Homili Hari Minggu Adven IV/C – 2024

22 Desember 2024
Hari Minggu Adven IV
Mi 5:1-4a.
Mzm 80: 2ac3b.15-16.18-19
Ibr 10: 5-10
Luk 1: 39-45

Misionaris Pembawa kasih Allah

Kita memasuki Hari Minggu Adven IV/C. Kita mengingat kembali bahwa sudah tiga lilin yang dinyalakan selama tiga pekan terakhir ini, yang kita kenal dengan nama lilin pengharapan, lilin damai sejahtera dan lilin sukacita. Pada hari Minggu Adven terakhir ini, lilin ke empat dinyalan sebagai lilin kasih. Kita semua diingatkan pada kasih Allah yang tiada batasnya kepada kita semua melalui Yesus Kristus yang lahir di dalam sebuah keluarga manusia yang kita kenal sebagai keluarga kudus dari Nazaret. Kelahiran Yesus Kristus yang sekarang sedang kita nantikan adalah tanda kasih Allah yang sempurna bagi kita semua.

Kasih itu bukanlah hal yang muluk-muluk. Kasih itu adalah pengalaman yang sederhana dan menyentuh seluruh kehidupan kita setiap hari bukan hanya sekedar sebuah ungkapan semata. Nabi Mikha dalam nubuatnya memulai dengan perkataan inspiratif tentang Betlehem. Makna nama Bethlem juga penuh dengan nuansa kasih. Dalam bahasa Ibrani Bethlehem berarti ‘rumah roti’ dan dalam bahasa Arab berarti ‘rumah daging’. Roti dan daging yang membuat kita bersyukur karena kasih Allah yang menjadi nyata di dalam diri Yesus Kristus sebagai Roti hidup dan berinkarnasi dan tinggal bersama kita. Maka Bethlem yang kecil itu akan menjadi besar karena akan muncul seorang pemimpin yang memerintah Israel dengan perkasa. Kita mengingat sosok raja Daud yang kemudia menjadi segala-galanya di dalam di Yesus sang ‘Anak Daud’. Kasih bukan hanya perkataan atau ucapan semata namun menjadi sebuah pengalaman hidup kita. Apakah anda merasa dikasihi atau hanya mendengar tentang kasih.

Kasih menjadi sebuah pengalama hidup juga menjadi nyata dalam kisah keluarga Elizabeth dan Maria. Kunjungan Maria kepada Elizabeth adalah sebuah kunjungan kasih. Maria membawa kasih Allah yang sempurna dalam diri Yesus Kristus di dalam rahimnya kepada keluarga Elizabeth. Pengalam kasih itu penuh dengan sukacita sehingga Yohanes di dalam rahim Elizabeth saja melonjak kegirangan. Kedua bayi di dalam rahim kedua ibu yang kudus ini adalah tanda kasih Allah yang sempurna dalam keluarga manusia. Tentu saja kedua ibu yang kudus ini memiliki iman yang teguh dan siap untuk melakukan kehendak Tuhan. Yohanes dan Yesus juga datang untuk melakukan kehendak Tuhan.

Kasih juga menjadi nyata di dalam keluarga kita masinng-masing. Kelahiran seorang anak sungguh merupakan tanda kasih Allah yang menjadi sukacita bagi seluruh keluarga. Kita sendiri terus mengalami kasih Allah yang selalu baru setiap hari. Sebab itu, tugas kita adalah menjadi misionaris pembawa kasih Allah kepada sesama kita, mulai dari dalam keluarga kita masing-masing hingga menjangkau semua orang sebagai anak-anak Tuhan.

P. John Laba, SDB