Renungan 26 Oktober 2012

Hari Jumat, Pekan Biasa XXIX

Ef 4:2-3

Mzm. 24:1-2.3-4ab.5-6

Luk: 12:54-59

Hiduplah sepadan dengan Panggilanmu!

Seorang Bapa dalam sharing keluarga, mengungkapkan bahwa ia merasa sebagai Bapa untuk anak-anak dan sebagai suami yang sukses. Ia merasa sukses karena selalu melihat hal-hal yang terbaik dalam diri istri dan anak-anaknya dan berusaha melupakan kelemahan dan kesalahan mereka. Dia bahkan berjanji untuk setia dalam panggilan sebagai seorang bapa di dalam keluarga. Seorang ibu juga mengakui diri sebagai istri yang bahagia karena selalu terbuka dan berkomunikasi baik dengan suaminya. Dia juga mendidik anak-anak untuk bertumbuh dalam kasih. Seorang Romo juga merasa bahagia dengan panggilannya. Meskipun banyak kesulitan dalam hidup dan pelayanan sebagai imam namun ia tetap merasakan kasih Tuhan yang tiada habis-habisnya. Dari situ ia berjanji untuk menjadi Romo yang baik untuk umat dan Tuhan.


Beberapa kesaksian di atas membuka wawasan kita untuk memahami panggilan sebagai anugerah yang indah dan berharga dari Tuhan. Oleh karena itu rasa syukur atas panggilan hidup perlu dimiliki oleh setiap orang. Kadang-kadang orang lupa bersyukur untuk menjadi bapa, ibu, anak atau syukur atas jabatan tertentu dalam berkarya. Mungkin orang lebih suka menunggu manakala ada kesulitan baru mendekatkan diri pada Tuhan. Padahal, dalam situasi apa saja orang harus setia dalam panggilannya.


Santo Paulus menunjukkan teladan yang baik. Dari dalam penjara Paulus mengingatkan jemaat di Efesus untuk tidak menyia-nyiakan pewartaannya. Dia telah bekerja keras menghadirkan Injil maka kiranya jemaat Efesus hidup mereka sepadan dengan panggilan mereka sebagai pengikut Kristus. Orang kristiani berarti orang yang hidup dalam jalan Tuhan. Hari demi hari Yesus adalah segalanya bagi mereka.


Lebih jelas Paulus menulis: “Hendaklah kalian selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera. Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kalian telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu”. Kebajikan-kebajikan kristiani seperti rendah hati, lemah lembut dan sabar adalah kebajikan dasar yang kalau dihayati dengan baik akan membuat semua orang menjadi satu. Pikirkanlah, apakah anda orang yang rendah hati? Apakah anda orang yang lemah lembut? Apakah anda juga orang yang sabar? Apakah anda juga orang yang mampu mengasihi?


Persekutuan sebagai umat Tuhan dapat berjalan dengan baik kalau orang rendah hati, lemah lembu dan sabar. Seringkali kebajikan-kebajikan kristiani ini disepelekan. Bagaimana jemaat dapat berkembang dan membangun persekutuan kalau orang hidupnya jauh dari ajaran Tuhan? Paulus juga mengingatkan mereka bahwa Roh Kudus berkarya dan mempersatukan mereka. Persekutuan dalam Roh akan membuat mereka merasakan sebuah persaudaraan yang penuh kedamaian dan kasih. Dengan semangat ini, mereka juga akan merasakan kehadiran Tuhan yang esa, yang selalu mencintai mereka.


Menjadi pertanyaan kita adalah apa yang harus kita lakukan? Di dalam bacaan Injil, Yesus memberi satu rumusan: “Kita harus pandai membaca tanda-tanda zaman!” Di dalamĀ  peredaran waktu, semua orang perlu merasakan kehadiran Tuhan. Dia yang menciptakan alam semesta, Dia juga hadir dan menunjukkan diriNya lewat ciptaanNya. Maka hiduplah sepadan dengan panggilanmu.


Doa: Tuhan bantulah kami untuk menjadi saudara! Amen


PJSDB

Leave a Reply

Leave a Reply