Renungan 27 Agustus 2012

Peringatan St. Monika
2Tes 1:1-5.11b-12
Mzm 96: 1-2a.2b-3.4-5
Luk 7:11-17

Kamu juga layak bagi panggilanNya!

Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan peringatan St. Monika, Ibunya St. Agustinus. Monika, seorang ibu yang baik, kelahiran Tagaste, Afrika Utara tahun 331. Kehidupan rohaninya tidak terpisah dari kehidupan sang putera yaitu St. Agustinus. Suaminya bernama Patrisius. Monika memiliki banyak kebajikan sebagai seorang ibu. Ketika berhadapan dengan anaknya yang nakal dan bandel Monika menunjukkan kesabarannya. Dia mengalami juga kesulitan berhadapan dengan Patrisius suaminya yang masih kafir. Monika dicemooh terutama saat berdoa dan mendampingi anaknya Agustinus. Apa yang dilakukan Monika dalam situasi yang sulit? Ia selalu sabar, tekun berdoa dan pada akhirnya anak dan suaminya bertobat dan dibaptis. Keindahan hidup Monika adalah pada salib. Salib adalah semua pengorbanan diri dan penderitaan dengan tujuan supaya sesama dapat berubah menjadi baik. Salib bagi Monika adalah pengalaman kegelapan Agustinus anaknya dan Patrisius suaminya. Salibnya bermakna ketika anak dan suaminya bertobat. Ia meninggal dunia pada tahun 387. Dalam “Pengakuan”-nya, Agustinus menyapa ibunya sebagai wanita yang berjiwa bahagia dan kudus.

Pengalaman rohani St. Monika adalah pengalaman yang heroik. Dalam bacaan Injil, Penginjil Lukas juga menunjukkan sikap heroik seorang janda yang kehilangan putera tunggalnya. Janda tersebut adalah orang baik sehingga banyak orang datang dan meneguhkan sekaligus menghiburnya. Tentu dia juga memiliki relasi yang akrab dengan Tuhan sehingga ketika Yesus melihatnya, Ia cepat tergugah hati oleh belaskasih. Tuhan Yesus pun menghampirinya dan meneguhkan dengan kata-kata ini: “Tenanglah, jangan menangis”. Karena iman ibunya maka pemuda dari Nain ini dibangkitkan Yesus: “Hai pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Yesus menyerahkan putera yang dibangkitkan itu dan semua orang yang menyaksikan mukjizat ini memuji Allah katanya, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita dan Allah telah mengnjungi umatNya”.

Iman seorang janda di Nain dapat membuat Yesus tergugah hati dan berbelas kasih. Belas kasih Tuhan merupakan tanda keberpihakan Tuhan pada orang yang dianggap lemah dan tak berdaya dalam masyarakat. Justeru pada orang seperti ini Tuhan sungguh-sungguh berkarya karena memang orang tersebut mengimani Yesus. Sikap Yesus seperti ini hendaknya menjadi sikap kita terutama ketika berhadapan dengan orang yang sedang mengalami kesulitan, penderitaan bahkan kematian. Opsi kita pada mereka dalam pelayanan kita adalah tanda kita melayani Yesus. Yesus berkata, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk saudara yang paling hina ini, kalian lakukan untuk Aku” (Mat 25:40).

Santu Paulus dalam bacaan pertama, menulis, “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu”. Tugas seorang pengikut Kristus bagi Paulus adalah mewartakan kasih karunia Allah kepada sesama dan mengingatkan bahwa Tuhan senantiasa menyertai setiap hidup pribadi. Warta sukacita ini kiranya tepat dengan kehidupan St. Monika yang tak kenal lelah memperkenalkan Yesus kepada anak dan suaminya. Paulus juga bersukacita karena iman jemaat di Tesalonika makin bertambah, cinta kasih juga makin tumbuh subur di dalam jemaat dan mereka juga tabah dalam segala penderitaan. Bagi Paulus, semua hal ini sangat menyenangkan hatinya dan ia mengatakan bahwa nama Tuhan akan dipermuliakan dalam diri mereka dan mereka sebagai jemaat ada di dalam Tuhan.

Sambil merayakan peringatan St. Monika, kita patur bersyukur kepada Tuhan karena Ia selalu memberi model kehidupan melalui para kudus. Santa Monika memberi inspirasi kepada semua ibu yang memiliki beban di dalam keluarga: sulit dalam pendidikan anak-anak dan komunikasi yang tidak positif dengan sang suami. Di dalam kesulitan-kesulitannya, Monika mendapat anugerah istimewa dari Tuhan dengan memenangkan jiwa anak dan suaminya. Maka janga cepat putus asa, kuatkan hatimu karena Tuhan pasti akan menaruh belas kasih ke atasmu.

Yesus juga memberi insipirasi tersendiri bagi kita. Ia begitu terbuka dan menaruh belaskasih kepada janda di Nain. Tentu janda itu sangat menderita karena nyaris kehilangan puteranya tetapi Yesus hadir dan membangkitkannya. Yesus selalu siap untuk memperhatikan orang yang membutuhkan bantuanNya. Sikap Yesus ini mendorong kita untuk memiliki opsi yaitu perhatian kepada kaum miskin dan lemah. Semua orang akan mengagungkan Tuhan ketika martabat kaum kecil diangkat, diperhatikan oleh sesamanya. Terkadang para janda selalu menjadi korban pelecehan verbal dan fisik. Nah, hari ini Tuhan mengubah arah pikiran dan pandangan kita untuk memperhatikan martabat mereka yang kecil dan nyaris tersingkir dalam masyarakat kita.

Doa: Santa Monika, doakanlah kami. Amen

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply