Santo Yohanes Bosco adalah orang kudus yang memiliki devosi besar kepada Yesus di dalam Sakramen Mahakudus. Dia banyak menulis tentang devosi kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus dan meminta supaya para Salesian Don Bosco (SDB) melanjutkan devosi ini turun temurun. Sebagai imam, ia pernah merayakan Ekaristi dimana hanya ada 8 hosti di dalam ciborium tetapi dapat memberi makan kepada 360 siswa yang hadir dalam perayaan Ekaristi tersebut. Don Bosco juga terkenal sebagai tukang mimpi. Pada suatu saat ia bermimpi berada bersama para siswanya di pinggir pantai yang terjal. Mereka melihat kapal-kapal dalam formasi perang dengan haluan yang tajam mirip tombak yang tajam. Semua kapal perlengkapan senjata seperti meriam, bahan peledak dan lain-lain sedang menuju ke sebuah kapal yang lebih megah. Ketika mendekati kapal yang megah itu, mereka mencoba untuk menghancurkannya.
gelombang berada di pihak lawan. Di tengah samudra yang sangat luas ini ada dua tiang kokoh yang besar, sedikit terpisah satu sama lain, menjulang tinggi ke langit. Di puncak salah satu tiang ada patung Bunda Maria tak bernoda yang pada kakinya tertulis: Auxilium Christianorum sedangkan tiang yang satunya lebih kekar dan megah menopang sebuah Hosti yang berukuran sepadan dan dibawanya tertulis Salus Credentibus. Orang yang menjadi komandan kapal yang megah itu adalah Sri Paus. Selanjutnya kapal megah itu diserang habis-habisan sehingga kapten kapal yakni sri Paus tewas. Tetapi dalam waktu singkat terjadi pemilihan Paus baru. Paus baru membawa kapal megah itu ke arah dua tiang dan menambatkannya di sana. Kapal-kapal lain akhirnya merapat juga kepada kedua tiang dan samudra kembali menjadi tenang.
Penulis Kitab Kejadian menggambarkan model perjamuan yang dipersembahkan oleh Melkhizedek raja Salem, imam agung di Yerusalem. Melkhizedek mambawa roti dan anggur untuk mempersembahkannya kepada Tuhan dan memberkati Abram. Ia berkata, “Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi yang telah menyerahkan musuh-musuhmu ke dalam tanganmu.” Abram yang penuh berkat itu memberikan sepersepuluh dari hasil jarahannya kepada Melkhizedek. Perikop kita ini lebih menekankan peran sang imam dalam mempersembahkan Ekaristi. Imam ditahbiskan untuk merayakan Ekaristi in persona Christi.
tentang institusi Ekaristi oleh Yesus pada malam perjamuan terakhir. Paulus menerima panggilan dari Tuhan untuk menjelaskan kepada kita semua tentang Yesus Kristus yang mempersembahkan diri untuk keselamatan kita. Hal yang menarik dari kisah Paulus adalah malam perjamuan terakhir di mana pada saat itu Yesus mengambil roti dan memohon berkat kemudian membagi-bagi roti kepada para muridNya. Yesus berkata: “Inilah TubuhKu yang diserahkan bagimu, perbuatlah ini sambil mengenangkan daku”. Cawan juga diambil sambil di doakan: “Cawan ini adalah Perjanjian Baru yang dimeteraikan di dalam darahKu. Setiap kali kamu makan roti dan minum dari piala yang satu dan sama maka kamu mewartakan wafat Tuhan kita Yesus Kristus sampai Ia datang.” Perikop Paulus ini mau menekankan tentang Ekaristi yang dihayati secara nyata. Ekaristi adalah mengenang kembali Paskah Kristus.
Di dalam bacaan Injil kita melihat pertumbuhan iman para Rasul Yesus. Mereka masih memiliki pemikiran yang sangat manusiawi dengan sesama. Dikisahkan bahwa sambil melihat banyak orang yang membutuhkan Yesus, dan pada hari menjelang malam, mereka meminta Yesus untuk menyuruh orang-orang pulang ke rumah masing-masing demi mencari makan sendiri-sendiri. Tetapi Yesus punya rencana lain bagi banyak orang ini. Ia berkata: “Kamu harus memberi mereka makan”. Persedian bekal yang ada adalah lima roti dan dua ekor ikan. Yesus berekaristi bersama mereka. Para murid diminta untuk membantu mengatur orang-orang untuk duduk berkelompok. Roti dan ikan yang sudah didoakan dan diberkati Yesus itu dibagi-bagi kepada semua orang. Jumlah mereka adalah laki-laki sebanyak 5000 orang belum termasuk anak-anak dan kaum wanita. Setelah mereka makan, roti dan ikan masih ada 12 bakul sisanya.
yang sudah digariskan di dalam Kitab Perjanjian Lama, terutama tentang perjamuan mesianik (Yes 25:6-12). Peristiwa penggandaan roti ini terjadi di Padang gurun maka mengingatkan kita juga akan manna yang turun di Padang Gurun. Semua orang yang makan manna menjadi puas. Tuhan Yesus adalah Roti Hidup yang turun dari surga dan memberikan rasa puas kepada orang-orang yang mengikutiNya dari dekat.
Kristus sendiri yang menguduskan dunia. Gereja melakukan kenangan akan pengurbanan Kristus. Gereja sendiri mengalami kesulitan, badai yang datang silih berganti tetapi Ekaristi tetap menjadi tiang kekuatan untuk menenangkan badai di dalam Gereja.