tertuju padaNya. Hal ini menunjukkan pengertian dan kebaruan: Sabda mengantar mereka dari Perjanjian Lama kepada Perjanjian Baru. Hanya umat Israel yang melawati air dari Mesir kepada Perjanjian.
- Ucapan Syukur: Mata mereka tertuju pada Yesus menunjukkan pengenalan, keterpesonaan, kekaguman.
- Memohon anugerah Roh: Mata mereka tertuju berarti keinginan supaya Yesus Sang Guru bersabda. Roh Tuhan ada bersamaNya.
CONTEMPLATIO
- “Hari ini”: sebuah realitas baru. Keselamatan terwujud.
- Pembebasan telah tiba
COMMUNICATIO
- Sinagoga: tempat untuk bersekutu kembali, sharing
- Yesus mengajar hadirin, umat.
3. MARIA: LECTIO DIVINA YANG HIDUP
Zef 3:14-18a
Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya.”
Luk 1:39-56
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
LECTIO
- Maria membuat Lectio Divina tentang apa yang kita baca dari Zefanya 3:14-18a.
- Maria adalah Guru mendengarkan Sabda Allah yang sempurna
- Undangan kepada sukacita
- Obyek: Putri Sion, Israel, Puteri Yerusalem (Umat terpilih), kemanusiaan, Maria, Gereja, setiap pribadi
- Alasan sukacita: keselamatan telah tiba
- Konsekuensi-konsekuensi logisnya: Jangan takut; Allah hadir di tengah umatNya; Suka cita Allah di dalam kamu.
MEDITATIO
- Maria mengumpulkan perikop Kitab Suci dan menerapkannya pada dirinya sendiri: keselamatan semua orang ada padanya.
- Maria menerima undangan sukacita. Bayi di dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan dan Elizabeth mengenalnya sebagai “Yang Berbahagia”; magnificat; Segala keturunan akan bergembira di dalamku.
- Maria membaca Kitab Suci sebagai orang pertama tunggal. Namun seluruh umat manusia bersama dengannya: Elizabeth dan Yohanes. Segala keturunan; semua yang takut akan Allah, yang rendah hati; lapar, Israel, Abraham dan keturunannya.
- Motivasi mendasar adalah pemenuhan Sabda Tuhan yang diungkapkan dalam banyak cara; ia memperhatikan mereka yang kecil, yang hina dina diangkatnya.
ORATIO
- Reparatio: “Mulai saat ini…” Ia telah memperhatikan mereka yang hina dina.”
- Ucapan Syukur: “Jiwaku memuliakan..”
- Memohon anugerah Roh: Ia yang “mewahyukan diriNya kepada orang kecil” “Allah penyelamatku”
CONTEMPLATIO
- “Terjadilah padaku menurut perkataanmu”
- “Sabda telah menjadi daging”
- Yang Maria miliki sekarang: optimisme, kehadiran Allah; sukacita
- Kontemplasi Maria mengatasi segalanya: “Deus in Media me” Maria menjadi Sabda.
- Sekarang Ia setia dalam peziarahan iman sampai di kaki salib.
COMMUNICATIO
- Maria segera menjadi misionaris: sabda yang tinggal bersamanya diperuntukan bagi seluruh dunia.
- “Maria bergegas ke pegunungan” “ Ia menyalami… Ia berkata… ia tinggal di sana selama 3 bulan” (Luk 1: 39-56)
LECTIO KITA
LECTIO
- Bacalah kutipan Zefanya dan Lukas di atas: kedua perikop menggambarkan kemanusian baru
- Kesaksian Maria menggambarkan kepada kita bagaimana membaca Kitab Suci
MEDITATIO
- Sekelumit sejarah diriku merupakan bagian dari sejarah keselamatanku
- Zefanya berkata kepadaku. Maria mengajarku bagaimana membaca Kitab Suci sebagai orang pertama (Aku).
- Sejauh mana saya merasa sebagai bagian dari sejarah keselamatan?
- Seberapa besar sukacita di dalam hidupku? Apakah aku merasa takut?
ORATIO
- Reparation: humor atau perkataanku yang jorok… menceritakan kelemahan orang lain
- Ucapan Syukur: bagi Sabda yang tiada bandingnya yang diwahyukan kepadaku
- Mohon anugerah Roh: Supaya saya dapat mengerti, ingat, memiliki kekuatan: Bapa di dalam Yesus, memberi kepada kita Roh Kudus.
CONTEMPLATIO
- Zefanya dan Lukas di dalam diriku
- Maria di dalamku: serupa dan bersamanya
- Saya telah menjadi Sabda.
COMMUNICATIO
- Aku juga misionaris
- Sukacita di dalam bathin seperti Maria
- Bergegas untuk menjadi kudus: Maria begegas ke pegunungan
- Mengasihi, melayani seperti Maria: Ia masuk, menyalami, tinggal di sana selama 3 bulan.
Contoh lain:
“JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU”
(Mat 28:19)
Lectio: Mat 28:16-20
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Perikop ini sangat penting karena merupakan titik kulminasi dari seluruh pewartaan Matius dalam Injil ini, yang berpusat pada figur Yesus Yang bangkit dengan mulia, Raja yang akan menghakimi alam semesta dan juga tentang misi universal dari Gereja. Namun demikian perlu diingat bahwa pusat pewartaan Matius di sini adalah perutusan misioner para rasul yaitu perintah untuk mewartakan Injil.
Perikop ini memiliki struktur yang sederhana:
- Introduksi naratif (ayat 16-17): Kesebelas murid berangkat ke Galilea; mereka melihat dan menyembah Dia; beberapa orang di antara mereka ragu-ragu.
- Pesan Yesus yang bangkit (ayat 18-20). Ada 3 hal penting yang muncul di sini: Penegasan kuasa Yesus yang bangkit atas sorga dan bumi; Perutusan missioner; Janji penyertaan Kistus di dalam Gereja
16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
Matius menyebut 11 Murid, agaknya yang dimaksudkan adalah 11 Rasul Yesus, di mana kepada merekalah akan diberi kuasa missioner untuk mewartakan Injil. Mereka berangat ke Galilea atas permintaan Yesus sebelumnya (Mat 28:7).
Bukit di Galilea dalam perikop ini tidak memiliki hubungan dengan Bukit Sabda Bahagia (Mat 5-7). Kemungkinan ini adalah sebuah konotasi teologis di mana yang Matius maksudkan adalah tempat istimewa Kristus mewahyukan diriNya sebagai Allah Putera. Galilea juga boleh dipahami sebagai situasi hidup kita yang konkret saat ini. Tetapi yang menarik perhatian kita pada Injil Matius adalah: di atas bukit Yesus mewartakan program Kerajaan Allah (Sabda Bahagia 5-7) dan di atas bukit juga Yesus memerintahkan para Rasulnya untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah.
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
Kesebelasan Yesus berjumpa denganNya. Mereka menyembahNya tetapi ada beberapa orang yang ragu-ragu. Memang peristiwa Kebangkitan Yesus dan penampakanNya sebagai Dia Yang Bangkit dari alam maut pada mulanya membawa keraguan para rasulNya karena mereka “belum menerima oleh Roh Kudus”.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Meskipun dikatakan bahwa ada di antara mereka yang ragu-ragu, namun Yesus memiliki inisiatif untuk mendekati mereka dan membuat diriNya dikenal oleh mereka. Dengan membuat diriNya dikenal maka Ia menunjukkan kuasanNya kepada mereka atas alam semesta (sorga dan bumi).
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Penekanan dari perintah Yesus adalah: “Jadikanlah semua bangsa muridKu” (mathētéusate). Memang masih ada kata kerja yang lain dalam perikop ini misalnya: “pergilah”; “baptislah”; “ajarlah” namun semua ini menunjuk pada modalitas misi apostolis dari Gereja dalam diri para Rasul.
Bangsa pada perikop ini menunjuk pada pewartaan Gereja kepada bangsa-bangsa kafir yang belum mengenal Kristus.
Formulasi Tritunggal Mahakudus: Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang bagi Matius di ucapkan secara eksplisit dari mulut Yesus mengingatkan kita pada formulasi sakramen pembaptisan. Agak sulit untuk mengatakan bahwa formulasi ini diucapkan Yesus, kemungkinan Matius diinspirasikan oleh praksis sakramen di dalam Gereja. Tiga pribadi ilahi juga muncul pada saat pembaptisan Yesus (Mat 3:13-17). Di dalam surat-surat Paulus kita temukan pada 1Kor 12:4-6; 2Kor 13:13). Dalam Perjanjian baru, pembaptisan lebih dipahami sebagai persekutuan dengan Kristus sendiri. Pewartaan Kristus melalui para rasul juga diharapkan untuk dapat dihayati oleh semua pengikut Kristus.
Pada akhirnya Yesus berjanji: “egō meth’ hymôn eimi”: “Aku menyertai kamu”. Ia yang pada awal Injil Matius ini digambarkan sebagai “Immanuel” atau Allah beserta kita mengulangi kembali janji penyertaanNya kepada Gereja hingga akhir zaman.
Meditatio
Kesebelasan murid Yesus adalah contoh sebuah komunitas basis yang hidup bercomunio. Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, di situ Ia hadir. Yesus senantiasa hadir dalam komunitas. Kehadiran Yesus mendorong mereka untuk pergi bersama-sama ke Galilea, melihat dan bertemu dengan Dia yang bangkit. Tentu saja perjumpaan di bukit memiliki konsekuensi bagi perutusan misioner mereka, terlepas dari keraguan-raguan yang dimiliki para rasul.
Ada keraguan! Tapi Yesuslah yang memiliki inisiatif pertama untuk mendekati dan menyapa mereka. Inilah cara Yesus mendirik para pengikutNya: selalu melakukan pendekatan pertama dengan sapaan yang baik kemudian memberi tugas perutusan. Memang Yesus memiliki autoritas atas alam semesta tetapi bahwa Ia juga mengerti dan memahami pribadi manusia yang rapuh, penuh keraguan. Keberhasilan karya pastoral kita juga ditentukan oleh model-model pendekatan kita kepada Umat Allah. Kita yakin bahwa Yesuslah yang menyelamatkan dan bukan kita. Kita hanyalah tangan Tuhan Yesus.
Pergilah…Jadikanlah,… baptislah,… ajarilah… dan ketahuilah…. Panggilan missioner menjadi juga panggilan Gereja. Panggilan yang dijiwai oleh Allah Tritunggal Mahakudus. Beranikah kita untuk menjadi misionaris Kristus?
Kenangan akan pembaptisan dalam Tritunggal Mahakudus mengingatkan kita sekali lagi akan comunio dalam diri Tuhan. Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah satu. Dan bahwa masing-masing kita juga dipanggil untuk menjadi satu sesuai dengan kehendak Yesus sendiri. Demikian juga karya pastoral kita akan berhasil kalau yang menjadi andalan kita adalah Tuhan Trutunggal Mahakudus.
Oratio
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Seperti ada pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amen
PJSDB
***