Renungan 29 September 2012

Pesta Para Malaikat Agung
St. Mikhael, St. Rafael dan St. Gabriel
Dan 7:9-10.13.14
Mzm 138: 1-2ab.2cde-3.4.5
Yoh 1:47-51

Para Malaikat adalah Pelayan Tuhan

imageKita dihadapkan pada satu pertanyaan: “Siapakah para malaikat itu?” Menurut Kompendium Katekismus Gereja Katolik, Malaikat adalah ciptaan yang murni dan rohani, tanpa badan, tidak kelihatan, tidak dapat mati dan makhluk pribadi yang dianugerahi akal budi dan kehendak. Mereka selalu memandang Allah dari muka ke muka, memuliakan Dia, melayani Dia dan mereka adalah pembawa pesan Allah dalam pelaksanaan misi keselamatan bagi semua manusia (KKGK, 60). Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan permohonan (KGK, 336). Sedangkan dalam tradisi suci, St. Basilius Agung mengatakan bahwa para malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala supaya mengantarnya kepada kehidupan. Santu Gregorius Agung mengatakan bahwa para malaikat itu kita kenal bukan berdasarkan hakikatnya tetapi berdasarkan perannya bagi manusia. Gereja bersatu dengan para Malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka, dan memperingati beberapa di antara mereka dalamm liturgi.

Pada hari ini seluruh Gereja katolik merayakan Pesta para Malaikat Agung. Di dalam Kitab Suci dan tradisi Gereja terdapat tiga nama Malaikat Agung yakni St. Mikhael, St. Gabriel dan St. Rafael. Mikhael berarti Siapa yang seperti Allah. Ia memimpin balatentara para Malaikat yang mencampakkan setan dan para malaikat pemberontak ke dalam neraka. Ia juga bertugas untuk menghunus pedang sehingga dapat memisahkan orang yang baik dan jahat (Why 12:7). Gabriel artinya kekuatan Allah. Dialah yang membawa khabar sukacita Allah kepada Bunda Maria (Luk 1:1-19; Dan 8:17; 9:12 dan Luk 1:5-22.26.38). Rafael artinya kesembuhan dari Allah. Dialah yang menyembuhkan mata Tobit yang buta (Tobit 5).

Dalam Bacaan Pertama dari Kitab Daniel kita mendapat gambaran bahwa Daniel melihat takhta-takhta yang dipasang dan seorang Yang Lanjut Usia yang berpakaian putih seperti salju, berambut bersih duduk di atas takhta tersebut. Takhtanya dari nyala api dan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Sungai api timbul dan mengalir di hadapanNya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapanNya. Daniel juga melihat seorang seperti Anak Manusia yang muncul dan diserahi kekuasaan sebagai raja. Segala suku dan bangsa mengabdi kepadaNya, kekuasaanNya kekal, KerajaanNya tidak binasa.

Di dalam Kitab Wahyu, kita mendapat gambaran bahwa Malaikat Agung Mikhael adalah perwira yang gagah perkasa yang dapat mengalahkan balatentara iblis. Gereja melihat kisah ini dalam konteks pengorbanan diri para martir yang menumpahkan darah mereka karena mengimani Kristus. Kristus sendiri adalah martir agung yang bertindak sebagai Anak Domba Paskah. Kemartiran bukan hanya menumpahkan darah tetapi sikap militansi gereja di dunia ini untuk mengalahkan kejahatan dengan bantuan kuasa surgawi.

Di dalam bacaan Injil kita memiliki tokoh Natanael sebagai orang yang murni hatinya sehingga dapat melihat Tuhan. Ketika berjumpa pertama kali, Yesus berkata kepadanya bahwa ia adalah orang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalam dirinya. Yesus mengatakan Natanael demikian karena Ia mengenalnya sebelum mereka saling bertemu yaitu di bawah pohon ara. Natanael pun mengakui Yesus sebagai Rabi, Anak Allah dan Raja orang Israel. Yesus berkata kepadanya, “Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”

Merayakan pesta para Malaikat Agung, kita semua diarahkan pada satu pemahaman bahwa Allah kita itu suka menolong. Allah kita suka melayani umat kesayanganNya. Allah menolong kita dengan kuasaNya sebagai Allah (Mikhael), Allah menolong dengan kekuatanNya (Gabriel) dan Allah menolong dengan menyembuhkan semua orang (Rafael). Nama-nama Malaikat Agung ini menggambarkan sifat Allah sebagai kasih sejati yang menolong dan melayani umatNya. Inilah yang diakui juga oleh St. Gregorius Agung bahwa para malaikat itu kita mengerti lewat perannya bukan hakikatnya.

Para malaikat beribu-ribu dan beratus-ratus melayani Tuhan siang dan malam. Kita semua juga menyadari bahwa hidup kita kelak di surga juga akan menjadi “seperti malaikat” yang melayani Tuhan selamanya (Mat 22:30; Mrk 12:25; Luk 20:36). Kalau Allah saja melayani manusia melalui para malaikatNya, kita pun dipanggil untuk melayani Tuhan dan sesama. Kita dipanggil untuk melawan kejahatan di dunia yang tentu berlawanan dengan sifat Allah sebagai mahabaik (Mikhael). Kita dipanggil untuk memiliki kekuatan mewartakan kabar sukacita seperti Gabriel. Kita juga dipanggil untuk menyembuhkan orang-orang sakit (Rafael). Mari melayani Tuhan dan sesama dengan sungguh-sungguh!

Doa: Tuhan, terima kasih atas para MalaikatMu yang Engkau berikan untuk melayani dan menolong kami. Amen.

PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply