Hari Raya St. Yusuf, Suami S.P. Maria
2Sam 7:4-5a.12-14a.16
Mzm 89:2-3.4-5.27.29
Rom 4:13.16-18.22
Mat 1:16.18-21.24a
Ketulusan Hati itu perlu dan harus!
Seluruh Gereja Katolik hari ini merayakan Solemnitas St. Yusuf, Suami Santa Perawan Maria. Kita semua masih berada dalam masa prapaskah dan perlahan-lahan memasuki pekan Suci. Maka perayaan ini secara liturgis mau memberikan suasana sukacita, sambil merenungkan kehidupan Santo Yusuf sebagai seorang figur yang rela berkorban untuk mensejahterakan keluarga kudus dari Nazaret. Tentu saja sukacita ini bukanlah menjadi penghalang bagi kita masing-masing dalam menapaki perjalanan rohani selama masa Prapaskah, dengan berpuasa dan pantang.
Para penginjil tidak banyak menulis tentang kehidupan pribadi St. Yusuf. Hanya secara khusus Penginjil Matius misalnya melaporkan bahwa Yusuf adalah putra Yakub. Dia menjadi suami Maria yang melahirkan Yesus Kristus. (Mat 1:16). Laporan Matius pada ayat ini pun sebenarnya lebih memperkenalkan figur Bunda Maria dan Yesus Kristus Putranya. Maka Yusuf tetaplah pribadi yang sederhana dan berada di belakang layar. Namun demikian kalau kita perhatikan baik-baik maka kita akan melihat figur St. Yusuf sebagai pribadi yang sangat inspiratif dan luar biasa.
Apa yang membantu kita untuk mengerti bahwa Yusuf adalag pribadi yang inspiratif? Yusuf tentu mengalami kesulitan dan berusaha untuk mengatasinya, terutama dalam relasinya dengan bunda Maria. Dikisahkan bahwa pada waktu Maria, ibu Yesus masih bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup bersama sebagai suami dan istri (Mat 1: 18). Karena situasi ini maka ia berusaha untuk mengatasinya dengan memikirkan sebuah jalan pintas yaitu menceraikan Maria dengan diam-diam. (Mat 1: 19). Hal ini hendak dilakukannya karena ia juga menghargai kehidupan pribadi Maria.
Manusia boleh merencanakan namun Tuhan yang menentukan semuanya. Tuhan mengutus malaikat kepada Yusuf untuk memperingatkannya dalam mimpi. Yusuf diminta untuk tidak takut mengambil Maria sebagai istrinya sebab anak yang ada di dalam rahimnya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan seorang anak laki-laki dan Yusuf sendiri diminta malaikat untuk memberi nama kepada bayi itu yaitu Yesus. Nama Yesus berarti Allah yang menyelamatkan. Dialah satu-satunya juru selamat bagi umat-Nya yang berdosa. Yusuf mengalaminya dalam mimpi. Ketika bangun dari tidurnya, ia melakukan perintah Tuhan melalui malaikat. Ia mengambil Maria sebagai istrinya.
Apa yang bisa kita pelajari dari kehidupan St. Yusuf? St. Yusuf menunjukkan kepada kita sikap hidupnya sebagai pribadi yang sederhana. Ia tidak menonjolkan dirinya di hadapan banyak orang. Ia adalah gambaran seorang pria yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama baik istrinya. Ia berusaha untuk mengatasi segala kesulitan hidupnya dengan menaruh segala harapan kepada Tuhan.Yusuf juga memberikan kepada kita gambaran pribadinya yang taat kepada kehendak Allah. Ia taat dan melakukan kehendak Alah secara utuh. Misalnya ia berani menerima Maria apa adanya. Maka di sini, Yusuf mau mengajar para suami untuk menerima istri apa adanya bukan menerima istri ada apanya.
Apakah anda juga memiliki hati yang tulus seperti Yusuf?
PJSDB