Food For Thought: Bersyukur atas panggilan hidup

Bersyukur atas panggilan

Menjelang akhir hari ini, saya membaca kembali beberapa pesan Paus Fransiskus yang sangat menginspirasi. Salah satunya adalah pesan Paus Fransiskus kepada para seminaris dan novis di Roma pada tanggal 6 Juli 2013 yang lalu. Ketika itu beliau berkata: “Dalam memanggil anda, Tuhan berkata kepada anda: “Engkau penting bagi-Ku, Aku mengasihimu, Aku memperhitungkanmu”. Yesus mengatakan hal ini kepada setiap orang dari kita! Sukacita lahir dari itu! Sukacita saat Yesus memandangku. Memahami dan mendengar hal itu adalah rahasia sukacita kita. Perasaan dicintai oleh Allah, perasaan bahwa bagi Dia kita bukan angka tetapi pribadi-pribadi; dan kita tahu bahwa Dialah yang memanggil kita”.

Saya mengatakan sangat menginspirasi karena semua yang diungkapkan oleh Sri Paus ini adalah apa yang sudah sedang kami alami saat ini. Hidup sebagai seorang imam, biarawan dan biarawati atau semua orang yang mengalami panggilan khusus di dalam Gereja oleh Tuhan itu bertujuan untuk membawa sukacita injil kepada semua orang. Mengapa membawa sukacita injil kepada semua orang? Sebab ada pengalaman yang sifatnya sangat pribadi bahwa Tuhan mengasihi diriku dan dirimu. Karena Tuhan mengasihi maka Ia juga menganggap diri kita penting bagi-Nya. Maka benar, kadang dengan segala kelebihan dan kekurangan kita merasa bukan apa-apa di mata manusia tetapi di mata Tuhan kita bernilai.

Tentu saja bukan hanya panggilan khusus. Panggilan sebagai orang tua atau panggilan sebagai suami dan istri juga merupakan sebuah panggilan kasih. Tuhan Allah mengasihi pria dan wanita dan pengalaman kasih itu menjadi nyata dalam relasi sebagai suami dan istri. Tujuan perkawinan adalah supaya pasangan suami dan istri menjadi sempurna dalam kasih dan mencapai kebahagiaan sejati. Kasih itu penuh pengorbanan dan dari situ menjadi segalanya.

Antara panggilan umum dan panggilan khusus ini hanya memiliki satu sumber yang sama yaitu Tuhan. Tuhan yang punya rencana supaya kasih itu menjadi nyata. Ketika Tuhan Yesus mengatakan: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat 9:37-38), maka Tuhan Yesus hendak mengatakan bahwa setiap orang yang dipanggil secara khusus itu adalah milik Tuhan dan Tuhan menghendaki supaya dia melayani Tuhan sampai tuntas. Ini yang saya alami saat ini. Tetapi panggilan khusus ini tidak aka nada kalau tidak ada panggilan umum. Pengalaman akan Allah dan sukacita Injil itu dialami pertama-tama di dalam keluarga. Maka kedua jenis panggilan ini saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain.

Doakanlah kami untuk membaharui diri dalam retret tahunan ini. Tuhan Yesus memberkatimu.

P. John Laba, SDB