Homili 23 Desember 2024

23 Desember 2024
Hari Senin Pekan IV Adven
Mal 3:1-4; 4:5-6
Mzm 25: 4bc-5ab. 8-9. 10.14
Luk 1:57-66

Menjadi Pioneer Mesias yang sederhana

Kita sering mendengar orang-orang menceritakan pengalaman tentang atau sebagai pioneer atau pelopor sebuah karya di tempat-tempat tertentu. Para pioneer memiliki tugas mulia untuk mulai mempersiapkan tempat berkarya yang baru dari keadaan yang kecil dan sederhana menjadi besar dan dikenal oleh kalangan umum. Para pionner tentu memiliki pengorbanan diri yang nantinya menjadi jejak-jejak terbaik bagi orang yang mengikutinya. Pionner yang rendah hati membawa kesuksesan, pionner yang angkuh akan direndahkan dengan menuai kegagalan.

Ada dua Pioneer yang terkenal dalam masa Adven ini. Pertama adalah nabi Elia. Nama Elia berarti Allahku adalah Yahwe. Nabi Elia terkenal karena keberanuannya dalam menghadapi raja Ahab yang kejam dan jahat. Elia mengajarkan kita tentang makna sebuah ketekunan dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup. Kekuatannya adalah pada imannya yang teguh kepada Tuhan. Tuhan sendiri melakukan banyak mukjizat di dalam diri Elia seperti membangkitakan orang mati, menurunkan api dari langit dan naik ke surga dalam keadaan hidup. Tuhan melalui Maleakhir bernubuat bahwa Ia akan mengutus Nabi Elia menjelang datangnya hari Tuhan. Nabi Elia akan datang kembali mendahului Mesias.

Sosok Pioneer yang kedua adalah Yohanes Pembaptis. Ia lahir secara ajaib dari kedua orang tuanya yang sudah memasuki usia senja. Elizabeth dan Zakharia kemudian menamai anak mereka Yohanes yang berarti Tuhan adalah baik/pemurah. Nama Yohanes yang membuat orang merasa terheran-heran setelah mendengar kedua orang tua menamainya. Yohanes menjadi pioneer Yesus sang Mesias kita yang sederhana dalam hidupnya di padang gurun. Kesederhanaannya menggugah orang banyak untuk berbalik kepada Tuhan. Dia menyerukan pertobatan dan membaptis dengan Air di sungai Yordan. Dia yang menunjuk Yesus sebagai Anak Domba Allah kepada para murid-Nya dan membiarkan mereka mengikuti Yesus. Dia jujur mengakui bahwa dirinya bukan Mesias. Dia sungguh-sungguh sang pioneer sejati yang jujur bagi kedatangan Kristus. Yesus sendiri memujinya sebagai sosok lelaki hebat yang lahir dari rahim wanita, tentu tidak melebih Yesus sendiri.

Apakah kita dapat menjadi Elia dan Yohanes Pembaptis sebagai pioneer Yesus Kristus masa kini? Tentu saja kita dapat menjadi pioneer dalam kebaikan kepada orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Kita membawa sesama kepada Kristus bukan kepad diri kita.

P. John Laba, SDB