Da Mihi Animas Cetera Tolle

Buah permenungan filsafat, teologi dan psikologi, juga berisi homili harian berdasarkan bacaan harian Liturgi Gereja Katolik

  • Home
  • Renungan
  • Bible
  • Teologi
  • Filsafat
  • Psikologi
  • Don Bosco
  • Spiritualitas Pria Katolik
  • Saint a Day

Archives for April 2013

Renungan 25 April 2013

25/04/2013 by P. John Laba SDB Leave a Comment

Hari Kamis Paskah IV

Kis 13:13-25
Mzm 88 2-3.21-22.25.27
Yoh 13:16-20

Terimalah Tuhan dalam hidupmu!

Mengasihi sampai tuntas! Ini adalah warta sukacita Yesus Kristus dalam Injil Yohanes bab ketigabelas. Ketika itu Yesus sebagai Tuhan harus berlutut di depan manusia yang berdosa yaitu para rasulNya, membasuh kaki mereka sebagai wujud cinta kasihNya sampai tuntas. Setelah selesai membasuh kaki para murid, Ia mengajak mereka untuk melakukan semua yang sudah dilakukanNya bagi mereka kepada sesama yang lain. Untuk mempertegas pelayananNya bagi manusia Yesus berkata: “Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, atau pun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.” (Yoh 13:16) 

Meskipun Yesus mengatakan sebelumnya bahwa “Aku dan Bapa adalah  satu” (Yoh 10:30), namun Ia sebagai Putera tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa. Para murid juga dituntut untuk menunjukkan sikap sebagai hamba yang melayani dan utusan yang melakukan tugas perutusan. Pada akhir perikop kita, Yesus mempertegas lagi identitasNya: “Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, Ia menerima Aku dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku” (Yoh 13:20).

Yohanes mengajak kita untuk memusatkan perhatian hanya kepada Yesus. Dialah satu-satunya utusan Bapa yang datang untuk menyelamatkan kita. Tugas kita adalah mengambil segala sesuatu yang Yesus miliki terutama semangat melayani sebagai tanda kasih sampai tuntas untuk kita dihayati dalam hidup setiap hari. Yesus adalah Tuhan tetapi menunjukkan diriNya sendiri sebagai Hamba dan Utusan. Inilah cara Tuhan merendahkan diriNya bagi kita. Gereja saat ini yakni semua orang percaya harus mengambil nilai-nilai hidup Yesus ini dan dihayati dalam pelayanan setiap hari.

Di dalam sejarah Gereja semangat pelayanan dan perutusan diwujudkan dalam kerelaan
misioner. Para rasul seperti Paulus dan Barnabas dikhususkan oleh Roh Kudus untuk tugas kerasulan. Mereka melakukan perjalanan misioner dengan penuh sukacita. Mereka meninggalkan Pafos ke Perga di Pamfilia, kemudian ke Antiokhia di Pisidia. Di Pisidia mereka masuk ke dalam Bait Allah dan Paulus mengajar di sana. Ia menceritakan semua kisah dalam Perjanjian Lama berupa karya Agung yang dilakukan Yahwe bagi nenek moyang mereka. Yahwe adalah Allah yang menyelamatkan. Ia membawa mereka keluar dari tanah Mesir, melewati padang gurun hingga masuk ke tanah terjanji. Tuhan juga memberi hakim-hakim dan nabi-nabi hingga nabi yang terakhir adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan yang digambarkan Paulus adalah Tuhan yang membebaskan, menuntun dengan setia, berbicara kepada umatNya melalui para nabi dan menjadi raja bagi mereka.

Sabda Tuhan hari ini menuntun kita untuk menyadari kehadiran Tuhan yang tiada hentinya dalam perjalanan hidup kita. Allah yang mengasihi tanpa batas dan tanpa perhitungan apapun. Sikap Yahwe inilah yang patut kita ikuti dalam hidup dan pelayanan kita yaitu membebaskan, menuntun, berbicara satu sama lain, menjadi nabi dan raja karena pembaptisan. Mari kita wujudkan semuanya ini di dalam hidup kita setiap hari.


Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi pelayan-pelayan yang baik. Amen

PJSDB

Renungan 25 April 2013

25/04/2013 by P. John Laba SDB Leave a Comment

Pesta St. Markus

1Ptr 5:5b-14
Mzm 89:2-3.6-7.16-17
Mrk 16:15-20
Pergilah dan beritakanlah Injil!

Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan pesta st. Markus Penginjil. Markus dikenal dengan nama lain Yohanes Markus (Kis 12:12.25; 15:37). Dia adalah anak dari Maria di Yerusalem. Keluarganya merupakan bagian dari keluarga Helenis di Yerusalem. Rumahnya terbuka bagi para rasul dan para pengikut Kristus umumnya yang tergabung dalam komunitas gereja purba (Kis 12:12-16). Ia mendampingi Barnabas dan Paulus dalam perjalanan misi pertama, tetapi kembali ke Yerusalem seorang diri karena merasa terlalu melelahkan. Markus kemudian mendampingi Petrus ke Roma. Kebersamaan dengan Petrus ini digambarkan dalam Injil yang ditulis sebelum tahun 70 Masehi. Dia menjadi martir di Alexandria dan pada abad ke-9 relikinya dibawa ke Venetia, Italia.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada perayaan St. Markus menggambarkan kepribadiannya

sebagai seorang penginjil. Di bacaan pertama kita mendapat gambaran penyertaan Markus bersama Petrus, bahkan Petrus menyapanya sebagai anaknya. Sapaan-sapaan yang meneguhkan iman di sampaikan Petrus untuk jemaat di Asia kecil. Petrus menulis: “Saudara-saudari terkasih, rendahkanlah dirimu satu sama lain sebab Allah menentang orang yang congkak tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan”.  Kerendahan hati itu sebuah kebajikan yang tidak bisa dibicarakan tetapi ditunjukkan dalam perbuatan nyata. Tuhan Yesus sendiri merendahkan diriNya dalam pristiwa inkarnasi, bahkan sampai wafat di kayu salib. Orang yang rendah hati dapat melayani Tuhan dan sesama dengan baik.

Di samping ajakan untuk merendahkan diri, Petrus juga mengajak untuk menyerahkan segala kekhawatiran kepada Tuhan karena Dialah yang memelihara hidup kita. Banyak orang yang khawatir dengan hidupnya. Di dalam Injil Yesus sendiri mengingatkan: “Janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.” (Mat 6:25). Hampir setiap hari orang mengalami kekuatiran. Petrus mengatakan butuh iman yang teguh karena kekuatiran itu bisa berasal dari iblis. Allah dalam diri Yesus selalu menyertai langkah hidup kita. Nasihat-nasihat Petrus terhadap para murid Tuhan di Asia kecil masih aktual hingga saat ini. Kita perlu rendah hati, tidak kuatir dan iman yang teguh untuk melawan iblis.

Petrus mengakhiri suratnya dengan salam-salam. Ini merupakan tanda persaudaraan dalam Kristus. Kadang kita menganggap bahwa salam-salam itu tidak berguna lagi. Padahal salam-salam ini bersifat mengikat pribadi-pribadi di dalam Tuhan. Semuanya merasakan kasih karunia dari Allah dan menjadi satu keluarga Allah. Pada zaman ini memberi salam sudah terlalu mahal. Orang jarang saling menyalami. Petrus punya pengalaman, dengan memberi salam, damai sejahtera juga tinggal dalam hati setiap pribadi. Salam membuat orang bersaudara.

Penginjil Markus mengisahkan pengalaman akan Yesus di dalam InjilNya. Sesudah bangkit dari kubur, Yesus mengutus para murid: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” Ini adalah perutusan bagi seluruh Gereja supaya membawa banyak orang kepada Tuhan. Apa tanda-tanda orang yang percaya? Para murid sebagai utusan Tuhan dan orang-orang yang dibaptis akan melakukan pekerjaan-pekerjaan Yesus sendiri. Mereka akan mengusir setan dalam nama Yesus, berbicara dalam bahasa-bahasa baru, memegang ular dan meminum racun. Mereka memberkati orang sakit dan orang sakit sembuh. Pokoknya semua hal yang berat akan menjadi ringan karena Tuhan hadir.
Sabda Tuhan pada pesta St. Markus ini mengajak kita untuk menyadari panggilan Tuhan

kepada kita masing-masing. Ia juga mengutus kita pergi sampai ujung dunia untuk mewartakan Injil. Bagaimana menjadi pewarta Injil yang sukses? Petrus membagi pengalamannya dalam bacaan pertama, sebuah ajakan pertobatan melalui kebajikan kerendahan hati, tidak kuatir dalam melakukan evangeliasasi atau membawa kabar sukacita kepada para orang-orang miskin dan membutuhkan. Mari kita menimba pengalaman Markus yang setia menyertai Barnabas dan Paulus dan juga Petrus.

Doa: Tuhan Bapa di dalam Surga, bangkitkanlah iman kami untuk selalu bersamamu. Amen
PJSDB

Renungan 24 April 2013

24/04/2013 by P. John Laba SDB Leave a Comment

Hari Rabu, Paskah IV

Kis 12:24-13: 5a

Mzm 67:2-3.5.6.8

Yoh 12:44-50

Satu selamanya…


Ketika memberkati suatu pernikahan, saat homili saya pernah bertanya kepada calon pasutri hal-hal sederhana dan spontan. Saya mengambil buku panduan perayaan pernikahan dan bertanya, “Ide siapakah untuk membuat buku panduan yang indah ini?” Calon istri menjawab, “kami berdua”. Calon suami juga menjawab,“Kami berdua”. Saya mengambil rosario yang akan diberkati dan bertanya, “Siapa yang membelinya?”Kedua-duanya menjawab, “Kami berdua”.Dan beberapa pertanyaan informatif lainnya jawabannya tetap sama, “Kami berdua”.  Akhirnya saya bertanya lagi, “Mengapa dari tadi semua jawaban “kami berdua”, tidak ada “saya” atau “dia?”. Sang isteri  menjawab, “Karena kami berdua mau menjadi suami dan isteri maka tidak ada lagi saya dan dia tetapi kami berdua adalah satu.” Ada juga sebuah pengalaman lain. Pada suatu kesempatan saya melihat seorang bapa membuka dompetnya dan tersenyum sendiri di dekat kasir. Saya bertanya, “Pak,  dari tadi buka dompet dan senyum terus. Ada apa ya?” Ia menjawab, “Saya kangen anak dan isteri saya. Biasanya istri yang belanja tapi hari ini dia sakit maka saya yang belanja”. Saya bertanya lagi, “Bagaimana rasanya kalau istri sakit?” Ia menjawab, “Saya juga merasa sakit karena kami berdua adalah satu”.


Dua pengalaman saya ini sederhana tetapi bisa membantu kita semua untuk memahami
perikop Injil hari ini. Penginjil Yohanes melaporkan bahwa Yesus berseru dengan suara nyaring kepada orang-orang Farisi yang percaya kepadaNya: “Barangsiapa percaya kepadaKu, Ia percaya bukan kepadaKu, tetapi percaya kepada Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa melihat Aku, Ia melihat Dia yang telah mengutus Aku.” Kata-kata Yesus ini menunjukkan bahwa Yesus dan Bapa adalah satu. Tidak ada perbedaan di antara mereka. Yesus tidak melakukan pekerjaanNya sendiri tetapi melakukan pekerjaan Bapa. Maka setiap orang yang mengakui dan percaya Yesus, mereka juga percaya pada Bapa. Bahkan pada saat itu, kepada orang Farisi yang percaya kepadaNya, Ia mengatakan bahwa barangsiapa melihat Dia, mereka melihat Bapa sendiri. Yesus adalah tanda nyata kehadiran Bapa di dunia. Dialah Sabda Bapa yang menjadi manusia dalam peristiwa Inkarnasi.


Tanda persekutuan Yesus dan Bapa di Surga juga terungkap dalam kata-kata Yesus pada bagian terakhir Injil hari ini: “Sebab bukan dari diriKu sendiri Aku berkata-kata, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku, untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan”. Hal ini berarti semua perkataan Yesus sang Putera adalah perkataan Bapa surgawi dan kita sebagai manusia harus mendengar dan melaksanakannya di dalam hidup setiap hari.


Lukas dalam bacaan pertama mengisahkan pelayanan Misioner yang dilakukan oleh Barnabas dan Paulus. Dikisahkan bahwa meskipun ada penindasan terhadap para pengikut Kristus, tetapi semangat misioner para rasul semakin kuat. Firman Tuhan yang diwartakan juga makin banyak didengar orang. Barnabas dan Paulus membawa Yohanes Markus dari Yerusalem ke Antiokhia untuk memperkuat team pewartaan di sana. Di Antiokhia ada nabi dan pengajar yakni Barnabas dan Simon yang disebut Niger, Lukius dan Menahem dan Saulus.Ketika mereka sedang beribadah dan berdoa Roh Kudus berpesan: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka” Apa yang dapat dilakukan bersama-sama sebagai satu komunitas? Mereka berpuasa dan berdoa serta memberkati Barnabas dan Saulus untuk tugas pelayanan yang lebih besar. Barnabas dan Saulus melakukan perjalanan misioner penting untuk mewartakan Injil. Daerah-daerah yang mereka lewati adalah Seleukia dan Siprus.


Sabda Tuhan pada hari ini membantu kita untuk merefleksikan panggilan hidup masing-masing. Panggilan hidup Yesus adalah sebagai Putra, Ia bersatu dengan Bapa dan melakukan semua pekerjaan Bapa. Para suami dan isteri dibaharui oleh Sabda Tuhan untuk setia satu sama lain. Tidak ada lagi “punyamu”, “punyaku” tetapi “punya kita” karena suami dan isteri adalah satu bukan lagi dua. Para imam, biarawan dan biarawati adalah satu dalam komunitas meskipun memiliki banyak perbedaan. Sebagai Gereja, persekutuan itu kita rasakan dalam perayaan Ekaristi di mana kita mendengar Sabda yang sama dan menerima Tubuh dan Darah Kristus juga satu dan sama untuk kita semua. Nah, kita butuh Yesus sebagai Terang supaya semua perkataanNya ini sungguh-sungguh menjadi milik kita. Mari, bangunlah keluarga, Gereja dan dunia menjadi satu komunitas dalam Tuhan. Sebuah komunitas misioner yang satu untuk selamanya.


Doa: Tuhan, semoga kami merasakan kehadiranMu sehingga dapat bersatu denganMu dan sesama kami. Amen


PJSDB

Renungan 23 April 2013

23/04/2013 by P. John Laba SDB Leave a Comment

Hari Selasa Paskah IV
Kis 11:19-26

Mzm 87:1-3.4-5.6-7

Yoh 10:22-30


Anugerah Hidup Kekal!


Yesus meneruskan diskursusNya tentang Gembala Baik. Kali ini Ia lebih menunjukkan jati diriNya kepada mereka. Ia berjalan-jalan di bait Allah, sekitar serambi Salomo.  Banyak orang mengenalNya dan meminta Dia untuk berterus terang mengatakan diriNya karena selama hari-hari itu mereka dalam kebimbangan. Tentu saja harapan banyak orang adalah supaya Ia dapat menjadi Raja orang Yahudi. Dia juga adalah Mesias yang dinanti-nantikan. 


Apa tanggapan Yesus terhadap situasi ini? Yesus memberi jawaban sekaligus teguran bagi mereka: “Aku telah mengatakannya kepadamu tetapi kamu tidak percaya. Pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu”. Teguran Yesus ini memang memiliki alasan yang kuat. Setiap hari mereka melihat dan mendengar Yesus tetapi mereka belum percaya kepadaNya. Kita ingat diskursus tentang Roti Hidup beberapa hari yang lalu. Mereka sudah makan roti, tetapi belum juga percaya pada Yesus. Mereka malahan merasa bahwa roti itu sama dengan mana yang pernah dimakan oleh nenek moyang mereka di padang gurun dan telah mati. Demikian juga dalam perikop kita ini, mereka melihat Yesus dan mengenalNya tetapi masih belum percaya akan segala sesuatu yang dilakukanNya. Itu sebabnya Yesus menganggap mereka sebagai orang yang bukan domba gembalaanNya. Mereka tidak mendengar suara Yesus. KonsekuensiNya, mereka juga tidak terbuka pada suatu bentuk ketaatan iman dan cinta kasih kepada Kristus.


Untuk mempertegas identitasNya, Yesus berkata: “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu
dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku. Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka tidak binasa”. Yesus tahu bahwa orang-orang yang percaya keadaNya akan setia padaNya dan ia juga mengenal mereka. Persekutuan yang erat antara orang percaya dan Yesus seumpama domba-domba yang mendengar suara sang gembala dan mengenalNya. Mengenal berarti mentaati dan mengasihi. Konsekuensinya adalah mereka semua diberikan anugerah hidup kekal.


Pada akhirnya Yesus mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat merebut domba-domba dari tangan Bapa, karena Bapa memiliki kuasa yang luar biasa mengatasi segala kuasa. Yesus sebagai Putera dan Bapa adalah satu adanya. Orang-orang yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus akan tetap berada dalam tangan Tuhan, mereka dilindungi oleh Tuhan sendiri. Domba-domba, dalam hal ini orang-orang percaya adalah milik Bapa. Ia mempercayakan semuanya pada Yesus. Siapakah mereka yang percaya? Semua orang, kecuali orang Yahudi yang menutup hati pada Yesus. Yesus dan Bapa adalah satu. Ini mau menunjukkan kesatuan yang begitu mesra antara Yesus sebagai Putera dan Bapa sendiri dalam Roh Kudus.  Relasi ini tentu dapat dipahami dalam hubungan antara Yesus dan manusia yang akan ditebusNya. Kesatuan yang mesra antara Yesus dan Bapa inilah yang nantinya menjadi alasan bagi orang-orang Yahudi untuk mau melempariNya dengan batu.


Bacaan injil membuka wawasan kita untuk memahami betapa kuatnya kasih Yesus bagi kita semua. Ia berjanji untuk memberi hidup kekal kepada kita semua. Saya teringat akan kisah seorang bapa dan anaknya yang berenang di laut. Tiba-tiba muncul gelombang yang besar dan anaknya hilang seketika. Ayahnya juga diterpa ombak yang sama dan ikut hanyut. Setelah beberapa menit ayahnya bisa menyelamatkan dirinya. Dari kejauhan ia melihat anaknya sedang memeluk sebatang balok sambil berteriak, tetapi gelombang laut semakin ganas. Anak itu tetap berteriak meminta tolong ayahnya. Ia percaya ayahnya pasti akan menyelamatkannya. Setelah membuat tanda salib, ayahnya melompat dan puji Tuhan ia  berhasil meraih tangan anaknya, menyelamatkannya. Sesampai di darat mereka berpelukan dalam keadaan berlumuran darah. Kalau bersama Tuhan, segala kesulitan pasti dapat diatasi.


Lukas dalam bacaan pertama mengisahkan betapa para rasul juga mengalami kesulitan.

Mereka mengalami banyak penganiayaan setelah kemartiran Stefanus. Mereka menyebar kemana-mana untuk mewartakan Injil terutama di Fenisia, Siprus dan Antiokhia. Pokok pewartaan yang penting adalah Yesus adalah Tuhan. Tokoh penting yang ditonjolkan di sini adalah Barnabas yang berani mencari Saulus dan membawanya ke Antiokhia. Di Antiokhia, Barnabas dan Saulus mengajar banyak orang dan mereka percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Di Antiokhia juga para murid pertama kali disebut Kristen atau pengikut Kristus.


Sabda Tuhan hari ini sangat kaya maknanya bagi kita semua. Tuhan luar biasa karena memberikan hidup kekal kepada kita yang percaya kepadaNya.  Memang banyak pergumulan di dalam hidup setiap pribadi namun kasih Tuhan melampaui segalanya. Dialah yang selalu membuka jalan di dalam setiap perjuangan hidup kita. Hal terpenting di sini adalah percaya kepadaNya. Apakah anda percaya pada Yesus Kristus sebagai satu-satunya juru selamat kita?


Doa: Terima kasih Tuhan, Engkau rela menjadi Gembala Baik bagi kami. Engkau juga memberikan hidup kekal kepada kami masing-masing. Amen.


PJSDB

Renungan 22 April 2013

22/04/2013 by P. John Laba SDB Leave a Comment

Hari Senin, Paskah IV

Kis 11:1-18
Mzm 42:2-3;43:3.4
Yoh 10:1-10

Keselamatan bagi semua orang

Komunitas gereja perdana merasa bangga bisa mengikuti Yesus dari Nazaret. Setelah menerima Roh Kudus pada hari Pentekosta, para pengikut Tuhan semakin berani untuk mewartakan injil, menata komunitas dengan semangat sehati dan sejiwa dan melakukan ekspansi ke daerah-daerah lain sesuai pesan Yesus: “Karena itu pergilah, jadikanlah segala bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat 28:19-20). Masalah yang muncul adalah di antara para pengikut Tuhan masih banyak yang sifat nasionalismenya tinggi dan merasa diri sebagai status quo keselamatan. Mereka berpikir bahwa Yesus orang Yahudi maka FirmanNya hanya diperuntukkan bagi orang Yahudi saja.


Lukas dalam Kisah Para Rasul menceritakan bagaimana keadaan nyata Gereja Perdana.

Para Rasul dan saudara-saudara di Yudea mendengar bahwa bangsa-bangsa lain juga menerima Firman Allah. Orang-orang bersunat di Yerusalem melayangkan protes kerasnya kepada Petrus karena ia juga masuk ke rumah orang-orang tak bersunat dan makan bersama-sama mereka. Tetapi Petrus menjelaskan bahwa semua ini bukan kehendaknya melainkan kehendak Tuhan untuk menyelamatkan semua orang. Oleh karena itu tindakannya terhadap Kornelius seorang perwira Romawi dan keluarganya adalah kehendak Tuhan. Tuhanlah yang mau menyelamatkan mereka. Petrus hanyalah seorang utusan Tuhan. Petrus juga mengingatkan saudara-saudara akan pengalaman Pentekosta terutama bahwa mereka semua dibaptis dengan Roh Kudus maka setiap tindakan atau karya Roh, tidak dapat dicegah.


Pengalaman Petrus ini menarik dalam konteks kehidupan menggereja. Orang-orang kristiani di Yerusalem adalah orang-orang Yahudi yang menjadi pengikut Yesus dari Nazaret. Mereka memiliki latar belakang pendidikan, prasangka-prasangka sosial dan perasaan-perasaan tertentu. Mereka saat itu belum mengerti bagaimana seseorang menjadi anggota keluarga Yesus. Apakah hanya orang Yahudi atau kaum bersunat atau orang-orang bukan Yahudi atau tak bersunat juga memiliki hak untuk menjadi pengikut Kristus dan diselamatkan oleh Yesus. Apakah orang bukan Yahudi dapat menjadi saudara tanpa melalui sunat? Situasi gereja yang majemuk sekarang ini membutuhkan pemimpin-pemimpin yang tidak takut seperti Petrus. Pemimpin yang berani menjadi pintu masuk bagi dialog kehidupan, bagi persaudaraan sejati baik di dalam gereja sendiri maupun di luar gereja.

Menjadi pintu masuk? Penginjil Yohanes hari ini memperkenalkan diskursus Yesus tentang Gembala Baik. Kepada orang-orang Farisi Yesus berkata: “Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba tidak melalui pintu, tetapi memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan perampok, tetapi siapa yang masuk melalui pintu, dialah gembala domba”. Perkataan Yesus ini menunjuk pada pengalaman konkret para gembala di Israel. Ada kandang domba yang berisi banyak domba. Kandang itu tentu memiliki penjaga dan pelindung bagi domba-domba. Penjaga dan pelindung domba berinteraksi dengan domba melalui pintu yang benar. kalau orang yang bukan penjaga dan pelindung domba disebut pencuri dan perampok karena mereka masuk ke dalam kandang tanpa melalui pintu.


Gembala domba memiliki kredibilitas yang tinggi. Kehadiriannya di kandang domba

membuat para pembantu bersedia membuka pintu kandang, domba-domba mendengar suaranya, ia memanggil domba-domba sesuai namanya dan menuntun keluar. ia akan berjalan di depan domba-domba dan domba-domba mengikutinya karena mereka mengenal suaranya. Sang gembala memang sangat kredibel. Ia bersahabat dengan domba-dombanya. Ia hebat karena memberi nama kepada semua domba, dan memanggil mereka sesuai dengan nama yang telah ia berikan. Ketika nama disebut, mereka mendengar suara dan mengikutinya. Kita boleh bertanya, bagaimana kemampuan kita untuk memperhatikan saudara-saudari dan anak-anak atau anggota keluarga? Apakah anda memberi dan memanggil nama anak-anak, saudara  saudari sesuai dengan namanya? Anda tidak akan menjadi pemimpin yang berhasil kalau tidak bisa mengingat nama orang-orang disekitarmu.


Saya teringat pada kisah opa dan oma yang kemesraannya tiada batasnya. Ketika oma merayakan hari ulang tahunnya yang ke 95, semua keluarga besar hadir untuk merayakannya. Pada saat itu semua anak dan cucu kaget karena sampai usia 95 tahun, opa masih memanggil nama oma dengan sapaan “Sayangku”. Seorang cucu berani bertanya kepadanya mengapa ia memanggil oma seperti itu. Opa berbisik kepada cucu, “Ssst ini rahasia opa dan cucu ya. Opa sudah lama lupa nama oma maka lebih mudah menyapanya sayangku”. Apakah sapaan kita harus berubah? Yesus memanggil kita dengan nama masing-masing.

Rupa-rupanya perumpamaan Yesus kepada kaum Farisi juga belum dimengerti. Oleh karena itu Yesus berkata lagi: “Sesungguhnya Akulah pintu kepada domba-domba. Semua yang datang sebelum Aku adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu, dan barangsiapa masuk melalui pintu akan selamat. Ia akan masuk keluar dan menemukan padang rumput.” Benar, Yesus adalah pintu dimana semua orang dapat memiliki kelimpahan hidup.


Sabda Tuhan hari ini membuka wawasan kita untuk mengerti bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang. Orang-orang dari berbagai suku, bangsa dan bahasa memiliki hak yang sama untuk diselamatkan oleh Yesus. Yesus adalah gembala yang mengenal domba-domba dan domba-domba juga mengenal suaraNya. Yesus juga menjadi pintu untuk mempersatukan Allah Bapa dan manusia. Apakah anda sungguh percaya bahwa Yesus adalah Pintu masuk kepada keselamatan abadi?

Doa: Tuhan, Kami mengucapkan sukur dan terima kasih kepadaMu karena Engkau senantiasa bersedia untuk menjadi gembala dan pintu masuk bagi kami. Bantulah kami agar menjadi gembala yang baik dan pintu masuk bagi banyak orang. Amen

PJSDB
« Previous Page
Next Page »

Tentang Saya

Saya seorang hamba Tuhan yang melayaniNya siang dan malam, anggota Serikat Salesian Don Bosco yang bergabung sejak tahun 1989. Kini saya dipanggil Pater John dan melayani di Jakarta

Artikel Terbaru

  • Homili 23 April 2018 23/04/2018
  • Homili Hari Minggu Paskah – IV/B – 2018 22/04/2018
  • Food For Thought: Solo Jesus basta! 21/04/2018
  • Homili 21 April 2018 21/04/2018
  • Food For Thought: Jangan marah-marah… 20/04/2018

Situs Lainnya

  • Salesian Don Bosco
  • Vatican
  • Renungan Audio – Daily Fresh Juice
  • Renungan Pria Katolik

Arsip

  • April 2018 (16)
  • March 2018 (14)
  • February 2018 (8)
  • January 2018 (17)
  • December 2017 (23)
  • November 2017 (31)
  • October 2017 (29)
  • September 2017 (38)
  • August 2017 (28)
  • July 2017 (18)
  • June 2017 (24)
  • May 2017 (33)
  • April 2017 (18)
  • March 2017 (40)
  • February 2017 (23)
  • January 2017 (22)
  • December 2016 (23)
  • November 2016 (31)
  • October 2016 (24)
  • September 2016 (36)
  • August 2016 (36)
  • July 2016 (32)
  • June 2016 (27)
  • May 2016 (42)
  • April 2016 (25)
  • March 2016 (41)
  • February 2016 (45)
  • January 2016 (31)
  • December 2015 (26)
  • November 2015 (24)
  • October 2015 (60)
  • September 2015 (44)
  • August 2015 (49)
  • July 2015 (56)
  • June 2015 (56)
  • May 2015 (57)
  • April 2015 (46)
  • March 2015 (52)
  • February 2015 (51)
  • January 2015 (58)
  • December 2014 (46)
  • November 2014 (43)
  • October 2014 (49)
  • September 2014 (46)
  • August 2014 (42)
  • July 2014 (39)
  • June 2014 (39)
  • May 2014 (38)
  • April 2014 (44)
  • March 2014 (41)
  • February 2014 (46)
  • January 2014 (55)
  • December 2013 (43)
  • November 2013 (42)
  • October 2013 (46)
  • September 2013 (31)
  • August 2013 (33)
  • July 2013 (32)
  • June 2013 (36)
  • May 2013 (33)
  • April 2013 (34)
  • March 2013 (40)
  • February 2013 (33)
  • January 2013 (33)
  • December 2012 (36)
  • November 2012 (33)
  • October 2012 (50)
  • September 2012 (40)
  • August 2012 (41)
  • July 2012 (35)
  • June 2012 (30)
  • May 2012 (33)
  • April 2012 (36)
  • March 2012 (47)
  • February 2012 (42)
  • January 2012 (38)
  • December 2011 (35)
  • November 2011 (31)
  • October 2011 (2)

Bulan

  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • January 2018
  • December 2017
  • November 2017
  • October 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • July 2017
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • October 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • July 2016
  • June 2016
  • May 2016
  • April 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • December 2015
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • August 2015
  • July 2015
  • June 2015
  • May 2015
  • April 2015
  • March 2015
  • February 2015
  • January 2015
  • December 2014
  • November 2014
  • October 2014
  • September 2014
  • August 2014
  • July 2014
  • June 2014
  • May 2014
  • April 2014
  • March 2014
  • February 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • November 2013
  • October 2013
  • September 2013
  • August 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • May 2013
  • April 2013
  • March 2013
  • February 2013
  • January 2013
  • December 2012
  • November 2012
  • October 2012
  • September 2012
  • August 2012
  • July 2012
  • June 2012
  • May 2012
  • April 2012
  • March 2012
  • February 2012
  • January 2012
  • December 2011
  • November 2011
  • October 2011

Copyright © 2018 · Beautiful Pro Theme on Genesis Framework · WordPress · Log in