Homili 5 Januari 2015

Hari Senin, Penampakan Tuhan
1Yoh 3:22-4:6
Mzm 2:7-8.10-11
Mat 4:12-17.23-25

Roh Kudus Turut Bekerja…

Fr. JohnAda seorang bapa yang membagi pengalamannya dalam sebuah rekoleksi keluarga. Ia menceritakan bagaimana usahanya pernah jatuh sampai ke titik nol dan ia sekeluarga harus berusaha untuk bangun kembali, dengan segala kekuatan meskipun rasanya perlahan-lahan. Ketika berada di titik nol ia tidak punya pilihan lain selain berpasrah pada Tuhan dan membiarkan Roh Kudus berkarya di dalam diri dan keluarganya. Dalam usaha membiarkan Roh Tuhan berkarya, ia juga masih merasakan kesulitan tertentu. Imannya digoncang dari semua arah. Ia yakin bahwa itu adalah karya iblis yang coba memisahkannya dari karya Roh Kudus. Ia berusaha dengan segenap hati dan Tuhan memulihkan hidup dan seluruh usahanya. Ia selalu percaya bahwa Roh Kudus turut bekerja di dalam diri dan keluarganya. Pada saat ini mereka boleh menikmati berkat Tuhan dan selalu berbagi dengan sesamanya.

Kita masih bersama Yohanes dan suratnya yang pertama. Ia melanjutkan wejangannya kepada murid-murid di dalam komunitasnya. Ia mengatakan bahwa apa saja yang kita minta dari Tuhan, kita memperoleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Apa yang menjadi perintah-perintah Tuhan? Bagi Yohanes, perintah Tuhan adalah supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. (1Yoh 3:23). Hidup kristiani itu berdasar pada iman kepada Yesus Kristus dan kasih sebagai perintah baru dari Yesus Kristus. Kedua hal ini haruslah kita lakukan di dalam hidup setiap hari.

Konsekuensi dari hidup sebagai murid yang melakukan perintah Tuhan adalah keselamatan abadi. Menurut Yohanes, “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.” (1Yoh 3:24). Cita-cita setiap orang beriman adalah bersatu dengan Tuhan. Kita membiarkan diri bersatu dengan Tuhan. Artinya kita berada di dalam Tuhan dan Tuhan berada di dalam diri kita. Kita menjadi shekina, tempat Tuhan bersemayam. St. Paulus mengatakan bahwa tubuh kita adalah tempat tinggal Roh Kudus (1Kor 6:19). Tubuh kita itu kudus maka haruslah kita terus menerus mengusahakan kekudusan.

Yohanes juga menasihati para muridnya untuk memiliki discernment atau pembedaan roh, apakah roh itu baik dan kudus atau roh itu jahat dan menyesatkan. Ia menyebutnya sikap menguji roh-roh, apakah roh itu berasal dari Allah atau bukan. Pada saat itu juga ada nabi-nabi palsu yang dengan roh manusiawinya bisa menyesatkan iman banyak orang. Bagaimana cara mengenal Roh Allah? Inilah resepnya menurut Yohanes: “Setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah.” (1Yoh 4:2). Sebaliknya roh yang tidak mengakui Yesus tidak berasal dari Allah dan dialah roh antikristus. Orang yang memiliki Roh Kudus dari Allah akan mampu mengalahkan roh yang berasal dari dunia. Orang yang memiliki Roh Kudus dalam dirinya berasal dari Allah, sedangkan yang tidak memiliki Roh Kudus adalah nabi palsu atau antikristus.

Proses discenment itu sangat penting bagi kita. Kadang-kadang roh dunia itu seperti serigala berbulu domba. Mulanya jinak tetapi kemudian menjadi liar dan menghancurkan diri kita melalui dosa-dosa tawarannya. Untuk itu kita harus mawas diri dan tidak mudah percaya bahwa segala sesuatu itu karya Roh Kudus. Nah, dikatakan karya Roh Kudus kalau ada kekuatan bagi kita untuk beriman dan mengasihi serta berharap akan keselamatan yang sempurna.

Tuhan Yesus juga membuat discernment setelah Yohanes Pembaptis ditangkap karena menegur Herodes yang mengambil Herodias istri saudaranya bernama Herodes Filipus. Tuhan Yesus mengambil keputusan untuk meninggalkan Nazaret dan berdiam di Kapernaum, di tepi danau, daerah Zebulon dan Naftali. Kehadiran Yesus di Kapernaum memenuhi nubuat Yesaya: “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” (Mat 4:15-16).

Apa yang dilakukan Yesus di Galilea? Penginjil Matius memberikan beberapa karya penting selama berada di Galilea yakni Yesus memulai karyaNya dengan seruan tobat karena Kerajaan Surga sudah dekat. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat. Ia mewartakan Injil Kerajaan Allah. Ia melenyapkan berbagai jenis penyakit dan kelemahan orang-orang saat itu. Tugas pelayanan Yesus di Galilea ini didengar banyak orang sehingga mereka berbondong-bondong datang untuk mendengar dan merasakan penyembuhanNya. Keselamatan diwartakan Yesus bagi semua orang.

Sabda Tuhan pada hari ini membantu kita untuk menyadari hadirnya Roh Kudus di dalam diri kita masing-masing sebagai orang yang dibaptis. Roh Kudus memampukan kita untuk memiliki kekuatan dalam iman, kasih dan harapan. Roh Kudus juga memampukan kita untuk menerima Yesus sebagai satu-satunya Tuhan dan Penyelamat kita. Roh Kudus memampukan kita untuk bertobat dan siap mewartakan Injil Kerajaan Allah.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply