Renungan 26 Januari 2012

St. Timotius dan Titus 
2Sam 7:18-19.24-29; Mzm 132: 1-5.11-14; Mrk 4:21-25 



Pelita tetap menyala… 




Daud merasakan penyertaan Tuhan. Ia berdoa dengan rasa syukurnya yang mendalam: “Siapakah aku ini, ya Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?Engkau telah mengokohkan bagiMu umatMu Israel menjadi umatMu untuk selama-lamanya, dan Engkau ya Tuhan menjadi Allah mereka?” Daud juga memohon agar Tuhan menepati janjiNya kepadanya dan juga seluruh keturunannya. Dalam doa syukur ini, Daud juga percaya bahwa Firman Tuhan adalah kebenaran. Doa syukur Daud ini menjadi penting dalam hubungannya dengan Mesias yang dijanjikan Tuhan dari keturunan Daud. Ini adalah inisiatif Tuhan untuk menjadi manusia dari keturunan Daud dalam diri Yesus. Nantinya Yesus juga dipanggil sebagai Anak Daud (Mat 1:1 dst) 

Firman Tuhan yang diakui Daud sebagai kebenaran merupakan pelita bagi setiap orang. Bagi Yesus, Anak Daud, pelita diletakkan di atas kaki dian untuk menerangi rumah dan isinya. Tidak ada yang tersembunyi dan tidak ada rahasia. Yang Yesus maksudkan dengan pelita adalah Firman Tuhan sendiri. Firman itu laksana pelita yang menerangi setiap pribadi sehingga mereka tidak hanya mendengar tetapi melaksanakannya di dalam hidup yang nyata secara bebas dan penuh kepercayaan. Dengan wafat dan kebangkitan Kristus maka mulailah saat baru untuk mewartakan di hadapan umum misteri Kerajaan Allah. Para Rasul memiliki tugas sebagai pewarta. 

“FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105), “Karena Engkaulah yang membuat pelitaku bercahaya; Tuhan, Allahku, menyinari kegelapanku” (Mzm 18:28). Ini adalah petikan Mazmur yang selalu didoakan atau dinyanyikan. Bagi orang yang sungguh-sungguh percaya, Firman Tuhan adalah pelita yang menyala dan menerangi hidupnya. 

Firman Tuhan menjadi Firman yang hidup di dalam diri kita ketika dengan sadar, bebas dan penuh iman kita menerimanya dan mengakuinya sebagai kebenaran. Firman yang kita dengar memampukan kita untuk menjadi pelaku dan pewarta bagi sesama. Apakah kita menyadari bahwa Firman Tuhan itu pelita bagi hidup kita? Apakah kita percaya bahwa Firman Tuhan itu kebenaran yang menghidupkan dan menyelamatkan kita? 

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply