Kehendak bebas itu…
Tuhan menganugerahkan kehendak bebas kepada manusia. Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK, 1730) dikatakan bahwa Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan telah memberi kepadanya martabat seorang pribadi, yang bertindak seturut kehendak sendiri dan menguasai segaIa perbuatannya. “Allah bermaksud menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri” (Sir 15:14), supaya ia dengan sukarela mencari Penciptanya dan dengan mengabdi kepada-Nya secara bebas mencapai kesempurnaan sepenuhnya yang membahagiakan” (Gaudium et Spes 17). “Manusia itu berakal budi dan karena ia citra Allah, diciptakan dalam kebebasan, ia tuan atas tingkah lakunya” (St. Ireneus, Against Heresies/Adv. haeres. 4,4,3).
Tuhan Yesus menunjukkan satu bentuk kehendak bebasNya dalam perumpamaan tentang penabur. Ada seorang penabur yang keluar untuk menabur. Ia memiliki kebebasan fundamental untuk menabur di tempat di mana ia mau menabur. Oleh karena itu ada benih taburannya itu jatuh di pinggir, di tanah berbatu, di antara semak berduri dan di tanah yang baik. Masing-masing media atau lahan menumbuhkan benihnya dan ketiga media pertama gagal, hanya tanah baik yang menghasilkan buah yang berlimpah.
Tuhan memiliki kehendak bebas untuk bersabda. SabdaNya itu didengar oleh manusia dan setiap manusia memiliki kehendak bebas dan hati untuk menumbuhkan Sabda. Ada manusia yang berhati baik akan mendengar dan melakukan Sabda sehingga menghasilkan buah. Ada yang hanya mendengar tetapi tidak melakukannya sehingga tidak menghasilkan buah. Manusia tidak bisa menghasilkan buah karena ia bukanlah media yang baik. Manusia yang menghasilkan buah adalah manusia yang diberkati Tuhan. Hidupnya berkenan di mata Tuhan.
PJSDB