Hari Senin, Pekan Prapaskah II
Dan. 9:4b-10
Mzm. 79:8,9,11,13
Luk. 6:36-38.
Jangan memperhitungkan dosa kami, Ya Tuhan!
Setiap kali merayakan Ekaristi bersama, kita selalu berdoa: “Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikan iman GerejaMu.” Doa ini kelihatan sederhana tetapi memiliki makna yang sangat mendalam. Sebagai umat kesayangan Tuhan, kita berdoa dan berharap supaya Tuhan tidak memperhitungkan segala salah dan dosa kita. Nabi Mikha bernubuat: “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.” (Mi 7:19). Ia akan mengadili kita bukan berdasarkan perbuatan dosa kita tetapi berdasarkan perbuatan kasih yang kita lakukan untuk saudara yang paling hina. Tentang hal ini Yesus berkata: “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Masa prapaskah menjadi indah karena kesiapan kita untuk melakukan pertobatan pribadi (metanoia) dan kesediaan untuk berbagi dengan saudara yang sangat membutuhkan.
Mazmur Tanggapan untuk bacaan liturgi hari ini membantu kita untuk menyadari kehadiran Tuhan yang mengasihi dan menganugerahkan pengampunan yang berlimpah bagi kita semua. Di baitNya yang kudus, umat Allah yang menderita pada masa pemerintahan Makabe itu merasakannya sebagai akibat dari dosa dan salah mereka. Untuk itu mereka berdoa: “Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.” (Mzm 79:8). Pemazmur dengan jujur memohon kepada Tuhan supaya Tuhan jangan memperhitungkan dosa-dosa nenek moyang mereka. Ia juga mengharapkan turunnya rahmat Tuhan baginya. Memang rahmat Tuhan itu tidak akan berkesudahan.
Mengampuni dosa dan salah adalah rencana dan kehendak bebas dari Tuhan. Hal ini juga dipahami oleh Pemazmur sehingga ia berani memohonkannya kepada Tuhan: “Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!” (Mzm 79: 9). Pemazur memohon kepada Tuhan supaya melepaskan atau membebaskannya dari salah dan dosa yang menguasai seluruh hidupnya. Hidup sebagai orang yang sudah merasakan kerahiman Tuhan dapatlah membantu orang itu bertumbuh dalam iman dan memuliakan nama Tuhan.
Pengalaman penderitaan pada zaman Makabe begitu kuat. Ada nada kepasrahan hati kepada Tuhan. Inilah nada kepasrahan dari sang Pemazmur: “Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.” (Mzm 79:11). Hidup manusia ada di tangan Tuhan. Ia yang menentukan mati atau hidupnya manusia. Oleh karena itu baiklah manusia selalu bersyukur kepadaNya. Inilah perkataan Pemazmur kepada Tuhan: “Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.” (Mzm 79:13).
Doa Daniel dalam bacaan pertama menandakan bahwa manusia sungguh-sungguh berdosa dan memohon supaya Tuhan menunjukkan kerahimanNya. Inilah pengakuan Daniel dalam doanya: “Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berkalu fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah-perintahMu, kami tidak taat pada hamba-hambaMu, para nabi yang sudah berbicara atas namaMu kepada para raja dan pemimpin-pemimpin kami dan kepada segenap rakyat.” (Dan 9:5-6). Ini merupakan satu bentuk pengakuan dosa manusia di hadapan Tuhan. Semuanya diungkapkan dengan jujur tanpa mengada-ada. Dosa-dosa yang diungkapkan adalah dosa-dosa sosial.
Daniel sependapat dengan sang Pemazmur di atas, percaya bahwa Tuhan akan melupakan dosa-dosa manusia. Tuhan tidak akan memperhitungkan semua dosa yang sudah dilakukan manusia karena hanya pada Tuhan ada pengampunan yang berlimpah. Tentang hal ini, Daniel berdoa: “Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau. Ya Tuhan raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau.” (Dan 9:7-8). Doanya ini diakhir dengan pengakuan Daniel bahwa hanya pada Tuhan Allah ada kesayangan dan keampunan.
Semangat pertobatan itu bisa dialami oleh orang-orang yang meletakkan seluruh harapannya kepada Tuhan. Hanya Tuhanlah yang memberikan pengampunan dan kasih sayang yang berlimpah. Hanya Tuhanlah yang tidak memperhitungkan dosa dan salah setiap orang berdosa. Manusia masih menghitung-hitung kesalahan yang sudah dilakukan sesamanya.
Tuhan Yesus mengetahui situasi hidup para muridNya. Oleh karena itu Ia meminta supaya di dalam hidup bersama, setiap pribadi haruslah menunjukkan dirinya sebagai pribadi-pribadi yang boleh disapa berbahagia. Apa yang harus dilakukan sebagai murid Kristus? Tuhan Yesus meminta supaya setiap hari kita selalu bermurah hati, tidak mudah menghakimi sesama, jangan sembarangan menghukum sesama, mampu mengampuni, senang berbagi atau memberi pertolongan. Perbuatan baik itu seperti virus. Ketika anda berbuat baik maka perbuatan baik itu akan menjangkiti diri anda dan orang yang merasakan perbuatan baikmu itu. Maka dari itu jangan pernah berhenti berbuat baik karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita. Perbuatan baik mengantar kita kepada persekutuan dengan Allah sumber segala kebaikan.
PJSDB