Hari Minggu Paskah II/C
Kis 5:12-16
Mzm 118:2-4.22-24.25-27a
Why 1:9-11a.12-13.17-19
Yoh 20:19-31
Kerahiman Allah menyelamatkan dunia
Mengawali homili pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi ini, saya mengutip doa jam kerahiman ilahi yang selalu didoakan umat Katolik ketika mengawali doa Kerahiman Ilahi setiap harinya. Inilah bunyi doa yang kumaksudkan: “Ya Yesus, Engkau telah wafat, namun sumber kehidupan telah memancar bagi jiwa-jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi segenap dunia. O, sumber kehidupan, kerahiman ilahi yang terselami, naungilah segenap dunia dan curahkanlah diri-Mu pada kami.” Doa sederhana ini selalu diucapkan oleh orang-orang katolik yang mendoakan doa jam kerahiman ilahi. Dari doa sederhana ini kita semua percaya bahwa Tuhan Yesus telah wafat namun tetap menjadi sumber kehidupan yang memancar bagi jiwa-jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi seluruh dunia. Saya mengingat, dalam Bulla Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman), Paus Fransiskus menegaskan bahwa Yesus Kristus sungguh menunjukkan Wajah Kerahiman Bapa (MV,1). Perkataan Paus ini sejalan dengan perkataan Yesus sendiri: “Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa” (Yoh 6:46). Yesus datang dari Bapa maka Dialah yang sudah melihat Bapa. Yesus juga berkata: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30).
Pada bulan Juli 2014 yang lalu, Paus Fransikus berkunjung ke Molise. Ia mengatakan kepada orang-orang di Molise: “Kerahiman Allah adalah sebuah seruan kenabian supaya bisa terwujud sebuah dunia yang baru dan adil”. Perkataan Paus Fransiskus ini ditanggapi positif oleh Kardinal Walter Kasper dalam bukunya “Testimone della Misericordia”. Kasper mengakui bahwa pernyataan Paus Fransiskus ini sangat indah. Menurutnya, kerahiman Allah adalah sebuah pemenuhan, kesempurnaan dari keadilan, sebab manusia membutuhkan tidak hanya sebuah pengenalan formal, melainkan kasih. Pernyataan Kasper ini kiranya sejalan juga dengan St. Paulus yang mengatakan bahwa kasih adalah segalanya.
Dunia yang kita huni saat ini memiliki banyak dosa sehingga sangat membutuhkan kerahiman Allah. Paus Fransiskus dalam Bulla Misercordia Vultus, menulis: “Janganlah jatuh ke dalam pola pikir yang mengerikan, yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu tergantung pada uang dan bahwa dibandingkan dengan uang, semua yang ada tidak memiliki nilai atau martabat-Nya.” Lebih lanjut beliau berkata: “Kekerasan yang ditimpahkan kepada orang lain demi menimbun kekayaan yang berlumuran darah tidak akan mampu membuat seorang pun berkuasa atau tidak mati. Paus juga menyinggung hal-hal sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat” (MV, 19:1-2).
Kasih adalah segalanya sebab Allah sendiri adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Sebab itu, kita mengingat kembali perkataan Paus Fransiskus bahwa Tuhan Yesus menunjukkan wajah Kerahiman Allah Bapa-Nya kepada semua orang. Usaha untuk mendorang hadirnya kasih merupakan cerminan inisiatif dan campur tangan Tuhan bagi semua orang. Apakah pada hari Minggu Paskah II atau hari Minggu Kerahiman Ilahi ini kita masing-masing telah merasakan Kerahiman Allah? Atau mungkin kita masih menutup diri kita terhadap tawaran kerahiman Tuhan Allah.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada Hari Minggu Kerahiman ilahi ini mengarahkan kita untuk semakin yakin bahwa Kerahiman Allah bisa menyelamatkan dunia. Di dalam bacaan pertama, St. Lukas mengisahkan bahwa para rasul melakukan pekerjaan penginjilan dengan baik sehingga berdampak pada bertambahnya jumlah orang-orang yang percaya kepada Kristus. Apa yang terjadi saat itu? Banyak orang membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya serta membaringkan mereka di atas balai-balai tilam sehingga apa bila Petrus lewat atau setidak-tidaknya bayangannya saja bisa mengenai orang-orang yang sakit. Selain itu, ada juga orang-orang yang kerasukan roh jahat. Mereka juga membutuhkan kesembuhan dari Tuhan melalui Petrus. Harapan orang-orang untuk sembuh menjadi kenyataan yang mengherankan banyak orang. Peristiwa penyembuhan-penyembuhan yang mengherankan ini merupakan salah satu tanda bahwa Tuhan menunjukkan kerahiman-Nya. Kerahiman Tuhan sungguh-sungguh menyelamatkan manusia. Kerahiman Allah dapat menyelamatkan dunia.
Penulis Kitab Wahyu juga menggambarkan kerahiman Allah yang menyelamatkan dunia. Yohanes mendapat penglihatan ini di Patmos karena ia dikuasai oleh Roh Kudus. Ia mendengar suara serupa sangkakala dan ada suara yang memintanya untuk menuliskan segala sesuatu yang didengarnya ini lalu diminta juga untuk mengirimkannya kepada ketujuh jemaat. Selanjutnya ia bersaksi: “Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang mati, tetapi ia meletakan tangan kanan-Nya di atasku dan meneguhkanku dengan berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir dan Yang Hidup. Aku telah mati namun lihatlah, Aku hidup sampai selama-lamanya dan Aku akan memegang kunci maut dan kerajaan maut.” (Why 1:17-19). Tuhan menunjukkan kerahiman-Nya dengan kehadiran-Nya. Hal ini kita bisa lihat dalam diri Yesus Kristus sendiri. Ia mengalami paskah, wafat dan kebangkitan-Nya sebagai tanda kerahiman Bapa untuk menyelamatkan dunia.
Kerahiman Allah yang menyelamatkan dunia juga kita dengar dalam bacaan Injil. Para murid sedang berkumpul bersama. Suasan komunitas para rasul adalah penuh ketakutan. Tuhan Yesus hadir untuk memberikan salam damai-Nya kepada mereka. Ia menunjukkan diri-Nya dan memberi perintah kepada mereka untuk menunjukkan kerahiman Allah: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang maka dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan bahwa dosa orang tetap ada maka dosanya juga tetap ada” (Yoh 20: 22-23). Sakramen tobat atau rekonsiliasi adalah tanda keselamatan bagi manusia untuk merasakan kembali kerahiman Allah. Banyak orang berpikir bahwa mengaku dosa itu hanya sekedar menyebut dosa-dosa dan selesai. Orang harus memeriksa batin, menyesali, mengakui dan bertobat. Dengan demikian kerahiman Allah sungguh-sungguh dirasakan.Tuhan Yesus menunjukkan kerahiman Allah Bapa untuk menerima Tomas apa adanya.
Sabda Tuhan pada hari Minggu ini membimbing kita untuk membuka diri dan merasakan kerahiman Allah. Kerahiman Allah mengubah hidup manusia dan menyelamatkan manusia. Kerahiman Allah mengubah setiap keluarga untuk hidup semata-mata dalam kasih. Kerahiman Allah membuat manusia menjadi baru.
PJSDB