Homili 7 Januari 2025

7 Januari 2025
1Yoh. 4:7-10
Mzm 72:2,3-4ab,7-8
Mrk. 6:34-44.

Berbagi sebagai tanda kasih

Salah satu pengalamanan berharga selama masa pandemi adalah semangat untuk saling berbagi lintas batas. Ketika itu dunia bersatu untuk melawan satu musuh yang sama yaitu C-19. Sebab itu sikap sosial saat itu dibangun untuk saling menolong sebagai sesama manusia. Ada sebuah kelompok Kategorial bernama Kelompok Pelayan Belas Kasih Allah Santo Leopold di Jakarta melakukan sebuah aksi nyata bernama gerakan lima roti dan dua ikan (5R2i). Para anggota kelompok Kategorial ini melayani sesama lintas batas, tanpa memandang siapakah orang yang hendak dilayani itu. Asalkan dia seorang manusia maka layaklah untuk dibantu.

Saling membantu adalah sebuah tindakan kasih yang sangat bernilai. Tuhan Yesus sediri memiliki skala prioritas untuk membantu orang-orang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Mereka mengikuti-Nya dari dekat padahal Ia sedang sedang memiliki quality time bersama para murid yang baru kembali dari perutusan mereka (Mrk 6:31). Tuhan Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan kepada orang-orang yang datang kepada-Nya. Ia mengajar orang banyak dan mengedukasi para murid-Nya untuk memberi makan kepada mereka meskipun mereka sendiri hanya meminjam makanan milik seorag anak kecil yakni lima roti dan dua ekor ikan. Tuhan Yesus selalu melakukan pendekatan pertama untuk mengasihi. Sebab itu kita juga diharapkan untuk membantu sesama sebagai tanda kasih. Mengapa kita mengasihi? Sebab Allah yang kita imani adalah kasih (1Yoh 4:8) dan Dialah yang lebih dahulu mengasihi kita. Apakah kita berbagi sebagai tanda kasih dan kepudilian kita kepada sesama?

P. John Laba, SDB