Jalan Tuhan…
Saya teringat ketika masih sebagai mahasiswa teologi di Yerusalem, ada sebuah kebiasaan yang bagus. Menjelang masa prapaskah, kami melakukan perjalanan dari Bethlehem menuju ke Laut Mati. Perjalanan melewati jalan setapak di Padang Gurun dan sangat menakjubkan. Para tentara Israel memberi ijin khusus pada hari itu sehingga tak ada latihan militer dari para tentara. Perjalanan ditempuh dalam waktu 5 jam lebih. Biasanya cuacanya bagus, padang gurun juga indah karena banyak bunga-bunga yang indah mulai bermekaran.
Pengalaman melewati jalan-jalan setapak di Padang Gurun penuh perjuangan. Setiap orang dianjurkan untuk selalu berjalan bersama dalam kelompok. Terlepas dari kelompok bisa membahayakan diri, apalagi melewati pusat latihan militer Israel. Maka pemandangan yang menarik adalah setiap pribadi berjalan bersama sebagai kelompok melewati jalan setapak. Ketika berjalan bersama dengan irama tertentu akhirnya tak ada rasa lelah, takut dan bisa tiba di Laut Mati dengan sukacita.
Jalan setapak yang dilewati mengingatkan saya pada Pemazmur yang berdoa: “Adapun Allah, jalanNya sempurna, Janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung padaNya. Sebab siapakah Allah selain dari Tuhan, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita?” (Mzm 18:30-31). Yesus sendiri mengatakan diriNya sebagai jalan: “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup” (Yoh 14:6).
Perjalanan hidup kita diatur oleh Tuhan Yesus. Jalan-jalanNya sempurna dan kita melewatinya karena Dia sendiri adalah satu-satunya jalan menuju kepada Bapa. Betapa indahnya kalau setiap pribadi selalu berjalan bersama, melewati jalan setapak, melihat jejak kaki Tuhan dan mengikutiNya. Perjalanan hidup juga penuh dengan perjuangan. Tetapi Dia tetaplah satu-satunya jalan, Dia tetaplah perisai di mana semua orang berlindung padaNya.
Perjalanan hidup kita diatur oleh Tuhan Yesus. Jalan-jalanNya sempurna dan kita melewatinya karena Dia sendiri adalah satu-satunya jalan menuju kepada Bapa. Betapa indahnya kalau setiap pribadi selalu berjalan bersama, melewati jalan setapak, melihat jejak kaki Tuhan dan mengikutiNya. Perjalanan hidup juga penuh dengan perjuangan. Tetapi Dia tetaplah satu-satunya jalan, Dia tetaplah perisai di mana semua orang berlindung padaNya.
Dialah satu-satunya Jalan maka jangan pernah takut. Berjalanlah bersama sebagai saudara dan saudari menuju kepadaNya. Dia juga pasti buka jalan bagimu yang membutuhkannya.
PJSDB