8 Januari 2025
1Yoh. 4:11-18
Mzm. 72:2,10-11,12-13
Mrk. 6:45-52
Penyertaan Tuhan
Ada dua orang sahabat yang duduk bersama sambil menceritakan pengalaman iman mereka. Kedua sahabat ini adalah anggota sebuah kelompok Kategorial di paroki mereka masing-masing. Salah satu sahabatnya menceritakan pengalaman doanya secara pribadi dan doa bersamanya di dalam kelompok kategorialnya dan dia sendiri merasa begitu dekat dengan Tuhan. Sahabat yang satunya hanya terdiam kemudian bertanya: “Emang kamu benar-benar berdoa?” “Ya, saya benar-benar berdoa bukan hanya kepada Tuhan tetapi selalu berdoa bersama Tuhan”. Kedua-duanya saling tersenyum sambil saling ‘high five’.
Doa adalah kita mengangkat hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Ini adalah sebuah tanda kasih dan syukur kepada Tuhan. Tuhan Yesus sendiri, setelah memberi makan roti dan ikan kepada orang-orang yang mengikuti-Nya, Ia masih menggunakan kesempatan untuk berdoa seorang diri kepada Bapa di surga di atas sebuag bukit. Ia membiarkan para murid mendahului-Nya ke Betsaida. Namun apa yang terjadi? Para murid yang sebelumnya adalah para nelayan mengandalkan pengalaman mereka dan mereka gagal. Yang hanya ada pada mereka adalah rasa takut karena angin sakal. Tuhan menunjukkan cinta-Nya dengan berjalan di atas air dan menenangkan para murid dari ketakutan manusiawi.
Para murid Yesus mengalami kesulitan di dalam perahu yang mereka tumpangi. Kita sebagai murid masa kini pun mengalami kesulitan dan pergumulan dalam hidup kita. Ada angin sakal kehidupan yang menimpa diri kita, namun Tuhan tetap mengasihi kita. Santo Yohanes mengatakan bahwa Allah adalah kasih dan di dalam kasih tidak ada ketakutan. Allah sangat mengasihi kita, sebab itu marilah kita mengasihi Allah dan saling mengasihi sebagai saudara. Apakah kita menyadari kasih dan penyertaan Tuhan?
P. John Laba, SDB