Waktu-Nya Tuhan itu indah!
Adalah Chairil Anwar, seorang pujangga Indonesia tempo doeloe pernah menulis puisinya berjudul “Aku”. Ia menulis: “Kalau sampai waktuku, ‘Ku mau tak seorang kan merayu, Tidak juga kau.” Kalimat “Kalau sampai waktuku” berarti waktunya belum tiba dan akan tiba juga. Saya mengingat kalimat Chairil Anwar dengan ucapan Tuhan Yesus. Ia berbicara tentang waktuNya kepada para rasulNya.
Ada tiga saat atau waktu-Nya Tuhan:
Pertama: Saat-Ku belum tiba. Misalnya, ketika ada perayaan nikah di Kana yang di Galilea, tuan pesta kehabisan anggur. Bunda Maria mengatakan kepada Yesus bahwa mereka kehabisan anggur. Yesus menjawab: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” (Yoh 2:4). Saat-Nya belum tiba tetapi Ia bisa melakukan mukjizat pertama dan menunjukkan kemuliaanNya. Ketika pada hari Raya Pondok Daun, Ia berkata kepada saudara-saudaraNya: “Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.” (Yoh 7:6). Ia mengulangi perkataan yang sama: “Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap.” (Yoh 7:8).
Kedua, waktu-Nya hampir tiba. Ketika mengutus dua murid untuk menyiapkan perjamuan malam terakhir, Ia berpesan: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” (Mat 26:18).
Ketiga, Saat-Ku tiba. Yesus berkata: “Saatnya akan tiba dan sudah tiba” (Yoh 5:25). Pada malam perjamuan terakhir, Ia tahu bahwa saat-Nya sudah tiba (Yoh 13:1). Saat-Nya tiba untuk mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban tebusan bagi banyak orang.
Saatnya juga tiba bagi kita untuk memasuki tri-hari suci. Siapkanlah dirimu untuk bersatu denganYesus Kristus dalam kasih-Nya.
PJSDB