Food For Thought: Tuhanku terlebih besar

Kuasa-Mu terlebih besar!

Saya barusan mendapat kiriman link sebuah lagu dari NDC Worship. Saya membuka linknya dan ternyata sebuah lagu yang dirilis tujuh tahun yang lalu dan dinyanyikan oleh Michael Panjaitan. Lirik lagunya sederhana dan penuh makna. Saya sendiri tersentuh dengan sebagian kata-kata dalam lagu ini: “Kuasa-Mu terlebih besar.Tuhanku terlebih besar.Tak pernah terlambat janji-Mu Ya Tuhan, menolong hidupku.” Saya tertarik dengan kata-kata ini karena saya merasakannya sendiri ketika mengalami pergumulan dalam hidup pribadiku.

Pada akhir pekan yang lalu saya untuk pertama kalinya di dalam hidup mengalami opname atau rawat inap di Rumah Sakit Mayapada Modern Land, Tangerang. Saya sebenarnya tidak sedang sakit. Saya hanya mengadakan Medical Check Up (MCU) dan ternyata ditemukan adanya hemoroid stadium awal yang menyebabkan terjadinya pendarahan selama beberapa pagi hari setelah bangun tidur. Ini tentu menakutkan melihat tetesan darah yang keluar, tetapi lebih menakutkan dalam intervensi medis. Saya juga mengalami sakit mag yang tentu sangat menggangu menjelang bangun pagi. Saya bersyukur kepada Tuhan sebab Dia mempertemukan saya dengan seorang dokter yang tepat dan terbaik. Dia meminta saya untuk menginap di rumah sakit untuk dirawat sambil melakukan MCU. Saya sepakat dan sebagaimana saya katakana bahwa hingga usia jelang 52 tahun ini, saya baru pertama kali menginap di Rumah Sakit dan mengalami infuse. Hal yang tidak pernah saya alami adalah sesuai SOP Rumah Sakit saya harus duduk di kursi roda dan ketika didorong sambil berbaring di atas tempat tidurku di ruang tindakan untuk proses endoscopi. Dua pengalaman ini membuat saya semakin menyadari betapa pentingnya menjadi pribadi yang rendah hati dan menyadari betapa fananya hidup sebagai manusia di dunia ini.

Saya tertarik dengan perkataan Tuhan selama proses perawatan saya di Rumah Sakit. Pertama, Perkataan Raja Daud di hadirat Tuhan tentang kefanaan manusia: “Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.” (Mzm 90:5-6). Hidup sebagai manusia hanya sementara saja, laksana rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembangh dan bertumbuh, di waktu petang langsung lisut dan layu. Itulah hidup kita seadanya di hadirat Tuhan. Kedua, “Sebab hari-hariku habis seperti asap, tulang-tulangku membara seperti perapian.” (Mzm 102:4). Di tempat lain dikatakan: “Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api.” (Mzm 68:2). Hidup kita tidak lebih dari asap yang membubung dan menghilang di angkasa. Ada saat-saat tertentu di mana kita merasa tidak berdaya di hadirat Tuhan. Menyadari semua ini, saya mendekatkan diri kepada Tuhan dalam doa, meditasi, melayani Tuhan dan sesama sebagai seorang gembala.

Dari pengalaman perawatan di Rumah Sakit Mayapada, saya menyatakan rasa syukur saya kepada Tuhan karena Dia menjaga dan memelihara saya hingga saat ini. Tuhan Allah tidak menghitung-hitung segala sesuatu ketika Dia mengasihiku, ketika saya berada dalam kelemahan. Sungguh: “Kuasa-Mu terlebih besar.Tuhanku terlebih besar.Tak pernah terlambat janji-Mu Ya Tuhan, menolong hidupku.” Terima kasih Tuhan karena Engkau sungguh ada dan memulihka hidupku. Saya kembali ke komunitas dengan hati yang penuh sukacita karena Tuhan turut bekerja melalui orang-orang baik di sekitar saya. Tuhanlah yang menggerakan hatimu untuk menolongku dengan cara apa saja. Terima kasih Tuhan, terima kasih para shabat kenalan yang dipakai Tuhan untuk menguatkanku. Sekarang saya sudah pulih dan kembali ke pekerjaan semula. Maka dengan nada syukur saya mendoakan kalian semua yang dengan caranya sendiri memberi support kepadaku. Terima kasih dan terima kasih. Kuasa Tuhan sempurna, tepat pada waktunya.

P. John Laba, SDB