Be Saints!
Amy Welborn menulis sebuah buku berjudul: “Be Saints: An Invitation from Pope Benedict XVI”. Buku ini berisi undangan Paus Emeritus kepada anak-anak kecil untuk bertumbuh dalam kekudusan, mulai di dalam keluarga masing-masing. Beliau mengatakan bahwa apabila kita bertumbuh dalamm sebuah persahabatan yang akrab dengan Tuhan Allah maka kita akan menemukan kebahagiaan sejati dan menjadi kudus”. Sebelumnya St. Yohanes Paulus II selalu mengingatkan orang-orang muda supaya jangan takut untuk menjadi orang muda yang kudus. Paus Fransiskus juga menyampaikan pesan yang sama kepada kaum muda dan anak-anak remaja dalam Yubileum kerahiman Allah untuk menjadi kudus.
Kekudusan dimulai di dalam keluarga. Anak-anak dapat bertumbuh menjadi kudus kalau orang tuanya menjadi kudus. Ada beberapa tanda lahiria orang tua yang kudus dalam keluarga yakni pendoa sejati, hatinya baik, tulus, jujur dan setia dalam hidup berkeluarga, semangat berkorban, bertahan dalam penderitaan dan memiliki perhatian besar dalam keluarga dan lingkungan. Anak-anak belajar berdoa mulai dari rumah. Anak-anak belajar jujur dan menghargai sesame mulai dari rumah. Siapa gurunya? Gurunya adalah orang tua bukan pembantu. Jangan pernah orang tua mengalihkan tugas mendidik anak kepada pembantunya.
St. Petrus menasihati kita semua: “Hendaklah kalian menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang telah memanggil kalian itu kudus. Sebab ada tertulis: Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya” (1Ptr 1:15-16). Menjadi kudus dalam seluruh hidup bukan hanya setengah hidup karena Tuhan kita itu kudus. Semoga di tahun Yubileum Kerahiman Allah ini, kita semua berjalan dalam kekudusan. Jangan takut menjadi kudus!
PJSDB