Renungan 20 Desember 2012

20 Desember

Yes 7:10-14
Mzm 24:1-2.3-4b.5-6
Luk 1:26-38
Tuhan menyertai engkau!
Permenungan kita kemarin 19 Desember adalah khabar sukacita tentang kelahiran Simson dan Yohanes Pebaptis. Inti khabar sukacitanya adalah Tuhan menggunakan orang-orang kecil dan lemah untuk menyatakan diri dan kemuliaanNya di dalam diri anak-anak yang lahir. Siapakah orang-orang kecil itu? Mereka adalah orang tua, sudah lanjut usia, tetapi Tuhan menunjukkan kasih setianya dengan berjanji untuk memberikan keturunan baru. Mengapa Tuhan berjanji? Karena Tuhan melihat iman orang tua Simson yaitu Manoha dan isterinya, dan Zakaria beserta Elisabeth isterinya. Mereka adalah orang tua saleh yang patut mendapat berkat dari Tuhan.
Saya teringat pada keluarga sederhana di sebuah kampung. Suami isteri itu memiliki kerinduan supaya anak mereka yang baru lahir itu memiliki masa depan yang bagus. Sebelum anak itu lahir dokter sudah memberikan vonis bahwa anak itu bakalan cacat seumur hidup. Orang tuanya tidak merasa resah dengan vonis dokter ini. Mereka mempercayakan semuanya kepada Tuhan. Lagi pula orang tuanya percaya bahwa proses kelahirannya sudah normal dan Tuhan pasti akan memberinya hidup normal. Mukjizat Tuhan sungguh terjadi. Anak itu bertumbuh sehat hingga sekarang ini. Ketika saya bertanya kepada ibu dan bapa tentang pengalaman ini, mereka hanya menjawab, “Karena Tuhan menyertai kami sekeluarga”.  
Pada hari ini Tuhan menunjukkan penyertaanNya bagi dua keluarga. Keluarga pertama adalah Raja Ahaz dalam Kitab nabi Yesaya. Raja Ahaz secara politis terisolasi. Para tentara Israel dan Damaskus sedang terdesak dan seakan melarikan diri. Dalam situasi seperti ini, Yesaya mengusulkan kepada raja untuk percaya kepada Tuhan. Tetapi raja justru berkeinginan untuk tetap bertempur. Namun Yesaya tetap menawarkan solusi yang  terbaik dari kuasa Tuhan. Tuhan melalui Yesaya berkata kepada Ahaz: “Mintalah suatu tanda dari Tuhan, Allahmu, entah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah, entah sesuatu dari tempat tertinggi yang diatas” (Yes 7:10). Tetapi Ahaz menjawab, “Aku tidak mau minta! Aku tidak mau mencobai Tuhan!” (Yes 7:12). 
Bagi nabi Yesaya, jawaban dari raja ini bukan menunjukkan ketulusan iman. Hal sesungguhnya terjadi adalah kemunafikan sang raja. Maka nabi Yesaya geram dan berkata, “Baiklah! Dengarlah, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu tanda: Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia Immanuel.” (Yes 7:13-14)
Siapakah Immanuel itu? Nabi Yesaya merujuk pada putera Ahas yang masih di dalam kandungan istrinya. Nama Putera Ahas adalah Hizkia. Nama Hizkia berarti Tuhan adalah kekuatanku. Hizkia nantinya terkenal sebagai raja yang saleh dan sebagai raja yang mantap secara politis. Pada masa pemerintahannya Samaria runtuh (2Raj 18:10) sekitar tahun 722sM. Penyerbuan atas Yehuda oleh Sanherib pada tahun 701sM dikatakan tahun ke-14 raja Hizkia (2Raj 8:13). Nah, Hizkia kemungkinan besar sebagai figur yang dijanjikan Allah di dalam keluarga ini. Dia menjadi prefigurasi sang Juru Selamat dunia oleh Tuhan sendiri. Kitab Perjanjian Baru, mengikuti terjemahan Septaquinta, dikatakan bahwa oracle nabi Yesaya ini berhubungan dengan Yesus sebagai Immanuel dan Maria ibunya. 
Penginjil Lukas membeberkan berita sukacita tentang kelahiran Yesus. Detail-detail tertentu yang kita dengar dalam Injil hari ini: Bulan ke enam, Tuhan mengutus Malaikat Gabriel kepada Maria. Terjadiah dialog antara Malaikat Gabriel dengan Maria. Malaikat berkata, “Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putera dan berilah nama Yesus”. Maria mengatakan persetujuannya bersama dengan malaikat ketika menjawab, “Aku ini hamba, terjadilah padaku menurut perkataanMu”. Dengan mengatakan persetujuannya ini maka Maria menjadi segalanya bagi Tuhan dan manusia. Sikap Maria ini menjadi model dan panutan bagi kita untuk menjawabi kehendak Allah. Apa pun tantangan yang kita hadapi, hadapilah dengan sukacita karena Tuhan adalah Immanuel bagi kita.
Hari ini menjadi sangat istimewa karena janji Tuhan dipenuhi. Ia memperhatikan hamba yang hina dina. Dialah Yesus sendiri yang kita imani, sahabat orang-orang berdosa dan kaum pinggiran. Dialah satu-satunya penyelamat kita. Dia lahir untuk kita semua. Bagaimana anda dan saya menyambut kedatanganNya? Mari kita membangun semangat pertobatan. Apalah artinya memperoleh seluruh dunia, kalau kita sendiri tidak hidup baik sebagai orang percaya. Ingatlah, keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus Tuhan kita. Tuhan menyertai engkau! Hari ini ulangi perlahan-lahan kalimat ini: “Tuhan menyertai saya”.
Doa: Tuhan, sertailah kami semua, bimbinglah kami ke jalan yang benar. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply