Hari Senin Pekan Paskah VII
Kis 19:1-8
Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab
Yoh 16:29-33
Berkatalah terus terang!
Seorang Romo muda barusan mendapat tugas untuk melayani sebuah paroki di pedalaman. Tingkat pendidikan umat di Paroki itu masih rendah. Setiap kali memberi homili dalam perayaan Ekaristi, ia selalu menggunakan contoh-contoh sederhana sesuai kehidupan umat yang mayoritas bekerja sebagai petani sawah dan nelayan. Pada bulan pertama Romo dikagumi karena mengatakan hal-hal yang konkret. Pada bulan kedua sudah ada umat yang protes, “Kenapa homili Romo selalu tentang buah pisang, kelapa, ikan lele dan kepiting air tawar?” Romo itu harus menata ulang semua data di kepalanya karena ternyata beliau lupa bahwa dikalangan umat ada guru dan pegawai yang punya pendidikan cukup tinggi hampir setara dengan Romo. Dia lalu berbenah diri dan menjadi seorang Romo yang hebat.
Pengalaman ini kiranya sejalan dengan pengalaman para murid Yesus. Selama berjalan bersama Yesus, banyak pengajaranNya di sampaikan dalam perumpamaan-perumpamaan yang sederhana sesuai dengan situasi konkret saat itu (Mt 13:10.13). Misalnya ketika Yesus berkata, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya” (Yoh 15). Memang pada saat itu seluruh daerah Yudea dan Galilea banyak ditumbuhi anggur dan mungkin juga musim panen anggur. Perumpamaan tentang domba yang hilang, (Luk 15: 1-8), tentang lalang di antara gandum (Mt 13: 24-30) dan tentang seorang penabur (Luk 8:4-15). Tentu saja Yesus menggunakan perumpamaan-perumpamaan karena Ia mengetahui tingkat pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah yang dihadirkanNya lewat Sabda dan KaryaNya. Lagi pula, para muridNya belum menerima Roh Kudus sehingga belum mengerti segala sesuatu yang diajarkanNya.
Dalam amanat perpisahanNya, Yesus berusaha mengatakan hal-hal dengan jelas tanpa melalui perumpamaan atau perbandingan tertentu. Itu sebabnya para murid berkata kepadaNya, “Lihatlah, Sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepadaMu. Karena kami percaya bahwa Engkau berasal dari Allah”. Dengan keterbukaan hati dan pikiran para murid yang mengatakan “Kami percaya bahwa Engkau berasal dari Allah” maka Yesus masuk lebih dalam lagi dalam amanatNya tentang masa depan mereka sebagai murid-muridNya. Para muridNya akan mengalami kesulitan-kesultan tertentu, yakni diceraiberaikan dan bahwa mereka juga akan meninggalkan Yesus seorang diri. Pengalaman Yesus ini menjadi nyata pada malam terakhir di Getzemani. Ia ditinggalkan para MuridNya karena mereka ketakutan. Para murid juga diingatkan untuk tetap percaya kepada Yesus yang bersatu dengan Bapa dan harus tetap kuat karena Ia sendiri sudah mengalahkan dunia.
Keterbatasan pengetahuan iman akan Allah Tritunggal dialami oleh orang-orang Efesus. Ketika Palus berada di sana dan bertanya apakah mereka sudah menerima Roh Kudus, mereka semua sepakat mengatakan bahwa mereka belum mengenal Roh Kudus. Mereka juga mengakui di hadapan Paulus bahwa mereka dibabtis dengan baptisan Yohanes. Oleh karena itu Paulus mendoakan dan membaptis mereka dalam nama Yesus karena baginya baptisan Yohanes hanyalah baptisan tobat. Pada saat itu terjadilah pentekosta baru bagi 12 orang di tempat itu karena mereka penuh dengan Roh Kudus. Mereka dapat berkata-kata dalam bahasa Roh dan bernubuat.
Sabda Tuhan memiliki kekuatan yang dashyat. Setiap kata dalam Kitab Suci memiliki daya yang luar biasa. Kadang-kadang mungkin sulit untuk dipahami maka kita sungguh-sungguh membutuhkan Roh Kudus untuk dapat membuka pikiran kita supaya dapat memahami SabdaNya dan melakukannya di dalam hidup. Apakah Kitab Suci membantu kita untuk mengenal Yesus sang Sabda? St. Hironimus mengatakan bahwa semakin kita akrab dan bersahabat dengan kitab suci kita juga akan semakin akrab, bersahabat dan mencintai Yesus sendiri sebagai sang Sabda. Sudakah anda memiliki waktu untuk membaca Kitab Suci?
Doa: Tuhan terima kasih, Engkau mengingatkan kami untuk memahami SabdaMu dengan kuasa RohMu yang Kudus. Semoga RohMu membantu kami untuk berkata terus terang kepadamU dan kepada sesama kami. Amen.
PJSDB