20 Desember 2024
Hari Jumat Pekan III Adven
Yes. 7:10-14
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Luk. 1:26-38
Memandang dan mengagumi Bunda Maria
Perayaan Natal semakin dekat. Warta sukacita tentang kelahiran Yesus sang Mesias kita semakin nyata. Tuhan sendiri mengingatkan kita akan karya-karya besar yang dilakukan-Nya bagi para pasutri yang sungguh terberkati. Sosok pasutri yang sudah memasuki usia senja dan dianggap ‘mandul’, ternyata mereka masih mendapat berkat istimewa, sehingga bisa mendapatkan keturunan. Misalnya, ada tradisi yang menceritakan tentang Santo Yoakim dan Santa Ana. Hingga memasuki usia senja, pasutri ini belum mendapatkan keturunan. Dengan iman yang teguh kepada Yahwe maka lahirlah putri semata wayang yang kita sapa Maria sang Bunda Yesus. Tokoh-tokoh lain di dalam Kitab Suci menjadi saksi akan kasih dan kemurahan hati Tuhan seperti Abraham dan Sara yang melahirkan Ishak, Manoah dan istrinya (tanpa nama) yang melahirkan Simson. Elkana dan Hanna yang melahirkan Samuel. Zakharia dan Elizabeth yang melahirkan Yohanes Pembaptis. Mereka adalah pasutri terberkati karena label ‘mandul’ pada mereka lenyap dengan sendirinya. Tuhan menganugerakan keturunan mereka secara ajaib dan mereka sama-sama mempersembahkan anak mereka kepada Tuhan.
Hari ini kita tidak mendengar tentang sosok perempuan yang dianggap mandul. Nabi Yesaya berbicara kepada Ahas dan keluarga Daud: “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yes 7:14). Sosok perempuan muda yang dinubuatkan nabi Yesaya adalah prototipe dari Maria Bunda Yesus Tuhan kita.
Maria sebagai sosok perempuan muda menerima khabar sukacita dari Malaikat Gabriel. Apakah ia langsung menerima tawaran sukacita dari Yahwe untuk menjadi Bunda Yesus? Tidak. Maria juga bergumul dengan dirinya di hadirat Tuhan karena dia mendapat kunjungan yang mengagetkan dari malaikat Gabriel dan warta sukacita bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki yang akan dinamainya Yesus, padahal ia sendiri belum bersuami. Maria sang Perempuan muda ini sungguh beriman. Ia dengan tulus berkata kepada Tuhan melalui malaikat Gabriel: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38). Bagi Allah memang tidak ada yang mustahil! Kita patut memandang dan mengagumi Bunda Maria.
Pengalaman para pasutri yang sudah memasuki usia senja dan dianggap mandul, juga para pasutri muda yang mudah tidak mudah mendapat keturunan selalu ada bersama kita. Kadang-kadang para pasutri ini hanya menjadi buah bibir dan cemohan saja. Pikirkanlah para mertua dan ipar yang suka membully menantu atau iparnya. Betapa menyakitkan hati sesama yang adalah bagian dari keluarga kita. Mari kita bertobat supaya jangan seperti itu.
P. John Laba, SDB