Kisah umat Israel menuju ke tanah terjanji dihiasi oleh pengalaman-pengalaman yang luhur di dalam diri Musa, Harun dan Yosua dan juga di dalam diri umat Israel. Umat Israel sendiri mengalami pergumulan di padang gurun. Hal-hal yang mendominasi kehidupan mereka adalah mereka suka bersungut-sungut soal makanan dan minuman, mereka ingin melihat Allah yang sebenarnya sehingga mereka membuat patung anak lembu jantan dari emas dan ketakutan mereka ketika mendengar tentang para penghuni tanah Kanaan yang berbadan raksasa dan kanibal. Musa, Harun dan Yosua sendiri mengalami tantangan yang besar dari umat Israel. Sikap menggerutu, bersungut-sungut dan marah diarahkan kepada Tuhan melalui Musa. Tentu hal-hal ini membuat Musa, Harun dan Yosua kurang percaya diri di hadapan Tuhan. Mereka juga mengalami Krisis iman. Kepada Musa dan Harun, misalnya, Tuhan mengatakan bahwa mereka berdua tidak akan ikut masuk ke tanah terjanji.
Musa melanjutkan pesan-pesan penuh motivasi kepada umat Israel sebelum mereka masuk tanah terjanji. Mereka diharapkan untuk tidak merasa takut karena Tuhan menyertai mereka. Para musuh akan ditaklukan Tuhan dan Tuhan sendiri akan menyerahkan para musuh itu kepada mereka. Musa juga menguatkan Yosua, pemimpin baru Israel. Ia berkata, “Kuatkan dan teguhkan hatimu, sebab engkau akan masuk bersama bangsa ini ke negeri yang telah dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Engkau akan memimpin mereka…Jangan takut dan jangan patah hati.”Kata-kata peneguhan Musa ini sangat dirasakan oleh Yosua di saat memimpin umat Israel masuk ke tanah terjanji.
umat Israel untuk masuk ke tanah terjanji dengan selamat dengan menyebarang sungai Yordan. Sungai Yordan adalah tempat memembersihkan mereka dari hidup lama yang penuh dengan sikap menggerutu, menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan. Mereka akan masuk ke tanah terjanji sebagai makhluk atau ciptaan baru. Kita para pengikuti Kristus juga dibimbing oleh Yesus, nama yang sama maknanya dengan Yoshua, melalui sakramen pembaptisan untuk masuk tanah terjanji abadi yaitu surga. Di sinilah kita melihat sejarah keselamatan menjadi sempurna di dalam diri Yesus sendiri. Yesus menggenapinya dengan sempurna.
Yesus menghadirkan Kerajaan Surga. Kerajaan Surga secara rohani merupakan situasi yang dirasakan manusia di mana Allah melalui Yesus Kristus menjadi raja, Mesias yang membebaskan dari belenggu-belenggu dosa. Penginjil Matius hari ini menghadirkan ciri khas dari Kerajaan Surga yakni Kerajaan yang penuh belaskasih dan sederhana. Diceritakan bahwa pada suatu kesempatan para murid bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga. Yesus mengatakan bahwa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga adalah orang yang bertobat dan rendah hati. Anak kecil adalah model kepolosan, kepasrahan kepada Tuhan. Anak-anak itu selalu mengandalkan orang tua dan orang dewasa. Anak-anak Allah adalah mereka yang hari demi hari mengandalkan Tuhan bukan mengandalkan dirinya sendiri. Mengapa? Karena terlepas dari Yesus, kita semua tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5).