Renungan 10 September 2013

Hari Selasa, Pekan Biasa XXIII

Kol 2:6-15
Mzm 145: 1-2.8-9.10-11
Luk 6:12-19

Hidup di dalam Kristus

“Romo, apakah anda bahagia sebagai pengikut Kristus?” Ini adalah sebuah pertanyaan dari seorang siswa kelas IV Sekolah Dasar. Kebetulan pada saat itu ia sedang membaca sebuah buku berisi daftar pertanyaan-pertanyaan pelajaran agama katolik. Ia membacanya dengan suara lantang. Saya mendengarnya dan spontan memandang kepada anak itu karena saya adalah satu-satunya romo yang ada di dalam ruangan itu. Ia sendiri tidak memandang kepada saya. Namun demikian pertanyaan itu tetaplah sebuah pertanyaan refleksi yang sangat mendalam: “Romo, apakah anda bahagia sebagai pengikut Kristus?” Saya kemudian duduk menyendiri, merenung kembali pertanyaan anak itu dan di hadirat Tuhan saya berani mengatakan kepadaNya: “Tuhan hingga saat ini saya masih merasa bahagia sebagai imamMu dan sebagai pengikutMu!” Ini hanya sebuah pengalaman sederhana. Rasanya memang kekanak-kanakan tetapi memiliki makna yang mendalam bagi peziarahan hidup rohaniku. Setiap hari saya bertanya di dalam diriku, bahagiakah aku sebagai imam? Bahagiakah aku sebagai pengikut Kristus? Pertanyaan ini sekaligus membaharui hidupku di dalam Kristus.

Pada hari ini Santo Paulus melanjutkan sharingpengalaman dan pengajarannya tentang Kristus. Ia berkata kepada jemaat di Kolose: “Saudara-saudara, kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan  kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh di dalam iman, yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” (Kol 2:6-7). Ini adalah harapan Paulus supaya jemaat di Kolose dapat hidup sebagai pengikut Kristus yang bermutu. Dikatakan hidup sebagai pengikut Kristus yang bermutu karena: menerima Kristus, hidup di dalam Kristus, hidup berakar pada Kristus, dibangun di atas Kristus, teguh di dalam iman kepada Kristus, hati melimpah dengan syukur kepada Kristus. Ini adalah elemen-elemen penting dalam berelasi dengan Tuhan Yesus Kristus. Dengan kata lain, kalau anda ingin bahagia bersama Kristus maka elemen-eleman ini esensial di dalam hidup pribadi. Anda dan saya menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita.

Paulus juga memberi wejangan kepada jemaat di Kolose untuk berhati-hati terhadap ajaran-ajaran sesat. Banyak ajaran filsafat yang kosong dan menyesatkan iman. Hanya di dalam Yesus Kristus, berdiamlah secara jasmani seluruh kepenuhan Allah. Dia adalah kepala dan Penguasa seluruh umat manusia. Bagi Paulus, dengan sakramen pembaptisan, kita semua sudah bersatu dengan Dia di dalam kematian karena dosa-dosa kita dan kita juga sudah dibangkitkan bersama Dia oleh Roh Allah yang Mahatinggi. Iman kita kepada Allah membantu kita untuk ikut merasakan kebangkitanNya.


Paulus memang sudah mengamati situasi orang-orang di Kolose. Banyak pengaruh ajaran-ajaran sesat, ajaran-ajaran Filsafat yang dapat mengganggu kebenaran Injil yang sudah mereka terima. Untuk itu Paulus tetap memberi motivasi yang baik, berlandaskan iman kepada Kristus supaya mereka juga tetap menerima Kristus dan bertumbuh bersamaNya. Hal yang paling penting adalah bagaimana orang berusaha terus menerus untuk hidup selaras dengan ajaran Kristus dan dengan demikian Ia juga hidup di dalam Kristus. Kita secara pribadi pun perlu menyadari bahwa kita hidup di dalam Kristus!

Kita tidak hanya diingatkan oleh Paulus untuk hidup di dalam Kristus. Yesus dari bacaan Injil hari ini juga memberi teladan bahwa Ia hidup bersama Bapa. Bagaimana Ia menyatakan kebersamaanNya dengan Bapa di Surga? Melalui doa. Penginjil Lukas memberi kesaksian bahwa Yesus selalu mencari waktu-waktu yang istimewa untuk berdoa dan kali ini sebelum memanggil murid-muridNya, Ia berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ia mau mendengar rencana Bapa untuk setiap rasul atau utusan yang akan dipanggilNya pada siang hari. Inilah nama-nama para Rasul yang hidup dalam Kristus untuk pertama kalinya: Simon Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Thomas, Yakobus Anak Alfeus, Simon orang Zelot, Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot. Dari keduabelas Rasul ini, Lukas langsung menanbhakan dalam Injil Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Keduabelas pria sejati ini menjadi duta atau utusan Tuhan. Merekalah yang pertama-tama merasakan hidup bersama atgau hidup di dalam Kristus. Mereka juga yang menunjukkan bahwa hidup bersama Kristus itu berarti selamanya bersama Kristus. Di samping keduabelas orang terpilih, masih banyak orang yang berdatangan dari Yudea, Yerusalem dan dari pantai Tirus dan Sidon. Mereka semua mau mendengar Yesus dan memohon kesembuhan. dari segi geografis, bisa dikatakan bahwa Yesus membawa keselamatan kepada semua orang, keselamatan universal.

Hidup  di dalam Kristus berarti selalu bersatu dengan Kristus dalam doa. Persatuan yang akrab dalam doa memiliki dampak yang besar di dalam diri pribadi setiap orang yang percaya kepadaNya. Dampak yang dimaskudkan adalah berupa perubahan yang radikal di dalam diri setiap pribadi, keterarahan hidup hanya kepada Yesus. Kini setiap orang yang dibaptis adalah para utusan baru, para rasul baru di jaman ini yang membawa kasih Injili kepada sesama yang lain. Orang lain yang belum mengenal Kristus hendaknya merasakan perubahan radikal di dalam diri mereka, dalam arti mereka juga semakin serupa dengan Yesus karena kehadiran orang beriman kepada Kristus. Anda dan saya adalah rasul zaman ini. Kuncinya adalah pada doa tanpa henti!


Doa: Tuhan Bapa di dalam Surga, kami bersyukur kepadaMu karena Engkau menyadarkan kami untuk dapat membangun relasi yang mendalam dengan Dikau. Bantulah kami untuk selalu bersatu dengan Engkau di dalam doa. Semoga kami juga membawa banyak orang untuk menjadi dekat dengan Dikau. Amen

PJSDB
Leave a Reply

Leave a Reply