Miserere mei, Deus!
Selamat memasuki masa Prapaskah 2017. Kita memulai masa Prapaskah sebagai sebuah retret agung selama empat puluh hari. Paus Fransiskus dalam pesan Prapaskah tahun ini mengundang kita semua untuk kembali kepada Sabda Tuhan yang menjadi kekuatan bagi kita sepanjang masa Prapaskah ini. Baginya, memberi sedekah, berdoa dan berpuasa sebagai bagian penting dalam masa prapaskah ini menjadi sempurna kalau kita memiliki dasar yag kokoh yakni Sabda Tuhan. Bagi saya perkataan Sri Paus ini sangat tepat. Kita belajar berderma, berdoa dan berpuasa dari Sabda Tuhan sendiri.
Permenungan saya pada akhir hari Rabu Abu ini saya beri judul “Miserere mei, Deus”. Saya terinspirasi pertama-tama oleh Mazmur Tanggapan pada hari Rabu Abu ini. Miserere mei, Deus berarti “Kasihanilah aku, Ya Tuhan”. Ini merupakan Mazmur Pengakuan dosa yang dilakukan oleh raja Daud setelah nabi Nathan membeberkan dosa perzinahan yang dilakukannya bersama Batsyeba dan pembunuhan terhadap Uria orang Het, suami Batsyeba (2Sam 12:1-13). Daud menggubah Mazmur ini setelah mengalami pertobatan dan nabi Nathan mengatakan pengampunan atas dosa-dosanya (2Sam 12:13). Miserere dikenal juga sebagai sebuah lagu karya Gregorio Allegri. Lagu ini digubah pada masa pelayanan Paus Urbanus ke-VIII, untuk dipergunakan dalam ibadat bersama di kapel Sistina.
Inilah sebagian Mazmur Miserere (Mzm 51: 3-4.5-6a.12-13.14.17) yang kita nyanyikan bersama pada hari Rabu Abu ini:
*Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
*Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
*Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
*Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu.
Mazmur Miserere ini mengajak kita semua untuk melakukan pertobatan secara radikal. Ingatlah kita hanyalah butiran debu yang akan kembali menjadi debu. Hanya Tuhan saja yang mampu mengampuni dosa dan salah kita. Bertobatlah, baharuilah hatimu.
P. John Laba, SDB