3 Januari 2015
1Yoh 2:29-3:6
Mzm 98:1,3cd-4.5-6
Yoh 1:29-34
Menjadi Anak Allah, Siapa Takut?
St. Yohanes melanjutkan pengajarannya kepada para murid di dalam komunitasnya. Mereka diberi kesempatan untuk memilih memihak Yesus atau melawan Yesus. Murid-murid yang memilih untuk memihak Yesus dan setia kepadaNya diberi martabat sebagai anak-anak Allah dan memperoleh hidup kekal. Murid-murid yang memilih melawan Yesus Kristus disebut antikristus. Mereka tidak hanya melawan Yesus tetapi mereka juga melawan Bapa di Surga. Oleh karena itu Yohanes berharap supaya para muridnya di dalam komunitas dan kita sebagai pembaca suratnya saat ini menjadi semakin percaya kepada Tuhan Allah dan melakukan kebenaran. Setiap orang yang melakukan kebenaran lahir dari kebenaran itu sendiri.
Yohanes sekali lagi mengingatkan para muridNya bahwa Allah sangat mengasihi mereka dan memberi martabat baru yakni sebagai anak-anak Allah. Dengan martabat sebagai anak-anak Allah berarti mereka bukanlah bagian dari dunia karena dunia tidak mengenal Allah. Kita sebagai orang-orang yang dibaptis juga memperoleh anugerah istimewa sebagai anak-anak Allah. Konsekuensinya, kita bukan berasal dari dunia dan dunia tidak mengenal kita. Kita berasal dari Allah dan Ia menguduskan kita semua. Sebagai anak-anak Allah kita juga akan melihat Allah dengan mata kita sendiri.
Apa yang harus kita lakukan untuk tetap menjadi anak-anak Allah? Pertama, milikilah harapan. Satu janji Tuhan bagi kita adalah hidup kekal di mana kita juga akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya. Untuk itu kita harus memiliki harapan yang kuat. Pengikut Kristus yang baik adalah mereka yang memiliki harapan di dalam hidupnya. Dengan memiliki harapan yang kuat kepada Tuhan kita akan memperoleh kekudusan. disamping kebajikan harapan, butuh iman dan kasih yang bisa menopang harapan untuk menjadi kudus. Kedua, Bertobat. Bertobat bisa berarti menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Orang berdosa itu melawan hukum Allah. Sebagai orang beriman kita percaya bahwa Tuhan menghapus segala dosa kita. Hanya orang berdosa saja yang tidak mengenal Allah.
Penginjil Yohanes menghadirkan kembali figur Yohanes Pembaptis yang menunjuk Yesus kepada para muridnya sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Yohanes berkata: “Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” (Yoh 1:30-31). Yohanes Pembaptis meyakinkan para muridnya bahwa Yesus adalah Mesias karena ia sendiri melihat Roh Kudus seperti burung merpati turun dari langit dan tinggal di atas Yesus. Yesus nantinya membaptis bukan lagi dengan air melainkan dengan Roh Kudus. Kita semua pun menjadi anak-anak Allah karena dikuduskan oleh Yesus Putera Allah.
Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini membantu kita untuk bertumbuh sebagai anak-anak Allah. Ini adalah martabat yang diberikan Allah kepada kita karena jasa Yesus Kristus. Milikilah harapan yang teguh kepada Tuhan, bertobatlah dan jadilah misionaris Yesus bagi sesama. Katakanlah bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah, Dialah satu-satunya yang menghapus dosa dunia.
PJSDB