Homili Hari Minggu Paskah VII/B

Homili Minggu Paskah VII/B
Kis 1: 15-17.20-26
Mzm 103:1-2.11-12.19-20
1Yoh 4:11-16
Yoh 17: 11b-19

Komunikasi yang mempersatukan

Fr. JohnHari ini kita merayakan hari komunikasi sosial sedunia ke-46. Tema yang diberikan oleh Sri Paus Benediktus ke XVII adalah “Keheningan dan Kata sebagai jalan Evangelisasi.” Dunia masa kini dipenuhi dengan kata-kata. Orang lebih banyak berbicara, memboroskan kata-kata tanpa membiarkan waktu untuk keheningan. Padahal dalam keheningan orang dapat mendengar dengan baik suara Tuhan dan sesama. Mendengar dengan baik dapat membuat orang lebih mentaati dan mengasihi.

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini berkomunikasi dengan Bapa dan memohon persekutuan antar manusia dan dengan Tuhan. Ia berdoa, “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu supaya mereka menjadi satu sama seperti kita.” Ia juga berkomunikasi dengan Bapa dengan mendeskripsikan tugasnya yakni memelihara dan menjaga supaya tidak ada yang binasa. Dia juga menghendaki supaya sukacitaNya menjadi penuh di dalam diri manusia. Dengan demikian Dia memohon kepada Bapa untuk melindungi manusia dari dunia  dengan membebaskannya dari segala kejahatan. Dengan demikian manusia menjadi kudus karena Tuhan sendiri kudus adanya.

Persekutuan yang diinginkan Yesus dibangun di atas dasar kasih. Yohanes dalam bacaan kedua menegaskan bahwa Allah begitu mengasihi kita! Tidak ada seorang punn yang pernah melihat Allah namun barangsiapa berada di dalam kasih ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam Dia. Dengan bantuan Roh Kudus dan iman kepada Yesus sebagai Anak Allah maka setiap pribadi dapat dipersatukan baik sebagai sesama mau pun dengan Tuhan. Komunikasi yang bagus dibangun dalam kasih satu sama lain karena kasih itu berasal dari Allah. Dengan tegas Yohanes mengakui bahwa “Allah sendiri adalah kasih”. Model komunikasi yang terbentuk di sini adalah komunikasi kasih antara Allah dengan manusia dan manusia menjawabnya dengan kasih, komunikasi kasih antar pribadi dengann pribadi. Komunikasi kasih ini menembus semua tembok pemisah setiap orang.

Supaya kasih Allah menggapai seluruh alam semesta maka pesan Yesus untuk mewartakan kasihNya harus diwujudkan. Lukas dalam Kisah Para Rasul, mengisahkan keterpilihan Mathias sebagai pengganti Yudas Iskariot. Ditegaskan bahwa para Rasul bertugas untuk mengkomunikasikan Kebangkitan Kristus. Doa dengan penuh iman dari komunitas menunjukkan pertumbuhan iman mereka: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang!” Tuhan mengenal orang-orang pilihan yang dapat menjadi mitra kerjaNya. Dia mengutus RohNya turun kepada Mathias dan Ia menjadi Rasul. Memang menjadi cadangan apalagi mengganti Yudas Iskariot itu tidak enak di telinga kita. Tetapi yang terpenting adalah makna keterpilihan menjadi Rasul yang akan bersaksi dan mengkomunikasikan Injil.

Sabda Tuhan pada hari Minggu ini membuat kita menyadari pentingnya komunikasi yang tidak hanya dengan aneka kata-kata kosong tetapi yang juga sangat penting adalah keheningan untuk mendengar dengan baik. Komunikasi yang dibangun dalam suasana kasih akan mempersatukan setiap pribadi sebagai sesama dan juga bersatu dengan Tuhan. Tuhan menciptakan dua telinga untuk mendengar lebih banyak dan satu mulut supaya sedikit berbicara. Tuhan memberi kesempatan supaya kita memiliki keheningan bathin dan membiarkan Dia berbicara dengan kita. Pengalaman iman seperti ini dapat membantu kita untuk mengkomunikasikan InjilNya (evangelisasi).

Mari kita membenahi komunikasi yang tidak efektif di dalam keluarga dan lingkungan kita karena itulah yang selalu menghalangi kemampuan kita untuk mengasihi. Komunikasi yang tidak efektif yang sering terjadi ketika orang tenggelam dalam dunia gadget dan aneka sarana komunikasi sosial yang lainnya. Di tempat-tempat  umum sering kita melihat komunikasi kosong antara pribadi-pribadi dengan gadget. kadang orang tertawa terbahak-bahak di depan gadget tetapi tidak bahagia di dalam keluarga. kadang orang begitu akrab di facebook tetapi di dalam keluarga sendiri tidak ada komunikasi. Mawas diri menjadi alat bantu bagi kita di hadapan satan-sarana komunikasi sosial.

Doa: Tuhan semoga Engkau senantiasa mempersatukan kami sesuai kehendakMu. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply