Kasih itu nyata dalam kata dan tindakan
Seorang sahabat menulis statusnya di facebook berbunyi: “The symbol of love is not the heart, but the cross. For the heart stops beating, but the man on the cross never stop loving” (Simbol kasih bukanlah hati melainkan salib. Sebab hati bisa berhenti berdebar tetapi Dia yang tersalib tidak pernah berhenti mengasihi). Saya merenungkan kutipan perkataan ini dengan mengingat pesan Yohanes dalam suratnya: “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1Yoh 3:18). Kita semua mudah mengatakan “aku mengasihi” tetapi sebenarnya sangat sulit untuk melakukan kasih yang nyata dan benar. Mengasihi bukan hanya sekedar sebuah perbuatan yang dibicarakan saja tetapi sebuah perbuatan nyata.
Pada hari ini, Tuhan Yesus mengingatkan kita semua tentang pentingnya mengasihi. Kita semua sudah mengalami kasih Tuhan sebagai sebuah anugerah istimewa. Sebab itu kita tidak hanya berbicara tentang kasih tetapi kita mau melakukan perbuatan kasih. Tuhan Yesus Kalau kita saling mengasihi maka perkataan Yesus ini benar: “Semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yoh 13:35). Kasih menjadi jati diri kita sebagai pengikut Kristus.
St. Paulus mengatakan bahwa kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri, tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak berkesudahan. (1Kor 13: 4-5.8).
Apakah kita sudah mengasihi dengan perkataan dan perbuatan? Kasih yang sempurna itu nyata dalam perbuatan-perbuatan kita. Maka jangan berhenti mengasihi.
PJSDB