Renungan 29 Juli 2013

St.Marta
1Yoh 4:7-16
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
Yoh 11:19-27

 

 
Tuhan sekiranya Engkau ada di sini!
 
Pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan peringatan St. Marta. Marta berarti nyonya rumah. Kisah hidupnya kita ketahui dari Injil Lukas dan Injil Yohanes. Di dalam Injil Lukas terungkap jelas bahwa Marta memiliki dua saudara yaitu Maria dan Lazarus. Mereka bertiga adalah sahabat-sahabat yang disayangi Yesus. Ketika Yesus dan para muridNya mengunjungi keluarga ini, Marta sibuk melayani sedangkan Maria duduk dekat kaki Yesus dan mendengar semua perkataanNya. Ketika Lazarus jatuh sakit, Marta dan Maria mengirim khabar kepada Yesus. Pada saat itu Yesus berada di seberang sungai Yordan, jauh dari Betania, kampung halamannya Lazarus. Isi penyampaian memang singkat tetapi sangat berarti: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit”. Yesus sengaja tinggal di sana dua hari lalu pergi ke Betania untuk menghibur Maria dan Marta.
 
Ketika Marta berjumpa dengan Yesus, Marta berkata, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak akan mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepadaMu segala sesuatu yang Engkau minta kepadaNya”. Yesus berkata kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit”. Marta berkata kepada Yesus: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman”. Yesus menjawab, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walau pun sudah mati”. Marta mengungkapkan imannya dengan berkata, “Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dunia ini”
 

Di dalam  perikop Injil hari ini kita berjumpa dengan figur-figur penting. Pertama, Yesus sendiri. Yesus adalah sahabat Marta, Maria dan Lazarus. Diceritakan bahwa Yesus mengasihi Marta, Maria dan Lazarus (Yoh 11: 5-6). Dalam konteks relasi persahabatan di antara mereka, benar-benar menunjukkan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Yesus sungguh manusia ditunjukkan dengan persahabatan yang akrab dengan Marta dan Maria serta saudara mereka Lazarus. Berita tentang sakit dan kematian Lazarus cepat menyebar. Yesus ketika mendengar kematian Lazarus, Ia berkata, “Lazarus saudara kita tertidur.” Yesus menunjukkan ke-Allahannya dengan membangkitkan Lazarus yang sudah meninggal 4 hari. Kedua, Marta membantu kita untuk memahami makna cinta kasih yang benar kepada Tuhan melalui semangat melayani. Ia selalu siap untuk melayani Tuhan dan sesama manusia, kapan dan di mana ia dibutuhkan. Ia juga bergerak, pergi mendapatkan Yesus untuk berbicara tentang Lazarus. Dalam dialog dengan Yesus, ia menujukkan perkembangan iman yang menakjubkan. Ketiga,Maria. Dikisahkan bahwa Maria tetap berada di rumah. Ia tinggal karena masih berduka atas meninggalnya saudara mereka Lazarus dan menerima tamu yang datang untuk menghibur mereka. Ia tetap menunjukkan hidupnya sebagai murid yang tekun mendengar Sabda dan melakukannya di dalam hidup.

 

 
Semua figur di dalam Alkitab menjadi model kekudusan bagi kita semua. Seluruh hidup mereka hanya untuk Tuhan. Ini juga merupakan persembahan yang sangat berarti bagi Tuhan. Dasarnya adalah cinta kasih. Yohanes dalam bacaan pertama, menulis, “Anak-anakku yang terkasih, marilah kita saling menaruh cinta kasih, sebab cinta kasih berasal dari Allah, setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah, sebab Allah adalah cinta kasih”. Allah adalah kasih (1Yoh 4:8.16). Dari kodratNta Dialah kasih sejati, yang tidak berkesudahan. Di samping Allah digambarkan sebagai kasih yang kekal, Ia juga yang memulai segalanya dalam kasih. Ia mencurahkan segala kasihNya kepada manusia dan diharapkan bahwa kita semua juga saling mengasihi satu sama lain.
 

Santa Marta hari ini menginspirasikan kita untuk menjadi pribadi yang setia di dalam rumah tangga dan komunitas, memiliki semangat iman, praktis, ramah dan rajin dalam berkarya. Di samping itu imannya kepada Yesus juga berkembang. Tadinya mungkin ia hanya mengenal Yesus sebagai sahabat yang sering menginap di rumahnya, tetapi seiring waktu ia juga melihat ke-Allahan Yesus. Ia menyatakan imannya kepada Yesus bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Ungkapan iman yang lebih sempurna adalah ketika ia takjub melihat saudaranya Lazarus yang sudah berada di liang kubur 4 hari dapat dibangkitkan oleh Yesus. Lazarus bangun dan keluar dari kuburnya. Ini adalah peristiwa yang sangat meneguhkan iman Marta dan tentu bagi kita semua semua saat ini. Yesus adalah segalanya!


Setiap orang memiliki pergumulan hidup tertentu. Ada orang bergumul dengan dirinya karena banyak persoalan yang harus dicari solusinya. Ada orang yang mengalami penolakan tertentu di dalam hidupnya. Ada juga yang kehilangan orang-orang yang dikasihi karena kematian atau perpindahan ke tempat tugas yang baru. Pergumulan hidup itu jangalah menjadi penghalang untuk berjumpa dengan Tuhan. Kata-kata Marta: “Tuhan, sekiranya Engkau berada di sini!” Di dalam pergumulan hidup kita juga sering bertanya, tentang eksistensi Allah, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini maka… tetapi mengapa masih ada kejahatan, pertikaian di dunia?”. Kita percaya kepada semua rencana dan kehendak Tuhan di dalam hidup pribadi, komunitas dan segala pekerjaan kita.

 
Doa: Tuhan, kami berterima kasih kepadaMu karena Engkau menganugerahkan kami Santa Marta. Ia menunjukkan kekudusan dalam hidupnya. Semoga kekudusannya menginspirasikan seluruh hidup kami saat ini. Amen
PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply