Homili Hari Raya Penampakan Tuhan 2025

HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN
Yes. 60:1-6
Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13
Ef. 3:2-3a,5-6
Mat. 2:1-12.

Bintang itu terus bercahaya

Pada hari ini kita merayakan Hari Raya penampakan Tuhan atau Hari Raya Natal segala bangsa. Dikatakan perayaan Natal segala bangsa karena kita mengenang para Majus dari Timur yang dikenal dengan nama Gaspar, Melkhior dan Baltazar. Mereka meninggalkan negeri asalnya menuju ke Betlehem dengan dipandu oleh cahaya bintang untuk menyembah Yesus sang Terang dunia (Yoh 8:12). Nabi Yesaya sudah menubuatkan sebelumnya bahwa bangsa-bangsa akan berduyun-duyun datang kepada terang dan raja-raja kepada cahaya yang terbit. Kemuliaan Tuhan sendiri akan terbit bagi mereka (Yes 60: 1-3). Peristiwa ini sekaligus menandakan bahwa Tuhan Yesus lahir ke dunia untuk menyelamatkan semua orang dari berbagai suku dan bangsa. Kita bahkan menjadi ahli waris dan anggota-anggota tubuh Kristus (Ef 3:6).

Tentu saja hati para majus dari Timur ini diliputi oleh suasana penuh sukacita ketika mereka berjumpa dengan Yesus. Mereka pun berbagi dengan Yesus. Majus pertama mempersembahkan emas karena dia melihat Yesus sebagai Raja. Majus kedua mempersembahkan kemenyan karena dia melihat Yesus sebagai seorang Imam Agung. Majus ketiga membawa mur atau wangi-wangian karena dia melihat bahwa Yesus akan wafat untuk menebus dosa semua orang. Para Majus menunjukkan semangat untuk berbagi dan berempati dengan bayi Yesus. Mereka melakukannya dengan penuh sukacita, tanpa terpaksa atau bersungut-sungut. Prinsip mereka adalah ‘kami datang untuk menyembah sang Raja’.

Dari para Majus kita belajar nilai-nilai hidup Kristiani yang sangat luhur. Pertama-tama kita melihat Yesus sebagai terang dunia. Kuasa-Nya mampu menarik semua orang kepada-Nya. Yesus berkata: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.” (Yoh 6:37). Sejak masih menjadi bayi hingga wafat-Nya, Yesus selalu menarik perhatian banyak orang. Hingga saat ini, Yesus tetaplah sosok yang tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang dan selamanya. Penulis surat kepada umat Ibrani menulis: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” (Ibr 13:8). Apakah kita semua masih merasa ditarik oleh Yesus untuk datang kepada-Nya dengan sukacita dan menyembah-Nya di masa pandemi ini? Jadilah Bintang untuk meneringi diri sendiri dan menerangi sesama yang lain. Apay a ng dapat kita persembahkan kepada Tuhan pada hari ini?

P. John Laba, SDB