Homili 7 Februari 2015

Hari Sabtu Pekan Biasa IV
Ibr. 13:15-17,20-21
Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Mrk. 6:30-34.

Tuhan, Engkau Gembalaku

Fr. JohnAda seorang anak, namanya Benny. Ia lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga peternak. Mereka memiliki ratusan ekor kambing, babi, sapi dan ayam. Dari hewan-hewan inilah keluarga ini bisa bertahan hidup secara ekonomis, Benny dan saudara-saudaranya bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan Tinggi. Benny sendiri karena kecintaannya pada hewan-hewan maka ia belajar menjadi seorang dokter hewan. Kini dia adalah dokter hewan yang laris di kampung halamannya. Dari banyak pengalaman merawat berbagai ternak, Benny selalu mengingat dua peristiwa yang bagus. Pertama, Ia penah mendengar orang memanggil ayahnya sebagai pastor. Ia bingung dan bertanya-tanya apa artinya pastor karena pastor di Gereja tidak menikah sedangkan ayahnya menikah. Di kemudian hari ia baru memahami kata Pastor artinya Gembala. Kedua, dalam pelajaran persiapan komuni pertama, katekis berulangkali mengajar doa dengan menyebut Tuhan sebagai gembala (Pastor). Ia langsung mengerti bahwa Tuhan itu laksana seorang gembala. Kedua peristiwa ini mendorong dia untuk menjadi pastor juga bagi semua ternak peninggalan usaha ayahnya.

Di dalam Kitab Perjanjian Lama, raja Daud percaya bahwa Tuhan adalah gembala yang baik. Nenek moyangnya pernah merasakan sikap kegembalaan Tuhan di padang gurun. Tuhan menyiapkan segalanya bagi umat kesayangannya. Oleh karena itu Daud berdoa: “Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.” (Mzm 23: 1-2). Tuhan sebagai gembala yang baik memberikan kesejahteraan kepada domba-dombaNya. Ia memperhatikan makanan, minuman dan tempat untuk berlindung.

Tuhan sebagai gembala selalu menuntun domba-dombanya mengikuti jalan yang lurus. Ia menunjukkan kuasaNya untuk melindungi dan membimbing mereka. Daud berkata: “Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.” (Mzm 23:3-4). Di dalam Gereja saat ini, para Pastor adalah gembala umat. Tugas gembala umat adalah mengenal domba-domba (Yoh 10:11), mencari dan menyelamatkan yang tersesat (Mat 18:14). Nah di dalam Gereja Kristus masih banyak orang yang hidup dalam lembah kekelaman maka butuh para gembala yang membimbing ke jalan yang benar.

Daud dalam mazmur juga memuji Tuhan karena Ia menyediakan hidangan lezat di hadapan para lawan dan mengurapi kepala dengan minyak serta pialanya yang berlimpah. Perjamuan kasih di mana orang saling meneguhkan satu sama lain dan hidup dalam kelimpahan rahmat dan dengan demikian orang akan tinggal di dalam rumah Tuhan selamanya. Surga tempat Tuhan bersemayam merupakan tempat di mana kita semua bisa merasakan kebaikan dan kasih Tuhan. Tempat kita mengarahkan pandangan kita dan berharap supaya bisa bersatu selamanya di Surga.

Tuhan Yesus menunjukkan sikapnya sebagai gembala yang baik dengan berbelas kasih terhadap orang-orang yang selalu mencariNya. Ia sempat mengajak para muridNya untuk pergi ke tempat yang sunyi, menyendiri untuk membangun kebersamaan dan beristirahat sejenak. Penginjil Markus mengisahkann bahwa Yesus dan para muridNya sangat sibuk sehingga makan pun mereka tidak sempat. Inilah kesaksian Markus: “Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” (Mrk 6:34). Dialah gembala sejati yang menaruh belas kasih kepada mereka.

Penulis surat kepada umat Ibrani mengatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus yang kita imani tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr 13:8). Oleh Yesus Kristus, kita senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah yaitu ucapan bibir yang memuliakan namanya (Ibr 13:15). Nasihat-nasihat lain yang disampaikan adalah supaya kita selalu berbuat baik dan memberi bantuan kepada sesama, karena semuanya ini untuk kemuliaan dan kebesaran Tuhan. Sikap patuh kepada pemimpin juga menjadi satu faktor yang penting yang perlu dilakukan sebagai pengikut Kristus. Pada akhirnya diharapkan supaya Tuhan Yesus selalu melengkapi kita dengan segala hal yang baik supaya bisa melakukan kehendakNya dan mengerjakan apa yang berkenan kepada Tuhan. Hanya bagi Tuhan, segala kemuliaan selama-lamanya!

Pada hari ini kita juga belajar dari Tuhan untuk menjadi gembala yang baik bagi sesama di dalam keluarga dan lingkungan hidup kita. Gembala yang selalu mencari yang terbaik untuk orang lain. Gembala yang menyerahkan nyawanya untuk kebaikan sesama. Anda dan saya adalah gembala masa kini.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply